“Mir, Irwan mau ngomong tuh sama kamu.” Setelah mendengar itu, Mira langsung mengenakan mukenah yang tadi dipakainya salat. Berbeda denganku, Mira selalu menutup rapat auratnya bila keluar rumah. “Sebagai seorang muslimah, sudah menjadi kewajiban kita untuk menutup aurat. Tak ada tawar-mena...
“Calon manten kenapa mondar-mandir mulu? Sini biar kululurin!” “Nanti aja, Ki. Aku lagi nunggu Bapak,” jawabku sambil mengelak saat Kia hendak menarik lenganku. Setelah lima hari menjalani rawat inap di rumah sakit, akhirnya Bapak diizinkan untuk pulang. Sebenarnya Bapak belum sepenuhnya ...
Mulai hari itu, aku selalu hadir dalam mimpi Mas Seno. Sampai-sampai ia terbangun memanggil namaku dengan keringat yang sudah membanjiri dahi. Kutampakkan diri saat ia dan Brina sedang bersenang dalam segala hal. Hingga akhirnya ia menyadari, bahwa apa yang telah ia lakukan menyakitiku. Lalu Brina,
Matahari yang tadinya masih malu, kini sudah mendapatkan kepercayaan diri sepenuhnya. Lambat laut, ia mulai merangkak ke ufuk timur. Segera aku menemui Brina di swalayan, setelah itu, barulah kami ke warung milik Mang Kasim. Setelah berbincang banyak hal, Brina pergi dan mengambil pesanan kami. Per
“Jadi, gimana Lisa? Kamu mau?” tanyanya. Aku kelimpungan, tak mengerti apa yang Mas Seno tanyakan. Sementara Brina hanya diam tak menjawab saat aku bertanya melalui sorot mata yang kuyakin ia paham. “Mau apa?” tanyaku. “Jadi selama aku ngomong kamu nggak dengar?” tanyanya lagi. Aku me...