Jadi, kalau ada orang yg seperti itu, jadilah pendengar yg baik atas curhatan mreka, kalau mreka ga mau terbuka atas masalah mreka, yakinkan mreka dengan cara yg tenang, jika mreka ga mau bicara, temani mreka. Intinya jangan di judgje, jangan di nasehati macam2 kalau belum saatnya, jadilah teman ...
Kita ga perlu memahami terlalu jauh mental mreka, cukup buat mreka terbuka terbuka berbicara untuk melampiaskan masalah mreka hingga tenang, tanyakan kepada mreka butuh bantuan, intinya mreka butuh ketenangan, beri saran secara perlahan tentang solusi, hibur hati mreka. Semua bisa di pahami, inti...
Siapa tau kita sendiri yg tuhan jadikan solusi atas permasalahan mreka, siapa tau bantuan kitalah solusi yg tuhan kirimkan ke mreka yg mentalnya lemah dan ingin bunuh diri. Maka obati mreka
Disaat ada yg survive, ada yg ga bisa survive kan? Bukan begitu cara merespon orang yang mental nya lemah. Mreka yg mentalnya lemah, mreka itu bukan kamu yang kuat. Kita ini orang lain, bukan dirinya. Tugas kita sebagai manusia adalah mengobati lukanya. Ini bukan soal survive atau ga survive. Mrek
Terus kamu bakal ngomong gini ke orang lain yg punya mental bunuh diri? Atau km mau mendengarkan curhatan orang yg pumya niat bunuh diri sampai dia ga berniat lagi bunuh diri?
Pertanyaannya sekarang km ngomong gini karena judgdement atau karena km menasehati dia? Kalau km pengen orang dekat sama tuhan, dekati orang tersebut, dengarkan keluhannya. Kita jika ingin orang lain jadi baik, kita harus jadi pengobat buat dia, bukan jadi tukang komentar
Kebetulan bokap nya do'i background militer, itu mental didikan militer di pake buat didik anak. Bokap nya berkali kali nyuruh do'i bunuh diri, apa begitu keluara religius ?