Desember... betapa banyak yg menantimu mungkin ada selaksa keajaiban, bertemu kau lagi betapa bahagianya... menjemputmu lagi tuk yg kesekian hingar bingar kita menghitungmu melepasmu...lekang dalam sejarah... Desember... Aku lebih suka merenungimu... menikmatimu dengan ketenangan tanpa banyak kem
puisinya bagus2... :matabelo numpang nongkrong dimari yak.. :malu: menyeka luka pedih rasanya terlebih jika kau tau kau sendiri penyebabnya tapi itu semua pilihan bukan? seperti aku kumemilih bahagia bahagia membasuh luka menganga pedih namun bahagia asalkan kau alasannya bodoh dan dungu pasti pat
aku tak menyarankannya... berpura-pura tak rindu...? silahkan saja jika kau sanggup... membunuh rindu? huh...? lalu menurutmu... kau mampu memisahkan kenangan dari nyawanya? silahkan saja jika kau siap... menelan kehampaan... biarkan mengalir... jika kau telah mengerti pahitnya kehilangan pahi...
aku hanya seniman jalang dew... kucuri potretmu lalu kuabadikan... ku tuang dalam gores-gores rindu ini, tanpa rasa bersalah... aku hanya penyita jejak... kelak jika aku tak menemukan parasmu lagi? aku masih menyimpan yg selembar ini seraut wajah yg menenggelamkanku, pada samudera kebahagiaa...
monggo... "sungguh aku tak tega melempar batu, kediaman seseorang yg kini sedang keluar memburu masa lalu, walau telah berlalu jauh, kau mungkin berdiri di depan pintumu, melempar senyum kepada banyak tamu, namun nanar itu tak bisa berbohong, ia masih berjalan tanpa arah, mencari yg dulu s...
aku pernah terengah... lalu kuingin dunia tau, aku pernah penuh luka lalu kukabarkan pada semesta... aku kabarkan apapun, yg kurasa... dengan berpuisi... kuperindah dengan diksi-diksi kupermanis dengan metafora... kuperparah lukanya dengan ironi... hingga aku sadar, puisi tak semurah itu... tak ser
iya kemaren² lagi kurang enak badan hahaha :D hadah hadah tep... masih stuck aja sik... sini-sini aku bisikin sesuatu... ...pernahkah kau buka pintu itu, pintu yg kau tutup untuk kesempatan lain, bagaimana jika di depan sana...ada cahaya lain yg tak lelah menerangi, walau redup, walau terkadang...
berhitung dalam kenang semakin dekat kita pada hilang bagaimana..? apakah...pernah kita sejenak mencari? lalu bagaimana saat butir-butir waktu, kita terhisap dan terus tertelan... lalu hanya butir pasir yg tak dikenang lagi sampai kapan mengejar mimpi... duduk sejenak disini denganku saling berbagi
Sinarku mulai gelap Suaraku mulai senyap Anganku mulai lenyap Tak ada lagi yang dapat ku capai Tak ada lagi yang bisa ku gapai Diriku kini bukanlah yang dulu Kini aku hanya buat dirimu malu Saat diriku berusaha Kau bilang itu sia-sia Saat diriku berkorban Kau anggap diriku beban Kau inginkan yang
ada kabar bahagia... walau sesak, kau disana, menghitung hari... merajut waktu menuju ikatan suci kurang lebih seminggu lagi dari sekarang... kau menaiki singgasanamu... dimenangkan si beruntung itu... kita pernah menjadi sepasang telinga hampir satu dekade silam... membagi air mata dan tawa... ...
Di kala itu, ketika semua isi di kepala beradu Kurasakan senja yang tak begitu syahdu Untuk hati yang ingin dibelai rindu Aku berjalan di antara keramaian Di antara teduhnya pohon-pohon kehidupan Pun diamku juga sebenarnya berisi pengharapan Berhenti di sebuah titik tujuan Di sana lah, aku
dimana kau kini... seberkas pelangi yg sempat... memberiku asa mencoba bermain aksara... setidaknya kau kemari memang hanya tuk berpuisi... dan bait-baitmu yg membuatku berani sedekat ini dengan diksi-diksi... dimana dirimu... apakah t'lah berselimut kebahagiaan? ------- hai sist fris... aku k...
loh kamu dah iso bikin puisi to nduk ngopo rikues puisi sama aku... —— nah itu, aku memang telah tertinggal jauh... aku masih berada di stasiun ini, setelah kutatap ia menaiki kereta itu... alih-alih mengejar dengan kereta selanjutnya aku hanya terduduk disini... menatap nanar senja yg sili...
halo teman... apa kabarmu? lama juga kita tak bersua :malus kemarin ketika senja nampak menampakkan sisi lain pada hiruk pikuk kota entah kenapa aku mengingatmu kau selalu bisa menggambarkan senja yang indah dari tulisanmu aku membayangkan senja yang lebih indah dari yang kulihat jadi bagaimana kab
hayaci :nohope: mengapa begitu...? semesta selalu jatuh cinta... jelaskan kepadaku mengapa pintu itu masih tertutup... menunggu menurutmu...? mengapa hanya kamu yg pantas menunggu... lantas bagaimana pejuang lain yg terdampar dipelataran istanamu...? aku akan berhenti disini... saat semesta tak...
orang di wawancarain tentang hujan yg guyur sebagian daerah jakarta komentarnya gitu lagi dah, "enak sih ujannya lumayan deres, jadi adem kan setelah kemaren-kemaren panas terus tuh, tapi kalo ujannya besok-besok begini terus sih jakarta bisa banjir" ini orang baru ujan lagi padahal uda...
bahan baper :ngakaks mana ini hujannya gak nyampe-nyampe :kagets: sabar mbak fan, udah gak tahan ya mau ngembun-ngembunin jendela trus nulis-nulis nama mantan *eh* :Peace:
lalu menepi kita pada atap pelataran seketika debu-debu mengudara... terangkat dari kerak-keraknya lalu bersibak aroma musim kering... berpadu dengan lembabnya butir penantian penantian banyak makhluk, penantian bumi... percayalah langit memulangkan dukamu pada kediaman yg paling bahagia, pada e...
kamu tangerang juga kan ya? temen yang dijakarta juga udah pada update status hujan, berati tinggal nunggu hujannya sampai rumahku siapin payung dulu ah :rain: iya di tangsel, lumayan deres nih lumayan buat bahan baper :D