Sayangnya, kalau kita tengok ke belakang perjuangan revolusi kaum marxis abad ke-20, kita menyaksikan bahwa sapuan indah gambaran makro tentang gagasan yang tertuang dalam Manifesto, berbicara dalam kenyataan yang berbeda. Risalah Manifesto kerapkali menjelma menjadi cetak biru bagi praktik-praktik
manusia di sana ialah makhluk pekerja sehingga satu dimensi padahal manusia tidak hanya berada di ranah itu ia bisa menjadi makhluk bermain, makhluk sosial, makhluk bijaksana, dll
baccu mentalitasnya lain Airlangga Pribadi Kusman dalam Prisma mengatakan bahwa sejak zaman Pak Harto kita tuh pemburu rente atau laba dengan kata lain selama mendapat keuntungan tidak masalah sementara untuk urusan menguasai ilmu yang terdapat di sana belakangan
"Kita harus bersabar. Mari kita mulai dari hal-hal kecil, dari diri sendiri, dan mulai hari ini." — Ayatrohaedi
Jalan kesadaran menuntun kita menyadari sumber masalah sebenarnya, yaitu si “aku” yang menghakimi negatif pikiran-perasaan, si “aku” yang merasa terganggu dengan pikiran - perasaan, si “aku” yang ingin melawan, mengubah, dan menghilangkannya. Seorang guru mengatakan: Bukan pikiran - p...
jujur aja ane ndak mengikuti dia jadi baru tahu isi kontennya begitu :hammer barangkali masih menganggap anak sebagai aset, Gan :cd