belakangan puisiku hambar hayati... manisnya kau larikan dalam senyummu masamnya kau bawa pulang dalam cemberutmu lalu asinnya kularutkan pada lautan... biar pada pelayaran yang lain lebih lapang langit yg kutatap...
kau tau apa yg lebih basah dari hujan...? mendengar rindumu yg menggenang kepada orang lain, sedang rinduku yg menelaga tak jua kau sadari, kekasih...
Baik banget ente gan udah inget sama emak ane gan... makasih banyak ya gan :malu: tapi sayang gan emak ane badan nya kaya atun di film si doel anak sekolahan.. sayang kebayanya yang bagus gan.. ahh kan ane jadi keingetan deh adegan si atun kejepit tanjidor.. nanti nasib kebayanya bisa kek gitu
sama aja pak , gath FM yang ngadain saya2 juga ma temen2 FM hahahahahah iya mb, waktu itu mo ikut gath FM yg acaranya pas lagi rame-ramenya itu tapi ndak jadi... :(
ikut-ikutan nulis FR kek orang-orang... ----------------------------------- ogut bukan anak aktif HatuHa sebenernya, cuma seorang penggiat SR(Silent Reader) yg tiba-tiba suka sastra lalu terdampar di sub—forum poetry, anak kandung HatuHa ini. Kenapa kemari? Ya kayaknya cuma ini forum ini yg ant...
yes dear, pernah ngerasa kayaknya satu hari nyebelin banget, hidup banyak masalah, hidup gak adil bener? Terus tiba-tiba ngeliat orang yg hidupnya lebih murung dari kita, atau tiba-tiba temen butuh bantuan karena lagi kenak masalah, atau temen numpang curhatin masalah idupnya... ya dear, Dia puny...
ho'oh ogut yg planga-plongo...planga-plogo ujan kelar pulang :ngakaks :( :shakehand sesama cah planga-plongo :ngakaks :D
dalam riuh yang hangat aku malah memandang hujan dalam riak-riak disekitar... aku menikmati banjir di luar jendela setamsil dengan kerikil pinggir jalan aku lumut di pekarangan warna-warni jangan lihat ke arahku sebab tak ada yang indah sungguh pemurung yang ulung...
aku masih belum sukarela mencinta Kekasih, masih saja kupapah rindu masih kerap kehilangan Engkau dalam hujan yang ramai gemercik masih membutuhkan sunyi untuk memuji jika pada telaga yang segar tak lepas dahagaku sungguh Kekasih sirami terus aku hingga terbakar habis aku dalam basah...
masih bolehkah rindu ini kutebar ku tabur di pelataran hatimu dew pada halamannya yang bersemikan amarilis rinduku memang telah menggelandang disana... cukup lama dew, sejak mataku bersua senyummu izinkan kurayu engkau dew... kupanggili saja sekalian namamu dewin kepanggili seluas langit yang he...
hatiku bicara kekasih... dengarlah sejenak dengan kerelaan sedekat air dan minyak walau tak satu kemarilah dalam pelukku meski tak sehangat perapian aku merindumu hayati namun hatiku menegur "cintamu masih berserakan" ucapnya tak terkumpul sepanjang jalan ingin kuinapkan cinta di sela...
Bersama kopi ini aku sampaikan Pahitnya rasa ini kupendam sendiri Semoga asam dan manisnya masih meresap Menerjang diantara gurih pekat ampasnya Bersama kopi ini aku sampaikan Terimakasih atas hangatnya hadirmu Serta suntikan kafein dari ujung senyummu merekah Kopi pahit kopi manis Kopi gurih kopi
hi dew... kenapa enggak mau mengakui kita ini berbudaya ketimuran. lah ini menurutku loh ya... budaya ketimuran kita itu ndak serta merta jadi kayak timur tengah loh... kalo jenengan cuma menjustifikasi budaya ketimuran sama fesyen saja yo salah kaprah, siapa yg sempit sekarang hayo. kita Indones...
mana mungkin kita mampu mundur kita berjalan di jalan bernama waktu di belakang pijakan runtuh hayati lenyap dikedalaman kenang lalu bisa apa kita yg menjadi masing-masing hanya menikmati romantisme yg sempat ada tentang heroiknya kita bertahan... ingin kuraih engkau menuju dekap hayati menikma...
Jadi.. Malam ini aku memutuskan untuk berlari dan mengejar asaku. Bukankah itu terdengar jauh lebih berharga? Di bandingkan meringkuk di depan lemari.. Berkaca pada cermin yang retak.. Mengamati mata hitamku yang kelam... Dengan pertanyaan yang selalu saja sama. "Apa hanya aku yang seperti in
Lebih suka Hayati, bang.. :malu: hayati...hayati... sudah tak lelahkan dirimu kini...? lekaslah sambut rindu-rindu baru beterbangan... terserahlah hendak kau tepis atau kau peluk...
DearDew... cuma mo berbagi wejangan dari seorang penulis yg cukup saya ilhami napak tilasnya hormati perempuan karena dialah yg dititipi rahiim... - Triwibowo.B.S/embahnyutz
untukmu nyai di bibir petang pada sejauh pandang yg begitu dekat, kupersembahkan setangkup senja yg mendung agar sesekali kau dulang kenang yg hanyut tataplah sesekali kesini agar masih ada sisa-sisa aku yg belum genap menjadi kita...