makasih \:D/ jgn disamain sama fisika :linux2: \:D/ maksudnya menekankan keberadaan sang narator cerita itu apa bang? :linux2:
suicide bomber di bis, penumpang2 yg lain cuma pengen membalas budi nya dengan cara mereka masing2 :o/
diasingkan karena kepercayaan :( well, walau ga se ekstrim itu, tapi di dunia ini juga banyak kan kejadian seperti ini sebenarnya? :D deskripsi nya sendiri udah enak sih, dan kira2 kebayang lah dunianya dunia yg kayak gimana :D
ayo :malu: oh itu maksudnya :o soalnya sebisa mungkin saya ga pengen menunjuk ke salah satu kelompok :D makanya itu saya chara ga ada nama, karena saya coba buat bikin se... se apa ya? se anonym? buat bikin kalo ini tuh bisa terjadi pada siapa saja yg melakukan hal yg sama :malu:
wogh :matabelo: sebenernya udah lama juga saya pengen bikin fic yg kayak gini, miris ngeliat cara pikir orang kadang soalnya :norose: iya, untuk yg ini saya emang berusaha biar ga terlalu panjang :malu: prejudice terorism maksudnya apa ya? :think: kalo bahasa saya belajar dr keitaro3660 :D masuk...
bingung mau kasih judul apa :hammer:/ first time, first time :malu: bingung sinopsisnya mau kayak gimana \:(/ makasih \:matabelo:/ kalo terlalu puitis otak saya ga nyampe :hammer:/ wogh :matabelo:
Namun kali ini kau tidak terbangun di sebuah padang rumput yang indah seperti sebelumnya. Kau terbangun dengan tubuh terikat di sebuah kursi, lantai dengan api yang menyala-nyala menjadi alasnya. Tuan sudah bangun? tanya suara menyeramkan sama seperti yang tadi. Kau melihat ke arah asal suara...
Kau menggedor pintu itu dengan panik, dan setelah kau mencoba untuk mendobraknya dengan pundakmu, pintu itu akhirnya menyerah dan membiarkanmu lewat. Kau langsung menutup kembali pintu itu dan menahannya dengan punggungmu, sementara di baliknya kedua makhluk itu berusaha untuk membukanya. Tuan?...
Bukan lantai mewah seperti yang sedang kau injak yang berada di balik pintu itu. Sebuah lantai yang terbuat dari batu dengan api yang menyala-nyala menyambutmu di sana, dan sebuah pintu lagi di ujungnya. Kau menutup pintu tersebut dan mencoba mencari jalan lain. Namun jangankan pintu, sebuah jend...
Kau berangkat keesokan harinya pagi-pagi sekali. Membawa sebuah koper berukuran sedang, kau berdiri menunggu kedatangan bus dengan tidak sabar. Namun ketika bus datang, tanpa sadar sebuah keraguan kembali mendatangi hatimu. Sang supir bus memandang tidak sabar sementara kau berdiri di depan pintu...
Ya, rumah lamamu... rumah yang tidak ada apa-apanya dibanding tempatmu saat ini. Rumah yang hampir tidak bisa melindungimu dari dinginnya malam. Bukan, bukannya kau tidak mau mencari tempat tinggal yang lebih bagus, tapi kau tidak memiliki uang untuk melakukannya. Sambil terus mencari kerja, seti...
Sebuah rumah yang mewah, dengan tembok berwarna putih bersih dan pillar yang terbuat dari marmer, terbentang di hadapanmu. Gerbangnya yang tidak berderit sama sekali saat dibuka membuatmu terkejut, dan tanpa sadar kau membandingkannya dengan rumahmu sendiri? Rumahmu yang kecil, bobrok, dan pintu ...
nelpon CS malah dibikin seakan pelanggan yang salah, inet putus nyambung mulu, bayaran doang mahal :capedes dah berapa hari kayak gini mau main juga susah :(