IMAM MUBARAK Satu bulan berlalu sejak kematian Ki Naridin. Dua minggu berlalu sejak terakhir kali hantu Nyai Toriyati singgah di rumah Imam. Azimat dari seorang dukun digantung di pintu rumah. Sejak saat itulah Imam bebas dari gangguan setan. Memang tidak sepenuhnya. Kadang, Imam masih mendengar su
DESA LEDUK, KECAMATAN BANYUSIRIH, JAWA TIMUR 1975 Mereka dipaksa lupa, tapi trauma tidak hilang oleh sebuah perintah. Pasca kematian Naridin. Dirahasiakan atau tidak, Warga mulai bertanya - tanya, apakah ini sudah berakhir? Sementara di luar sana, Naridin bukan sekedar kisah seram dari mulut ke mul
Aamiin...santai aja bro daniel...semoga ini cerita bisa selesai tanpa gangguan dari pihak manapun Oh tenang saja gan. Masalah itu sudah selesai kok. Ending tidak akan berubah. Sama sekali tidak ada yang berubah.
Maaf teman - teman. Sepertinya Saya harus istirahat beberapa hari. Bener kata bang haji, begadang itu tidak sehat. Apalagi dua bungkus rokok sekali begadang. Saya masih nyicil, nulis paragraf demi paragraf. Berapapun hasilnya, malam jumat akan saya update lagi. Sekali lagi maaf ngentang. Makasih bu
man mahrum malah mau balik ke tambak... hmmmm dg kondisi begitu, haduuuhh semoga dia ttp jadi last standing man deh.... Keep dreaming, keep dreaming Udah pengen baca endingnya ane gan Mau ane PM gan?? Lah bukannya bunarto sama ismail orang yg mau ngebunuh bek ani ?? Yak benar gan. :fuck3::
Ane mau nyampein dua hal. Pertama... ane ngetik balasan komentar dari kemarin sampe sekarang belum kelar :lehuga jadi mungkin komen yang (maaf) tidak butuh dijawab, tidak akan ane bales. Seperti tanya update, menjawab pertanyaan agan lain, dll. Kedua... ane udah dapat teguran, resmi ke WA (entah d
Salah memilih pemimpin sama buruk dengan salah memilih perahu. Sehandal apapun pengemudinya, dia tidak akan membawamu sampai ke tempat yang kau tuju. ISMAIL "Ya Tuhan, Saya tidak menduga akan jadi serunyam ini." Tangis Ismail yang sejak tadi sedang dalam persembunyian. Tendangan dari I...
TIDAK, TIDAK ADA! Tiba - tiba dalam setengah sadar, Man Mahrum mendengar suara. Menggema di kepalanya seolah hendak memberitahu sesuatu. Desa ini kecil, tapi yang membuatnya sesak bukanlah banyaknya kuburan, tapi karena orang - orang seperti mereka. Seperti pemimpin dan ideologi kunonya tentang Ha
IMAM ILYAS Gundukan tanah berjejer di hadapan Pak imam. Tanah kuburan yang ternyata tidak selalu merah, terkadang hitam dan gelap seperti suasana makam barat saat itu ; lampunya mati dua, menyisakan satu yang menyala. Bunyi sekop dan cangkul sedang diangkut, dibawa kembali ke tempat asalnya setelah
Tidak pernah sebelumnya, kemunculan sosok hantu memberi dampak sebesar bencana alam. Warga desa berlarian ke luar rumah hanya untuk melihat halamannya dipenuhi dengan pocong - pocong menakutkan, persis seperti yang mereka hindari di dalam. Apapun akar permasalahannya, peristiwa ini sudah sangat b...
Update besok malam ya gan. Nanggung, tinggal dua chapter lagi buat nutup bab 2. Sekalian besok ane bales komeng - komeng.yang banyak sekali (kek nya ini trit yang paling gak keurus sama ane) :nohope
MARLENA Suatu hari baru di antara semua hari yang gelap. Hidup dan impian Sang Biduan berubah. Marlena tidak perlu lagi naik dan turun panggung, menghibur lelaki yang biasanya mabuk, menari dekat dengan tubuh Sang Biduan dan berakhir dengan tamparan istri - istri mereka. Panggung berakhir, Marlena
EDO "Cukup, turunkan Saya di rumah itu." Pinta seseorang yang saat ini sedang Edo papah tubuhnya. Terasa sekali betapa lemahnya orang tersebut. Luka di punggungnya masih menganga, hanya sebuah kain saja tidak cukup menghentikan pendarahannya. "Tidak bisa Man, Saya harus bawa Sampean
MARLENA "Kenapa perasaan Saya tidak enak." Gumam Marlena sambil memegang bagian belakang lehernya. Sudah lebih lima menit sejak kepergian pelanggan terakhirnya. Anto meninggalkan Marlena sendiri setelah sempat menawarkannya pulang bersama. Sesali semua itu sendiri, Marlena harus pulang m
EMPING "Mbak," Panggil Emping kecil. Untuk kedua kalinya Ia bangun tanpa Marlena di sampingnya Belum terlalu larut; masih dapat Emping dengar suara tetangganya sedang duduk bercengkrama di teras rumah. Tapi saat ini suara Marlena lah yang ingin Emping dengar. Air matanya sudah deras meng
Sedang mempersiapkan ending bab 2. ini salah satu kerangka chapter yang ternyata susah sekali disempurnakan dalam bentuk tulisan. Rencana akan diselesaikan besok. Semoga bisa, soalnya banyak banget dan ane harus hati-hati. Ada kesalahan fatal di cerita ane yang membuat ane harus berpikir seribu k...
ANI Rumah Man Mahrum adalah warisan dari Almarhum Bapaknya. Bukan tidak ada dana untuk membangun rumah sendiri, tapi rumah itu terlalu berharga untuk tidak ditempati. Banyak kenangan Man Mahrum di sana, baik yang lalu sebagai seorang anak, atau yang kelak sebagai seorang bapak. Berbeda dengan ke...