PAGE 3 Pak Dirham tertawa mendengar jawaban Pak Sutoyo. Dalam hatinya dia berkata bahwa dia telah berhasil mempermalukan Nuki di depan para petinggi. Misinya berhasil. "Sekarang apa sudah jelas Pak? Jika Bapak bisa mendengar saya tolong sebutkan siapa nama lengkap Bapak? Berapa lama Bapak be
PAGE 4 "Beliau juga menyatakan bahwa sekitar satu setengah tahun yang lalu, beliau telah menyewa seorang detektif swasta untuk melacak keberadaan ibu kandung saya. Proses pelacakan dimulai dari kesaksian seorang warga yang tinggal tidak jauh dari panti asuhan tempat saya..." lanjut Nuki.
PAGE 2 "Kamu yakin dia bilang seperti itu?" tanya Bu Wiwied pada Pak Sugiono. "Benar Bu. Saya yakin tidak salah dengar. Pemuda itu sampai memohon-mohon pada saya untuk menyampaikan pesan tersebut ke Ibu. Sekarang dia sedang menunggu di luar gerbang." jelas Pak Sugiono. "
PAGE 1 Nuki telah berjanji pada dirinya sendiri untuk memenuhi wasiat almarhumah Bu Cahya. Dia harus menemui ibu kandungnya, Ibu Wiwied Prahastama, yang saat ini berstatus istri sah Budianto Prahastama, pemilik salah satu komplek perusahaan besar di wilayah Jakarta Utara. Hari itu adalah hari yan
PAGE 2 Tangan Nuki bergetar selepas membaca surat tersebut. Airmatanya berlinangan tanpa bisa berhenti sedetik pun. Belum sempat dia membalas kebaikan Bu Cahya selama ini tapi nyawa beliau saat ini sedang di ujung tanduk. Hatinya merasa sangat pedih bagai teriris ribuan silet yang lalu disiram b...
PAGE 1 Terhitung sekitar 35 tahun yang lalu dari tahun 2012, ada seorang perempuan cantik yang berprofesi sebagai pekerja pub di kawasan Jakarta Selatan. Dia bertemu dengan seorang wisatawan asing berkebangsaan Belgia. Laki-laki yang tinggi gagah dan berparas tampan. Perempuan tersebut jatuh cint
PAGE 2 Beberapa poin penting telah berhasil dikumpulkan oleh Sapta. Pertama, tempat pembelian brownies dan tempat kejadian perkara selalu di kawasan Depok. Sampai saat ini belum muncul kasus brownies yang terjadi di luar kota Depok. Kedua, para korban tidak memiliki alasan kuat yang bisa mendoron
PAGE 1 (Pertengahan bulan Oktober 2012, pasca pertemuan Sapta dengan Irwan) Semakin terbukti dugaan Sapta bahwa kematian Yomi bukanlah bunuh diri tapi dibunuh dan di setting seolah-olah murni bunuh diri. Dari tayangan liputan berita kriminal yang ada di televisi, sementara ini Sapta sudah menemu
akhirnya udah pindahan ke rumah baru :D Secara penulisan lebih enak ya kalo dibuat kayak gini, kayak novel, lebih rapi juga jadinya :) :thumbup syukur sis klo lbh enak dibaca bentuk begini :) sis bisa baca dr chapter 1 misal pas baca trit lama ada yg bingung. soalnya mmg ada detail dan informasi y
trit ane pindah ke sini yah agan2 / sista2 :kisss moga2 bs cepet kelar mindahin cerita per chapter ke sini :) berharap banget mirip watty yg bs paste per chapter skalian bold, italic dsb :ngakaks
ohh i know it.. di sini byk yg suka chitato ternyata :ngakaks siap sis rada ane kentangin per chapter-nya klo gt :o oia.. maksudnya yg kependekan chapter atau PAGE ya sis? :bingungs mohon diajarin ya sis enaknya gimana, agak bingung jg posting di kaskus :( biasa di wattpad tinggal paste 1 chapte...
PAGE 4 Sapta bertemu dengan Mbak Ajeng dan suaminya, Mas Alvin di TKP. Sapta bahkan ikut melihat jasad Mas Yomi dimana di lehernya terdapat bekas jeratan tali yang digunakannya untuk gantung diri. "Kamu ada masalah apa sih Yom kok sampai nekat begini..." ucap Ajeng yang dipeluk oleh Alv
PAGE 3 Plan B. Sapta mengikuti mobil boks itu sambil menjaga jarak agar tindakannya tidak dicurigai sang driver. Akhirnya mobil boks itu berhenti di sebuah kawasan pabrik yang tidak terlalu besar. Setelah memberikan kode tertentu via kamera CCTV, pagar besar itu terbuka dan membiarkan sang driver
PAGE 2 Siang itu, Sapta meminta ijin untuk menangguhkan pekerjaannya. Dengan sedikit perasaan tidak enak pada saudara iparnya, Sapta meluncur menuju toko penyedia bahan kue yang kemarin didatanginya. Sesampainya di sana, Sapta menghampiri pelayan perempuan yang kemarin bertemu dengannya. "S
PAGE 1 (Akhir September 2012) Yomi mengemudikan mobil sedannya menuju lab. Biasanya Yomi lebih memilih naik angkutan umum semacam KRL atau metromini. Dia jarang sekali mau naik kendaraan pribadi ke tempat kerjanya. Hanya nambah polusi Jakarta - katanya. Selama perjalanan menuju lab, Yomi merasak
PAGE 3 Sapta mendatangi alamat yang diberikan Dinda. Ternyata benar di sana memang ada toko penyedia bahan-bahan kue. "Ada yang bisa saya bantu mas?" tanya seorang pelayan wanita di toko tersebut. "Oh. Iya mbak. Saya mau beli coklat compound untuk bikin kue. Ada ya mbak?" tan