#20 Mencintaimu, rasanya seperti mengiris urat nadiku dengan sebilah belati, dan bertanya, mengapa Tuhan menciptakan luka? - V, 2015
#19 Tuhan cemburu padaku. Ia abadi, tidak sepertiku, manusia yang fana, yang bisa bertaruh bagi kehidupannya, yang bisa menangis dan tertawa sekaligus, yang bisa jatuh terpuruk lalu kemudian bangkit, yang bisa mencintai dan membenci, yang tidak sempurna dan juga lemah. Tuhan tak kenal apa itu per...
#18 Hidup ini merupakan lembaran kertas bertintakan kegelisahan yang tak pernah putus, yang ditulis beralaskan kain takdir beberapa detik sebelum senja berakhir. Layaknya sayatan belati penuh birahi, pula serpihan kaca dari etalase dan laci, serta debu yang meringkuk dalam sekumpulan badai, hidup...
they're just "too high" to remember to use some safety tube... Hahaha Sssttt... :malus Share aja, gan :malus share dari soundcloud lagi kah? Atau pidionya? :hammers Ane juga nggak bagus-bagus amat kok nge bandnya, tapi terinspirasi aja buat di share juga kayak agan Rafa ini :malus
#15 Daratan di belakangku telah terbakar, namun aku masih betah termenung, dan tak jua tersadar. - V, 2010
#14 Ingatlah dan kuduskanlah setiap detik dalam hidupmu, rengkuhlah segala kemenjadian, apapun itu. Karena semua terlahir dari kedirianmu, yang menjadi pembelajaran yang mulia untukmu. - V, 2014
#13 Nafas yang memburu, Eros yang membara, Nafsu yang menggebu, Sentuhan yang sublim, Lenguhan yang subtil, Karena... Hanya ada kita berdua. - R, 2014
#12 Untuk kegilaan dan cinta yang terlambat pulang, untuk keseharian dan khilaf yang berkubang. Demi takdir! Apa yang lebih layak ketimbang, merengkuh hidup hingga nisan menunjukkan liang? - V, 2013
#11 Aku beriman pada hidup yang fana, pada pena hitam yang menitikkan air mata, pada robekan koran dan potongan majalah, pada spidol dan pylox berwarna merah, pada jabat erat penuh tipu muslihat, pada lintingan ganja dan tuak sekarat. - R, 2011
#10 Di lautan kehidupan aku tak berlayar sia-sia, selalu ada pulau baru yang kutemukan dengan sampan gulana. Semuanya bermakna, karena lautan punya satu bahasa: Dimana awal mempetisi, teguhlah hati dalam menjalaninya! - V, 2014
#9 Aku berlari, tak terkendali, tinggalkan dunia usang di dalam peti, menyeret hari, menggorok ilahi. - R, 2012
#8 Tahun selanjutnya, bulan depan, lusa nanti, esok hari, sejam lagi, tiga menit kemudian, atau detik yang mampir sesaat, aku tak tahu kapan maut menjemputku. - V, 2012
#7 Aku tak ingin mengorbankan diriku lalu mati untukmu, Aku akan hidup untuk terus mencintaimu. - V, 2010
#6 Aku masih ingin di sini, mati dan membusuk di tanah ini. Aku masih ingin di sini, menanti hujan sambil bernyanyi. - R, 2013
#4 Berbagi tawa, berbagi cinta, berbagi luka, berbagi canda, berbagi duka, berbagi suka, berbagi bara, berbagi jiwa. - R, 2010
#3 Pada hidup, aku bersimpuh... Pada hidup, aku berserah... Pada hidup, aku bernyanyi... Pada hidup, aku menari.. - V, 2012
#2 Sayangku, kita berdua hanyalah debu, yang lenyap ditelan kesunyian malam. Layaknya seutas benang di ujung pisau, termenung di tepi jurang nan kelam. Menunggu surga yang tak pernah ada, mengasah asa yang nyaris sirna, membakar hasrat untuk terus mencinta, hingga kelak tiba waktunya. Terimakasih...