Pulang kerja aku segera meluncur ke rumah sakit. Jam besuk pasien ICU mulai pukul 17.00 sampai dengan pukul 19.00. Bapak dan ibu sudah pulang beberapa hari kemarin, tinggal Mas Hendro yang menjaga meski kelelahan di wajahnya tak bisa disembunyikan. "Makasih ya Rain sudah bersedia sering jenguk
Aku ingat mata itu, mata yang sekian lama tidak kulihat lagi. Kini cahayanya memancar dan tersenyum meski belum sempurna. Yanuar sadar, dia berkedip. Matanya telah memberi pesan bahwa dia kembali! "Yanuar ini aku, Raini... Kamu bisa dengar aku kan Yan?" Kataku sambil menangis. Yanuar ber
Gak ada sih, cumankan setiap pembaca punya harapan ending sendiri :malus Makanya banyak orang setelah membaca novel atau menonton film kecewa karena endingnya tidak sesuai seperti yang diharapkan :D Btw, nice story :beer Oke sippp.... Makasih atas tanggapannya gan
Beberapa pekan berlalu sejak terakhir kali aku menemui Anaya. Sekarang aku kembali menemuinya di RSJ dan bertanya kepada psikiaternya. Entah mengapa ada rasa peduli yang menyelinap tiba-tiba. "Ana sejak kecil telah kehilangan figur ayah. Ayah yang seharusnya menjadi pengayom justru sering meny
Ari mengamuk sejadi-jadinya, segala yang ada di dekat anak itu dilemparkan kepada kami. Sampai-sampai Mas Hendro terluka, lalu pemilik rumah datang dan menenangkan Ari. "Maaf ya Mbak, sepertinya Ari masih trauma atas kejadian kemarin." Ungkap ibu pemilik rumah itu. "Kami yang harus
Ana terus merintih, memohon pada Mas Hendro. Aku tak sanggup lagi melihatnya demikian. Aku bahkan tak percaya perempuan rapuh ini mampu membuat Yanuar berada di ambang koma. "Perempuan itu dinyatakan depresi berat oleh psikiater. Tidak lama lagi dia akan dipindahkan ke Rumah Sakit Jiwa."
Mas Hendro terlihat syok saat aku bercerita tentang Yanuar dan Anaya. Bagaimana labilnya kondisi Anaya, dan betapa sabarnya Yanuar merawat perempuan itu. Sepanjang perjalanan menuju kantor polisi, Hendro tak hentinya beristighfar atas apa yang terjadi pada adiknya itu. "Saya kira hubungan mere
"Kenapa ngeliatin saya kayak gitu? Kaget atau seneng?" Cengir Faris. "Maksud Pak Faris apa?" Tanyaku. "Yang saya lihat, perasaan kamu ke Yanuar begitu dalam. Saya nggak bisa menyainginya dalam hal itu." "Ternyata, Pak Faris mudah menyimpulkan sesuatu hal. Dari m
Cinta adalah anugrah Allah yang bila dirasakan terasa Indah dan damai jika dia tak ada maka terasa sepi dan tersiksa Betul... Hati yang bisa merasakannya
Agak kurang sreg kalo endingnya Rain sama Faris Boleh jelasin alasannya? yah, akhirnya Faris mundur. :mewek Tumben cuma 1 part? Sabar Sis, mau buka puasa bersama dulu.
Pukul tujuh tepat kami boleh menjenguk pasien ICU. Hanya dua jam waktu yang diberikan, setelah itu tak ada yang boleh menunggu hingga pukul 17.00 boleh berkunjung lagi. Kami bergiliran untuk masuk. Dua orang-dua orang. Ibu menangis sekeluarnya dari ruangan. Aku memeluknya menyalurkan kekuatan. Gil
Aku terbangun dini hari setelah tidur semalaman di ruang IGD. Selang infus masih terpasang, tampaknya aku menghabiskan satu botol air infus. Nesa sudah pulang, dan Faris berdiri di sisi dinding dalam keadaan tidur! "Pak, Pak Faris .." tegurku. Dia gelagapan, lalu menghampiriku. "Ad
Lama aku menunggu di depan IGD, pintunya membuka menutup dan banyak yang keluar masuk. Macam-macam pasien silih berganti, dan aku cemas menanti. Aku berharap Yanuar segera sadar. Ponselku berdering. Nesa menyuruhku cepat masuk. Kondisi Yanuar sedang gawat! Tanpa menjawab aku bergegas masuk dan mend
Faris kemudian mengingatkanku untuk makan, dia bahkan membukakan nasi bungkus itu tapi aku menolak. Rasanya seperti ada batu yang tersangkut di tenggorokan sehingga aku kesulitan menelan. "Aku nggak laper." Tolakku. "Makanlah meski kamu nggak lapar. Kalau kamu mau menjaga Yanuar di
kok ngeri ya sama keadaan Anaya. :takut baby blues sampe parah gitu, mungkin juga karena efek trauma di tinggal saat hamil muda. :( Lanjut lagi dong sis...... :Yb Siaaaap..... Baby blues emang berbahaya. Banyak kasusnya
Setelah mendengar penuturan Nesa, aku jadi prihatin pada Anaya. Dia sudah melalui cobaan berat. Suaminya meninggal saat dia hamil muda, mengasuh anaknya sendirian. Kini aku tidak bisa sepenuhnya menyalahkan Yanuar. Dia melakukan berbagai hal untuk Anaya pasti bukan semata karena Anaya istrinya Re...