"Banyak jerat dan bekas jejak perburuan lain yang ditemukan petugas lapangan kami, artinya perburuan terus berlangsung," ujar Said di Bengkulu (29/6/2021).
Kepala Seksi Wilayah 1 Balai Konservasi Sumber Daya Alam Provinsi Bengkulu Said Jauhari mengatakan, saat ini populasi keseluruhan harimau sumatra tidak lebih dari 400 ekor. Angka ini terus berkurang dengan perburuan liar yang terus dilakukan dengan berbagai cara berdasarkan identifikasi lapanga...
Keberadaan harimau sumatra (Panthera Tigris Sumatrae) sebagai predator puncak mata rantai kehidupan satwa liar di hutan Sumatera semakin mengkhawatirkan. Status satwa dilindungi yang disematkan pemerintah Republik Indonesia ternyata tidak membuat jeri para pemburu liar yang mengejar pundi-pundi...
"Kami melakukan kerjasama dengan komite dan orang tua, agar sekolahnya tidak lama di kelas sekitar 3 jam saja kemudian disuruh pulang. Kami menerapkan sistem ganjil genap, ganjil senin rabu jumat untuk kelas 1, 3 dan 5, kalau genap selasa kamis sabtu kelas 2,4 dan 6. Sehingga ruangannya bisa...
Hal itu dilakukan untuk mengikuti himbauan dari Pemerintah, selain itu agar para siswa bisa belajar dengan aman dan nyaman.
Selama pandemi, sistem belajar mengajar menerapkan sistem ganjil genap, yakni genap (Senin, Rabu, dan Jumat) untuk kelas 1,3, dan 5. Berikutnya, genap (Selasa, Kamis, Sabtu) untuk siswa kelas 2, 4, dan 6.
"Kalau sekarang karena sudah permanen dan bangunan baru sehingga anak-anak lebih termotivasi untuk belajar termasuk guru-guru lebih nyaman dalam mengajarnya," ujarnya.
Para siswa pun bergembira karena bisa belajar dengan tenang tanpa gangguan. Bila biasanya ketika cuaca panas mereka sering harus menahan panas karena atap terbuat dari seng, begitupun ketika musim hujan, muncul bocor di mana-mana, tambahan ruang kelas baru membuat kegiatan belajar jadi nyaman. Para
"Prosesnya 2 bulan lebih untuk ruangan 2x7 bagi kelas 5 dan 6. Proses pembangunannya sudah pakai tembok dan ada lantainya, pokoknya standar bangunan sekolah lainnya," kata Muhasir.
Bantuan ini berawal pada 2019, saat Muhasir mendapat bantuan pembangunan sekolah dari BRI Peduli yang dipergunakan untuk membuat gedung sekolah lebih layak pakai. Pembangunan kelas pun disegerakan agar pendidikan siswa tak terhenti.
Kabar baik datang di tahun 2020. Berkat bantuan CSR dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, 170 siswa bisa belajar dengan nyaman usai mendapatkan tambahan 2 kelas baru.
"Kadang-kadang kami belajar di pohon yang tumbuh di pekarangan sekolah. Kalau kelas 1-2 gabung, kadang-kadang kalau matahari tidak terlalu panas kita ajak mereka belajar di luar kelas selama beberapa tahun, cukup efektif kok yang terpenting anak-anak bisa belajar sambil bermain," ujar M...
Sebagian siswa belajar di bawah rindangnya pohon taman madrasah. Sementara sebagian lagi belajar di dalam kelas. Bahkan terkadang para siswa belajar secara massal.
Kendati begitu pengelola yayasan tak pendek akal, demi menampung semua siswa belajar maka diterapkan sistem rolling atau bergantian.
Seiring berjalannya waktu, jumlah siswa terus bertambah. Tentunya hal itu menjadi tantangan bagi pengelola dengan kondisi jumlah kelas yang terbatas.
Di ruang kelas sederhana ini, para siswa berseragam putih dan merah menempa ilmu agama dan pengetahuan lainnya.
"Bangunannya belum bangunan permanen, masih pakai papan dan bedeg dan masih beralaskan tanah untuk 4 kelas untuk menampung siswa kelas 1 sampai kelas 6, tapi kami hanya bisa membangun dengan swadaya dan uang pribadi itu hanya 4 kelas saja," ungkapnya.
Ruang yang hanya menggunakan papan dan dinding yang terbuat dari bambu atau bedeg dan beralaskan tanah.
Namun, saat itu ayah Muhasir memiliki keterbatasan biaya untuk bisa membangun gedung madrasah secara permanen. Bersyukur, atas bantuan swadaya masyarakat dan modal pribadi, dibangunlah sebanyak 4 ruang kelas meski sederhana.
"Ternyata hasil analisis ayah saya, di desa ini perlu. Karena Desa Banggo ini ada 11 dusun tapi belum ada Madrasah Islam," kata Muhasir kepada Liputan6.com, Rabu (30/6/2021).