Tit! Andreas mengunci mobilnya yang sudah terparkir, ia pun berjalan menuju halaman depan Kantor. Tiba-tiba saja ia berbelok ke arah luar. “Minum kopi dulu ah.” Ucapnya seorang diri. Andreas masuk ke dalam kedai kopi yang bersebelahan dengan Kantornya, ia pun mendekat ke arah kasir yang sedan...
“Kurang lebih macam itu lah…” Andreas menatap ke arah Nanda yang mendekat, “nah ini dia, lama kali kau Bang. Kukira kau mau tidur di atas.” “Iya, tumben banget Mas lama?” Tanya Diandra. “Gue duduk dulu ya, capek nih…” Nanda duduk di antara mereka sekembalinya dari lantai atas....
Mata Andreas tidak lepas dari layar laptopnya, fokusnya sedang dalam kondisi terbaik pada hari ini. Sesekali ia melihat ke arah tumpukan kertas yang ada di samping untuk memastikan apa yang ia masukkan tidak mengalami kesalahan. Ia pun melirik ke arah Nanda, tangannya pun menghentikan semua aktif...
“Aku boleh nanya-nanya ngga Di?” Tanya Nanda. “Boleh kok Mas, mau nanya apa?” Ucapnya. “Anggep aja aku suka sama kamu, terus suatu ketika aku minta kamu buat berhenti dari Sexaworld. Kamu bakalan ikutin atau gimana?” Tanya Nanda. “Tapi Mas Nanda ngga beneran suka sama aku kan?” Ta...
“Akhirnya, waktu yang ditunggu-tunggu tiba…” Nanda menatap ke arah Andreas. “...aku bisa berhenti menatap angka-angka ini dan beranjak pergi dari tempat ini. Terima kasih Tuhan…” Andreas menyadari bahwa Nanda sedang menatap ke arahnya, ia pun juga menatap ke arah Nanda. “...eh ada A...
Mereka bangun dari kasur, kemudian masuk ke dalam kamar mandi secara bersamaan. Kinan menyalakan shower untuk membasahi tubuhnya, ia pun menarik Nanda untuk berada di sampingnya. Tangan Kinan menadahi sabun cair yang ia tekan dari dalam botol, ia mematikan shower lalu mulai mengusap dada Nanda de...
Angin semilir datang entah dari mana, meredam panas yang sedang terik di sore ini. Terlihat ramai orang-orang yang sedang duduk di tepian Taman Kota, berlindung pada pepohonan yang tumbuh rindang, begitu juga dengan Nanda. Ia mengambil karet gelang dari lengan tangan kirinya, kemudian ia mengikat...
“Di mana kau Bang?” Nanda menyalakan sebatang rokok dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya sedang memegang ponsel yang tersambung dengan Andreas. “Di rumah lah, gue lagi nonton serial Thailand yang lagi rame itu.” Jawabnya. “Kau mau ikut?” Tanya Andreas. “Ikut? Mau ke mana...
“Pagi Mas…” Nanda berkedip beberapa kali dengan cepat, ia menatap ke arah samping dimana Diandra sudah duduk di sampingnya. Kemudian ia menatap ke arah tangan Diandra yang menyuguhkannya secangkir kopi. “Buat aku?” Tanya Nanda. Diandra mengangguk, “Buat siapa lagi Mas? Kan cuma ada Ma...
“Selamat pagi adek Abang.” Ucap Andreas. “Pagi Bang Batak.” Sapa salah satu karyawati. Andreas berjalan masuk ke dalam lift bersama beberapa orang lain untuk menuju lantai kerjanya. Setibanya di lantai kerja, ia berjalan sambil bersiul-siul dengan santai. Langkahnya terhenti ketika ia mel...
"Udah ikut aku aja nanti, sekarang kita pemanasan dulu." Ucap Andreas. Nanda hanya bisa mengikuti ajakannya. Mereka menikmati tempat ini ditemani alunan lagu yang dimainkan oleh band pengiring. Sesekali Andreas menganggukkan kepalanya mengikuti alunan lagu, sementara Nanda hanya memutar-m
Nanda membuka matanya dengan sangat berat, kepalanya terasa sakit hingga membuat pandangannya sedikit goyang. Beberapa saat ia memutuskan untuk tetap diam, sampai akhirnya pandangannya kembali pulih, namun tidak dengan sakit kepalanya. Ia memutuskan untuk bangun secara perlahan lalu duduk dengan ...
Keheningan melanda selama perjalanan, Nanda sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata, meninggalkan Andreas yang nampak canggung. Ia memutuskan untuk memutar lagu yang disiarkan oleh radio untuk memecah kebisuan, entah membantu atau tidak. Satu jam berlalu, mereka tiba di lobi Apartemen Sina. An...
"Dari mana lo baru dateng? Jam berapa ini?" Nanda mempertanyakan kenapa Andreas baru datang, tentu saja dengan status terlambat. Sudah terlewat hampir satu jam ia terlambat, juga dengan nafas yang terengah-engah. "Minta maaf aku Bang..." nafasnya terengah-engah, "aku ketid
Nanda mematikan rokoknya ke atas tempat sampah, kemudian ia berjalan kaki menuju Halte yang ada di depan Kantor. Beberapa saat ia menunggu, sebuah bus berwarna biru berhenti di Halte tersebut, Nanda tersenyum ke arah salah satu jendela lalu masuk ke dalam bus tersebut. Bus pun berjalan menuju pem...
"Cincin apa ini Bang?..." Andreas melihat tangan Nanda, "baru liat aku kalau kau pakai cincin sekarang. Beli di mana kau Bang? Bagus juga aku lihat-lihat." "Menurut lo cincin apa ini?" Tanya Nanda. "Kalau aku lihat-lihat... kau tunangan dengan Naya?" Tanya A
"Mau ke mana kau Bang?" Tanya Andreas. Andreas bertanya setelah melihat Nanda yang sudah membereskan barang-barang bawaannya ke dalam tas. Nanda menatap ke arah Andreas dengan tatapan tajam. "Ada urusan penting Tak, kalau ada yang nyariin bilang aja gue sakit perut." Jawab Nand
Hidup tak selamanya tentang pelangi yang indah... Lalu tentang apa?... Malam hari dengan suasana hening di dalam kamar. Nanda bersama kekasihnya, Naya, sedang berbincang santai sebelum mereka memasuki waktu tidur. "...Terus gimana jadinya?" Tanya Naya. "Palingan kalau kamu mau, ki