Seperti dilansir dari Antara, dia pun melakukan konsultasi temuan adanya dugaan penyalahgunaan dana bansos PKH tersebut ke pihak polisi.
Dia menuturkan, hal ini usai mendapatkan laporan penyalahgunaan dana bansos PKH yang terjadi di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang.
"Awalnya ada laporan ke saya. Kemudian saya tugaskan pejabat saya untuk berkomunikasi dengan Bareskrim Mabes Polri," kata Risma, Selasa (29/6/2021).
Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma mengungkapkan dugaan adanya penyalahgunaan dana bantuan sosial Program Keluarga Harapan (bansos PKH) di Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Dirinya pun enggan merinci laporan Risma tersebut. Menurutnya, semua masih didalami. "Masih didalami," kata Agus.
Dia mengungkapkan, apa yang disampaikan Risma ini menjadi dasar penyelidikan timnya. "Masih lidik untuk memperkuat data dan informasi yang dari beliau," ungkap Agus.
"Masih lidik (penyelidikan) untuk kumpulkan bahan keterangan dan informasi dari beberapa kabupaten," ucap Agus dalam keterangannya Rabu (30/6/2021).
Adapun laporan Risma tersebut masih dalam proses penyelidikan. Artinya mengumpul bahan terhadap laporan iru.
Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto membenarkan pihaknya menerima laporan dari Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Risma terkait dugaan penyalahgunaan danabansos PKH di Malang.
"Kita berharap jika ada yang mengenali korban, dapat memberitahukan kepada pihak keluarga. Sebab identitas korban sampai saat ini belum di ketahui," ungkapnya.
Dari keterangan saksi-saksi di TKP, diduga korban mengalami gangguan jiwa. Jenazah korban sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sutowo Baturaja OKU Sumsel.
Namun tak ada yang tahu pasti, apakah korban mendengar atau tidak kedatangan kereta api tersebut. Bahkan korban terkesan tak menghindar, ketika kereta mendekat.
Menurut keterangan para saksi, korban terlihat berdiri di atas rel KA. Tiba-tiba datang KA Babaranjang yang melintas dari arah Baturaja OKU Sumsel menuju Lampung. Korban pun langsung tertabrak dan tewas seketika.
Dia menduga, korban bukan merupakan warga di sekitar TKP. Bahkan, para saksi yaitu Jumari (36), warga Sepancar Lawang Kulon dan Nazori (38) petugas keamanan Stasiun Sepancar, mengaku tak kenal dengan korban.
Dari hasil olah TKP, tak ditemui identitas satu pun pada tubuh korban. Bahkan masyarakat di sekitar TKP, tidak mengenali korban tersebut.
"Kami mendapat informasi dari warga setempat, tentang adanya orang yang tertabrak kereta. Saat tiba di Tempat Kejadian Perkara (TKP), anggota kami melihat korban sudah dalam keadaan meninggal dunia," ujarnya.
Diungkapkan Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres OKU AKP Mardi Nusral, kecelakaan terjadi Rabu pagi sekitar pukul 09.45 WIB.
Korban yang tidak diketahui identitasnya, tertabrak Kereta Api (KA) Batu Bara Rangkaian Panjang (KABBR) atau disebut Babaranjang, dengan tujuan Lampung.
Mayat yang berjenis kelamin pria tersebut, ditemukan tewas bersimbah darah, di pinggir rel kereta api KM 217/7 SPC/Gilas di OKU Sumsel, pada hari Rabu (30/6/2021) pagi.
Warga di Kelurahan Sepancar Lawang Kulon Kecamatan Baturaja Timur Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Sumatera Selatan (Sumsel), dibuat geger dengan penemuan mayat di pinggir rel kereta api.