BAB 7 Februari 2019 Pada malam-malam yang gelisah, kadang-kadang alkohol bisa saja berhasil. Kenangan buruk adalah sesuatu yang sulit untuk dilepaskan, karena ia dapat melepaskan ilusi itu dengan mengaburkan rasa sakit dari kenyataan. Saat-saat kelegaan singkat itu bisa memabukkan — bahkan mung...
BAB 6 Februari 2019 Ayah Gavin benar; Subang sudah banyak berubah. Ada banyak bangunan dan bangunan yang Gavin tak pernah lihat sebelumnya. Meskipun masih ada ladang pertanian di sana-sini, beberapa daerah pertanian itu diubah menjadi komplek apartemen, taman rekreasi, tempat parkir, dan toko kelo
CHAPTER 8 -Blurted confessions- Deretan buku-buku yang tersusun rapi dalam raknya, manusia-manusia kutu buku yang berseliweran di hadapan mejaku. Aroma buku lama dan baru, kertas putih dan kertas buram telah bercampur menjadi satu. Suasana perpustakaan kearsipan kota yang letaknya tepat di jantun...
BAB 5 Tiga Belas Tahun Lalu: Agustus 2006 “Hei!” Sebuah kerikil berwarna abu-abu, tiba-tiba terbang melalui jeruji gerbang rendah yang menutup rumah kakek-nenek Gavin dari dunia luar. Kerikil kecil itu terbang ke arah Gavin dan menabrak pundaknya, menyebabkannya berhenti dari aktifitas menyir...
BAB 4 Februari 2019 “Kayanya renovasi rumah yang ada di Subang udah beres dengan baik,” Ayah Gavin menyinggung topik itu di saat mereka sedang makan malam bersama. “Jadi, udah rampung semuanya, yah?” kakak perempuannya bertanya, orang tua Gavin sudah menyelesaikan rencana dan secara resmi...
BAB 3 Januari 2019 “Gavin!” seorang perempuan yang sekitar empat tahun lebih tua darinya, berteriak nyaring di Bandara. Kemiripan perempuan itu dengannya sangat nyata. Sama-sama bermata sayu, rambut gondrong yang sama, dan ekspresi yang sama pula — mereka seperti keluar dari mesin fotokopi ...
Almeera menghabiskan seluruh sore itu dengan tidak melakukan apa pun lagi. Gavin muda merasa lebih bahagia hari itu, meskipun mereka hanya berjalan-jalan lambat dan duduk di bebatuan tanpa berbuat banyak hal. Dan meskipun gadis yang lebih tua itu tak pernah mengatakan apa pun lagi, Gavin merasa k...
Saat Gavin masih kecil, ia termasuk seorang anak yang lemah dan sering sakit-sakitan. Sangat mudah untuk menyalahkan junk food, kebiasaan buruk dan banyak faktor lainnya, tetapi dia sudah terlahir seperti itu. Gavin emang sering sakit, tetapi ia tak pernah merasa terganggu, beda dengan orang tuan...
BAB 2 Tiga belas tahun lalu: Agustus 2006 Pada musim kemarau 2006, Gavin yang berusia 13 tahun melangkah keluar dari mobil ayahnya dan berdiri di depan sebuah bangunan kuno yang dijaga oleh puluhan pot bunga dan rimbunan semak—tempat kakek-neneknya tinggal yang bisa juga disebut rumah. Mawar, b...
Bab 1 Januari 2019 Suara tembakan keras melesat di udara. Cahaya bertebaran, percikan api yang mengudara menyilaukan mata ke segala penjuru arah, menandakan puncak perayaan malam itu. Jeritan bahagia dan suara terompet pun bernyanyi di tengah-tengah langit malam yang telah berwarna-warnikan cahay...
Ada suara keras yang menghantam dinding ruangan yang cukup gelap, berderet dua orang yang menundukkan kepalanya. Salah satu dari mereka terkapar di lantai dengan memar jelas, yang muncul dari dahinya. “Kalian semua gak becus! Tolol!” Teriak bapak tua yang berdiri congkak diantaranya. “Kenap...
Hari yang begitu cerah, langit tersenyum tulus padaku. Kali ini adalah agendaku dengan Toni, mengunjungi kediaman Jaka dan ibunya yang sedang dirawat jalan. Aku cukup sering berkunjung kesini, biasanya hanya antara aku dan Roy. Semua tergantikan lantaran adanya kecurigaan Toni yang tak punya land...
]“Ana, aku gak mau lagi temenan sama kamu, kamu biang keladi dari semuanya ini.” Paraunya. Aku hanya menunduk, meratapi perlakuan alam padaku kali ini, bukankah semua elemen yang hadir dalam hidup kita ini semua sudah ada yang mengaturnya? Maka, kita hanya diperbolehkan untuk ikhlas dan tawak...
Pukul 19.00 WIB. Putri dan Laras baru pulang dari berbelanja, entah apa saja yang membuat wanita-wanita ini bisa sampai kalap dan lupa waktu. “Di, gue pulang.....” Aku menghela napas, menutup laptop yang sudah beberapa menit yang lalu aku matikan. Kepalaku terasa terbebani oleh berbagai masal...
Tamat? Ane masih bingung dengan mental illness-nya Sorry, gan. Mental illness-nya ngobat disitu critanya :ngakak
Hari semakin sore, cuaca emang lagi mendukung banget sih. Ketiga sosok yang baru saja masuk restoran yang letaknya gak jauh banget dari tempat fitness itu langsung duduk di meja bundar, kedua pria gagah yang berhadapan dengan cewek nan imut dan sedang rusak suasana hatinya sejak siang tadi, tapi, m
Setahun sudah berlalu... Aku dan Sakti semakin dekat, walaupun kita tidak dalam sebuah ikatan yang resmi. Namun, kita saling mengerti, kalau romantisme dan kasih sayang tak bisa di elak lagi. Sakti sudah tak menyebalkan seperti dulu. Atau mungkin, dia memang tak pernah menyebalkan, semua hanya soa