lah koplak, selama masih di wilayah NKRI, semua struktur eksekutif itu ya dibawah presiden, apapun metoda introduksi ke eksekutifnya.. soal kebijakan, betul, menyesuaikan kepentingan daerah, tapi ada area area tertentu yng pemimpin daerah ga bisa berbeda dengan kebijakan presiden.
langkah bagus sebenarnya, banyak BUMN yg dikelola dengan bener, sudah punya kemampuan ekspansi tersendat karena, semua kebjakan bisnis yg hasilnya rugi, dianggap merugikan negara, padahal BUMN = perusahaan swasta juga dalam menjalankan operasionalnya. Yg patut disayangkan , klo emg beneran mau bua
adinatha2002 koreksi kakak, BPJPH itu instansi resmi negara yg mengeluarkan sertifikat halal, dulu sertifikat halal keluar dari MUI, sekarang MUI cuma penilai halal, yg fatwanya disetor k BPJPH, semua data lengkap ada di BPJPH. MUI cuma salah satu penilai halal yg bisa dipilih pemilik produk/usah...
enggak kok, aku dah bertahun tahun ngurus yg MUI, dan sudah migrasi ke BPJPH (udah punya produk +50 yg lewat BPJPH), aman aman saja ga da pungli. sekali audit sekaligus, mungkin saking awamnya ni pengusaha resto salah pilih penilai halal, paling aman ya pake penilai halal MUI, murah juga...
koruptor kok didengar, yang paling tepat, itu adalah sektor manufaktur pertumbuhannya kalah cepat dengan pertumbuhan warga usia produktif. telah terjadi kesalahan fatal terkait liberalisasi perdagangan, sedangkan proteksi internal produk dlm bentuk SNI penerapannya ancur gara gara korupsi paling si
borong gimana, beli aja harus pake KTP, klo pun bisa borong ya pangkalan yang borong, ni org pernah miskin, tapi udah kaya lupa daratan. bajinguk tenan
banyak, serse pun sekarang senpinya kumplit, ada yg pistol, senapan serbu pun pada bawa, apalagi lampung, you know what i mean.. :ngakak
ente pikir, suryacipta berapa kalinya karawang...disaat banyak anak masih putus sekolah, harga pangan mahal, mana ada pemerintah yg mau invest sewer system dan WWTPnya..
mana mungkin, mutasi saja..cuma emg penyebabnya rada bikin oleng gara gara meja :ngakak bikin malu ITB ni orang.. :ngakak