Sangat disayangkan kalo kualitas fasumnya tidak sesuai standar keselamatan. Tapi para remaja ini juga salah karena dia merusak fasum. Dua hal ini punya konteks masalah yg berbeda. Kalau dirusak dgn alasan ingin membuktikan kalau kualitas fasumnya tidak sesuai standar, apa iya harus ditendang-tendan
Bukan soal bisa apa gak, tapi soal mental dan emosi di jalanan. Paham ga sama aturan lalu lintas, bagaimana mengendalikan emosi, apa dia paham full tentang kendaraannya, bagaimana sikapnya kalau menghadapi masalah, dll. Kalo buat main2 di lapangan dan ga merugikan masyarakat umum sih silahkan.
beda itu pendeknya sama lady d :( kalo rambutnya sependek itu gimana jaga kelembaban kepalanya ya, secara di sana kan udaranya panas tapi kering.. keringet cepet ilang... beda sama di sini yg panas tapi lembab
nyokap gw kayak begini nih.... dulu kalo ribut dikit bukannya duduk bareng2 cari solusi malah keluar jalan2 keliling kompleks, marah2 sndiri... istilahnya orang jawa "mutung", ngambek. padahal cuma hal simpel kayak cari tempat makan bareng, cucian ga kering2, marah2 harga sembako naik :...
ya itu namanya pilihan. Hak dia kalo dia ga mau anaknya berpendidikan lewat jalan pendidikan pada umumnya. Terserah dia. Negara demokrasi kok. Tapi, kalau sampai ada masalah2 yg timbul dan mengancam kepentingan bersama dalam bermasyarakat akibat anaknya ga berpendidikan, apa tanggung jawabnya ?
dimensi-dimensian ini muncul gara2 manusia mempertanyakan apa itu realita yg sebenarnya. Cara membuktikan tentang realita adalah mengamatinya. Lalu dibuatlah pengamatan ke hal paling besar dan hal paling kecil. Sampai akhirnya ada satu titik di mana kita tidak bisa mengamati lebih jauh hal yg pal...
dulu banget di majalah angkasa yg edisi spesial sniper atau yg senjata2, ada ditunjukin senjata galil yg ternyata tentara kita juga punya... nah di situ ane mempertanyakan lho bukannya galil ini buatan israel kok kita punya, padahal ga ada hubungan diplomatik. Ooh.. ternyata begini lah dunia beke...
Privilege gundulmu :ngakaks ini sih namanya cobaan Kalo mnurut ane yg bisa menetralkan kejelekan muka cuma pakaian rapi, badan wangi, dan cara bicara yg elegan. Niscaya karisma akan terbangun dgm sendirinya
karena penduduk kita 270 jutaan. bandingkan dengan jepang yg cuma 125 juta, dan makin menurun jumlahnya. Kita malah makin banyak. Di jepang yg hampir semua warganya terdidik, terliterasi, tentu saja ga bisa sembarangan marketing yg menyebabkan bias informasi, apalagi kalo infonya menyalahi norma.
begitulah cara kerja nya media. bakal dieksploitasi habis2an momentum ini, ga peduli mau bagaimana kondisi yg dibicarakan.