Tidak setuju, rakyat sendiri mau punya tanah saja harus beli, per meter persegi berapa, tidak murah, lebih keren lagi ada yang punya tanah suratnya jelas, SHM pulak, tiba2 hilang gitu aza dirampok, ini datang2 dari mana tiba2 punya pulau sendiri ....
Wan abud ini kalau duduk di korsi, daya rusaknya besar sekali ..... Kali di Jakarta, bukannya dibersihkan malahan ditutup jaring2 doank ....
Sungguh masalah yang kompleks, semoga segera ada solusi untuk pendatang ini tanpa menyebabkan kesusahan untuk warga Indonesia.....
Alasannya karena perilaku pendatang itu buruk dan keterlaluan, jadi jangan bawa2 agama .... Demikian gan :D Awalnya semangat membantu karena seiman, sekarang seimannya auto hilang ....
Sama aza, pertama ditampung dulu, karena seiman, rasanya kayak triple pahala bakal masop sorga, kalo ternyata perilakunya buruk, ya bakal diusir juga ....
Mengambil keputusan secara emosional berdasarkan seiman doank adalah tindakan rendah kapasitas berpikir.... Sekarang jadi begini, ya kayak telan ludah sendiri :Peace:
Hilang seimannya gan, dulu gelombang pertama sampe2 bertebaran foto save Rohingya, sekarang g ada lagi ..... Dan itulah akibatnya kalo mengambil keputusan bukan berdasarkan rasionalitas, tetapi emosional semata berupa seiman ....:D
Dulu di Pilkada Jakarta juga ada istilah makan tuch seiman karena sebagian sadar abud bukan model yang bisa kerja, mereka entah kenapa sering kali menggelorakan seiman, padahal keputusan harusnya diambil secara rasional, bukan hanya karena seiman .....
indifans28 iya, makan babik, nipu, dan koropsi hanya haram di awal, uda enak ya g haram lagi ....:thumbup
Waktu berbuat buruk, rasanya manieezzzzz sekali seperti madu, ketika hasil perbuatan buruk itu berbuah, barulah yang ada dirasakan hanya kesengsaraan....