berputar diangkasa memutari seonggok hayalan sembuh sudah bahagia sudah,semua orang yang memujanya Abu-abu Hanya itu warna yang bisa kau jelaskan padaku tentang kamu Meski orang-orang memanggilmu dengan warna cerah Kenapa tiba-tiba? Kenapa kau ingin aku percaya? Akulah abu-abu yang nyata Milikm
Dengar, dengar, orang mengeringkan danau Alirkan entah kemana Apa peduli pada apa yang di atas tanah? Saat yang dibawah sana buatnya kaya raya Bawa, bawa, angkut semua bertongkang-tongkang Satu milyar dua milyar Yang berenang tak ada lagi Satu spesies habis siapa yang peduli? (Yang Ku Dengar dari...
Kau kembali tersenyum pada hari Jasmanimu menaungi ambisi lagi "Kini kabarku baik", kabarmu adalah kabar terbaik yang aku miliki hari ini Meski kini nyata kita adalah beda Izinkan aku untuk memeluk Dengan sepaket hangat, cinta, dan rindu Meski hanya selayang pandang (Kesembuhanmu, Kasih;
perebutan tiga ancaman dua, tongkat dan satu gua masalah kemanusiaan yang biasa(berlebihan)mengapa!!!(aku) didalamnya, di fitnah!! dan terkena sambaran luka parah!!. kubantu sedikit, dan ku pihak satu orang. untuk ku hidup dan apa? mati berjasa.....(sampah!!) Garuda melihat Shinta Maaf Terima kas
Namaku serupa masa lalu bagimu Satu yang kotor, satu yang hina Bisakah kau sekedar lupa? Bisakah kau sekedar membalas? Suara publikmu memaksaku untuk melupa Hilang saja! batinmu mengetik Mengetuk tiap kepala dengan cerca Padahal hanya aku, benar? Lupa, lupa, tolong lupakan Anggap saja aku teman ...
rinduku berteduh di ruang ini, di saat rintik air terus berkunjung, di saat genangan mulai unjuk gigi, angan ku masih terus merenung.. kulihat kolam dadakan terhampar di luar, pohon besar yang tumbang pun masih ada disana, tak bisa kubayangkan dengan nalar, sampai kapankah hati ini merana.. disini
Hai nona muda Riak mu sungguh berirama layaknya sang jiwa memeluk nirwana tapi kenapa kau bermuram durja sungguh sayang di kala muda Kenapa tak kau ikat sebuah kawat agar tak lari sebuah semangat sesuatu yang dipaksa hanya akan membawa luka terbuka .. mengangga.. lalu lepas jua.. jangan uapkan .
atau hancurkan ... biar lebur bersama dirimu dan terlahir kembali bersama api pembeharuan Kemudian aku menjadi orang yang lain Masih diriku, tetapi bukan yang dahulu Berjalan ringan selayak bayi suci Tak sadar memori ada di belakangku (Phoenix yang Melupa; 19 Januari 2013; Almarv)
Keramaian adalah temanku malam ini Tapi hatiku tetap sunyi Gegap gempita tak masuk dalam sanubari Asap memunculkan bayangmu di pelupuk hati Kenapa lama sekali bagiku untuk kembali? Aku duduk termenung, menunggu kebaikan sekali lagi Risau merasuki pikir, meracuni diri Aku ingin kembali... jadi bagia
menderu dan terus menderu kepakan sayap sepasang pangeran dan putri kalimantan menggebu dan terus menggebu dentuman anak awan hitam,mutiara langit tanpa altar diantara eloknya pemandangan hanya satu yang menjadi sebuah alasan untuk ditanda dicinta dan dirasa lolongan serigala buta pemangsa cinta
Banyak, banyak sekali kata Untukmu yang anehnya masih ku cinta Tapi pada akhirnya semua berakhir dalam maya Yang malah mengundang orang asing datang Kadang tak semua apa adanya Nyata dan ilusi teraduk, mengalir, tumpah Ada rantai gaib yang tertaut di alam bawah sadarku Dimana saat ku tarik selalu...
apakah arti dalih? dalih ada pada gerak namun ia ada dalam diam dalih ada pada setiap jujur pada setiap dusta dalih ada pada derma ia ada pada dosa dalih tak pernah penting karena seorang pria berdalih, segala hal adalah relatif relativitas adalah segala hal maka apalah arti dalih, dan apalah art
Licik! Kau kuasai sudut pandang dan aku tidak Kau raih simpati pemirsa dan aku tidak Kau berbakat dan aku tidak, Katamu padaku, metafora Dan aku pun meringis dalam ironi Cahayaku, Katakan siapa yang ‘orang-orang asli’ kasihi Katakan siapa yang sang nasib sayangi Katakan siapa yang selalu aku c
Salam, Tuan. Hamba hanyalah sebutir massa Meminta izin untuk sekedar bersapa pada proyeksi alam bawah sadar Aduhai, Tuan. Betapa merdunya otak yang Tuan pelihara Menggelitik hingga inti sel darah merah Memuat pikiran para pemikir zaman Selamat tinggal, Tuan. Terima kasih telah menerima musafir in...
Ya, kamu yang bercengkrama bersama gadis lain Bukankah kau berjanji akan kembali saat hatimu telah berpaling dan tak mencintaiku lagi? Kembali, pandir! Bawa ragamu ke sisiku Bukankah kau berjanji akan kembali dan genapi rinduku yang separuh? Andai norma izinkanku memilik dua Kau tak akan kubiarkan
entah setelah berapa lama silam aku berdoa butir doa menetes perlahan terlalu perlahan kata mereka... doa itu sederhana namun aku lupa bagaimana maka aku bicara pada udara berbisik dengan langit mendengar laut... memohon barangkali pada diriku sendiri demi katakata untuk berdoa untukmu namun Tuhan
Sejumput panggilan mampir padaku Diantar oleh semilir metafisika di udara "Halo?" Aku yang menyapamu mengharap sapaanmu Tapi sunyi, kan? Kenapa tiba-tiba ini jadi penting? Aku mematung, berharap setidaknya bisikan Sepi ini menggelitik ulu hatiku Bukankah tiga puluh detik terlalu lama unt
Kembali dengan secercah senyum Kecil... yang melukis besarnya kesenangan Tiap kunjungan, tiap kata, tiap puisi penuh rasa, tiap surat yang berasa Simpul kecil ini melukiskan bahagia Besar... alihkan pandangan dari konflik kepentingan Sebab kepeningan, dari padang pasir kelabu berlangit tosca Aku t