Bab 22 : Amarah Kakiku tiba-tiba lemas hingga tidak sanggup lagi menopang tubuhku yang bermandi peluh. Duduk tersungkur di lantai, aku menggenggam pistol itu gemetaran. Sungguh, sulit kupercaya atas apa yang telah kulakukan. Hatiku tercabik-cabik karena penyesalan yang mendalam. "Suda