setuju, dikira semua orang hidupnya sama dengan netijen2 ini. "saya dan ayah saya harmonis, saya sedih kalo ga bisa rawat ayah saya. maka semua orang harus speerti saya..." wkwkwkwk gagal logika deh
ya kamu jangan bandingkan dirimu sama orang lain. dikira kamu makan MCD semua orang bisa makan MCD. dikira km dan ayahmu harmonis orang lain jalan hidupnya harus sama denganmu
seharusnya peribahasa ini jadi renungan bagi orang tua. untuk ga bergantung pada anaknya. untuk invesatsi sedari muda.
capeknya ya beda merawat orang tua dan anak bayi, ga bisa kita banding2kan jangan pernah ngasi pembelaan bahwa orang tua mu dulu melahirkanmu, sudah setengah mati membuatmu jadi orang. bla bla bla... durhaka km ... kalau dari logika, kesakitan orang tua dan beratnya orang tua merawat anak itu bukan
Tiap anak ya beda, ga bisa dibandingkan dengan dirimu. seenggaknya mereka sudah mau patungan ditaruh di panti jompo berati ya ada tanggung jawabnya. lagian ceritanya juga ga jelas gimana asl usulnya sampe ibu ini dibawa panti jompo Buat orang2 yg menghakimi anak ibu di berita ini. jangan lihat ma
berarti dia jujur dengan dirinya snediri. dan berusaha yang terbaik bagi orang tuanya diantara keterbatasan lagian juga beritanya ga begitu jelas kenapanya Buat orang2 yg menghakimi anak ibu di berita ini. jangan lihat masalah ini dari sisi usiamu yg sekarang, tapi coba bayangkan ketika usiamu 80
itu ga dibuang. di rawat, mereka tanggung jawab itu sudah dengan membawa ibunya ke panti. Buat orang2 yg menghakimi anak ibu di berita ini. jangan lihat masalah ini dari sisi usiamu yg sekarang, tapi coba bayangkan ketika usiamu 80 tahun. kenapa? karena km akan setuju bahwa menjadi orang tua itu
ketika anak lahir, dia bayi, lemah ga tahu apa2. ketika orang tuamu menua, dia selayaknya manusia dewasa, punya ego. capeknya ya beda, ga bisa kita banding2kan jangan pernah ngasi pembelaan bahwa orang tua mu dulu melahirkanmu, sudah setengah mati membuatmu jadi orang. bla bla bla... durhaka km .
itu urusan anaknya. urusan kita ya sama orang tua kita. bagaimana sebisa mungkin berbakti. anaknya menurutku ga bisa disalahkan sebagai anak : berbaktilah pada orang tua, sebagaimamana agama bilang ke kita. pintar2lah atur supaya pasanganmu akur dengan orang tuamu sebagai netijen, jangan suka meng
pulaukapok biasanya cuma usaha2 non orang bali yg diminta sama ormas. krn yg orang bali asli uda bayar ke banjar. di bali yg narik uang keamanan / retribusi ada 2. banjar atau ormas. kalo ada 2 yang narik kayk gini mending ke banjar aja, dianggap uang retribusi desa. soalnya yg bisa narik uang re
durexz setuju. Tapi disana di standarisasi. Disini banyak sekali yg ga pas. Quraish Shihab aja banyak yg hina. Padahal cendekiawan yg memahami Hadist dan Quran sedikit jumlahnya di Indo dibandingkan ulama yg ga tahu, hanya modal ceramah ngawur saja. Solusinya kalo kita ga mau niru arab, dan lebih
millenie setau ane, pecalang ga ngurusin ormas. Selama ngga ganggu kegiatan banjar, pura dan adat, ya bukan ranah pecalang
Ada banyak ormas dibali, skala kecil sampai besar. Biasanya malakin uang keamanan di toko2 yang bukan orang Bali asli.