"We're sorry for making you very anxious. You have done a great job to ensure our safety. You earn a good rest after this," Sang staf tersenyum. "Oh, thank you, bye-bye."
Sebelum boarding, kuucapkan terimakasih pada para kru yang sempat marah-marah ketika mengarahkan kami.
Tapi aku agak tersinggung ketika seorang kulit putih bicara dalam bahasa Inggris, yang duduk di depanku, mengatakan: "... that's why they put Indonesia aside, they just ignore it. Physical distancing, precautions during the pandemy ..." Aku sudah biasa dengan rasa muak, ketika mereka seri
Hal itu sampai membuat seorang staf marah-marah dalam bahasa Inggris, menyuruh kami antri dengan jarak 2 meter satu sama lain.
Sesuai yang kuduga, mereka tak paham bahasa Inggris, sehingga ketika kami diarahkan untuk boarding dengan antri sesuai nomor tempat duduk, mereka tidak paham.
Emirates EK-30X barangkali adalah pesawat pertama yang terbang dari Dubai menuju Jakarta di era pandemi.
"Kalau teteh kerja dimana?" Satu dari mereka bertanya. "Oh saya kuliah, teh." "Oh kuliah. Kuliah di Dubai?" "Di Inggris, ini baru bisa pulang juga, nih." "Oh maaf, kita nggak tahu, kirain sama kerja juga, hehehe," "Ah sama aja merantau, 'kan