semua juga nasionalis, tapi semua juga agamis. Jadi sama saja. Kalopun bertarung, ya karena ambisi kekuasaan saja
sejak pilpres lalu, karena si toak nuzantara memainkan politik identitas dan agama lewat ormas2 binaan mereka macam FPI, FUI dll sekarang wapres sudah tidak ada lagi yg mewakili luar jawa atau indonesia timur lagi wapres harus dari toak nuzantara bahkan muslim2 di sumatra dan sulawesi yg dulu