Setelah kamu, tiada lagi yang mampu mendamaikan aku dan takdir. Menggugat pada tiap kemalangan yang mampir.
Tepian parangritis, menantikan kereta kencanamu pulang bersauh, bawakan penawar rindu dari sitinggil keratonmu.
Beranda yang berdebu, namun ada sepasang jejak kaki di situ, milik bayanganmu, yang tak bosan berkunjung ke ruang rindu.
Bayangkan gelak tawa mu yang ceria Lukiskan indah mata mu yang berbinar Damaikan risau jiwaku yang mengingat mu
Aku radio yang kau beli. Menyanyikan lagu kenangan. Kini aku terbuang hilang, dimakan kekerasan sebuah hati.