Bab 7 : Perempuan Berambut Darah "Dibyo, jangan macam-macam!" Galih mencengkram erat tanganku yang memegang pisau dan merangkulku dari samping. "Dibyo, apapun yang kau pikirkan, sebaiknya kau hentikan." Aku tak menghiraukan. Emosiku sudah terlanjur menggelegak dan tak b
Bab 6 : Menuntaskan Amarah "Nak…ini ibu, nak," tegur bu Lastri. Retno memalingkan muka, menatap ibunya seraya tersenyum misterius. Ibu dan bapaknyq terus memanggil, tetapi Retno hanya mematung. Sedetik kemudian tubuhnya melemah lalu limbung begitu saja. Ia kembali tak sadarkan diri
Bab 5 : Amin Pak Wardoyo lanjut bercerita tentang apa yang mereka alami saat hendak pulang. Untaian demi untaian kata yang terucap dari bibirnya membuatku maupun Galih merasa resah. "Sebenarnya aku dan ibu masih ingin istirahat barang satu atau dua hari lagi. Bagaimana pun juga kami masih
Bab 4 : Ilmu Mistis Pedalaman Galih meraih handphoneku, lalu mencoba bicara dengan Pak Wardoyo di seberang sana. "Halo…hallo, pak…!" Rupanya sambungan telepon telah terputus. Dengan raut wajah kecewa, Galih mengembalikan handphone padaku. "Kenapa dibanting?" tanya Galih
Bab 3 : Genangan Darah Di Atas Tanah Sewaktu membuka mata, ternyata aku sudah berada di kamar yang nyaman. Suhu AC yang sejuk membuat tidurku nyenyak sekali. Apalagi badanku masih terasa pegal setelah menempuh perjalanan panjang. Aku coba bangkit, seluruh sendi tubuhku terasa sakit semua. Saat i
Terima Kasih sudah menyimak, Insha Allah lanjut malam Jumat. Jika ingin mendukung atau baca duluan, bab 3-4 sudah tersedia di link di bawah ini ye gan 👇 https://karyakarsa.com/benbela/mantra-pengikat-bab-34
Salam lekum agan sista semua. Ane balik lagi bikin thread di kaskus setelah mendapat bisikan dari makgendhis. Cerita kali ini ane angkat dari pengalaman temannya bini ane yang punya pengalaman agak ngeri-ngeri sedap di tanah Borneo. Beberapa hal ane samarkan demi privasi pihak tertentu. Jadi, ce...
Epilog Seminggu setelah peristiwa mengerikan yang kualami, beredar berita yang menggemparkan kotaku. Bahkan, beritanya diliput berhari-hari oleh media nasional. Sang Komandan, perwira pemilik lapak judi, ditangkap oleh satgas dari pusat. Ia ditangkap lantaran jadi otak pembunuhan istri simpanan
Bab 15 : Pengorbanan. "Berhenti. Kalau ditabrak, ia akan membuat kita terguling," kata mina Kurik dengan suara parau. Mobil akhirnya berhenti dengan suara mesin yang menderu kencang. Beberapa saat kami terdiam di kursi masing-masing tanpa tahu harus berbuat apa. Sejurus kemudian, mi
Bab 14 : Hantu Bangkit Keadaan di dalam mobil benar-benar kacau. Orang-orang berteriak panik dan saling menyalahkan. Jam terus berdetak dan waktu yang kami miliki semakin sempit. Kami terpaksa memutar balik dengan perasaan kesal sekaligus khawatir. Kesal karena ketololan Dibyo, sekaligus khawat