Bisa saja. Dulu pelaksanaan petrus bukan oleh polisi, dan targetnya pun sudah di cek dengan teliti berdasarkan data intelejen, jadi bukan asal tangkap. Sekarang preman menyaru ormas, begal nyaru geng motor/klitih, bahkan aparat keamanan saja jadi korban. Ini tidak akan bisa dengan hukum positif, ka
rezim serba mahal, negara global baru ada di rezim ini, zaman orba mana ada menyalahkan ekonomi global
Merk A kan, di kota asalnya disebut truk hantu, karena saking banyak korban tewas digilas tronton overtonasenya
Permasalahan bukan di tes psikologi, tapi penegakan hukum. Selama hukum tak tegas, yang dapat SIM adalah yang bayar bukan yang bisa mengemudi, selamanya kecelakaan terus tumbuh. Psikologi itu bukan diukur di ruangan psikolog ber AC, tapi di jalanan, dan itu bisa terbangun salah satunya dari ketegas
durability tetap merk Kawasaki, disusul Suzuki. tapi ya gitu, modelnya jadul, part mahal dibanding tetangga yang ada kw3 dan 4, bengkelnya juga jarang kalau yg banyak bengkelnya, berarti motor2 merk tsb sering ke bengkel wwkwkwk
ibarat aparat membiarkan orang boker sembarangan, suatu saat dia akan nginjek tahi. ini buktinya, karena begal ga ditangani aparat, aparat pun kena
ketika politikus sudah jadi wakil rakyat, harusnya menjadi negarawan yang memikirkan rakyat banyak. bukan malah mikirin partai,
Coba nabi adam dulu mikirnya childfree, ga akan ada kita. emang aneh2 mahluk zaman sekarang, nge***t mau, ngurus kagak