Aku ingin melihatmu tersenyum,seperti kemarin itu. Entahlah,sepertinya aku telah kecanduan pada senyum manismu. Aku ingin berada didekatmu. Selalu.
Aku benci menunggu, Sesuatu yang kadang membuatku jenuh. Aku benci menunggu tapi tidak jika dengan kamu
Aku benci menunggu, Ketika aku harus membuang waktuku percuma. Ketika aku harus melamun tak jelas, Atau berharap kamu datang
Aku senang memikirkanmu. Aku senang, Tiba-tiba merindukanmu. Mencari tahu apa yang sedang kau suka Mencari tahu lagu apa yang sering kau putar. Aku senang memikirkanmu. Aku senang, Tiba-tiba bayangmu hadir mengganggu hariku.
Beberapa pergi tak mengenal pulang. Beberapa salah tak mengenal maaf. Beberapa belum tak mengenal sudah. Beberapa lara tak mengenal rela. Fiersa Besari lbSOLBMUvIE
Bukankah cinta adalah proses menuju jalan pulang? Berjalan menuju seseorang yang kelak kau sebut rumah dan Menetap di sana hingga waktu menutup usia. Boy Chandra
Hujan dan kamu adalah rindu. Kita akan menikmatinya dalam senja-senja beranjak pulang. Dalam rasa sayang yang tak akan pernah hilang. Bahkan saat hujan telah berhenti Boy Chandra
Dulu, rumah menjadi tempat pulang dan istirahatmu. Tempat itu menjadi sumber perlindungan, kenyamanan, dan rasa bahagia. Kini rumah itu sudah retak, bahkan luluh lantak.
Cukup kenangan saja yang ditinggalkan, selebihnya bawa kembali pulang. Rumah adalah tempat kau titipkan hatimu agar kau ada alasan untuk pulang
Pulang, entah karena menyerah, Entah dengan dia tak lagi searah. Pergilah bersama dia. Jika suatu hari kau tersesat, ingatlah, Aku jalan pulang yang kau lupakan.
Jika tempat terindah untuk pulang adalah rumah, Maka sejatinya rumahku belum sepenuhnya terbangun. Barangkali tidak ada yang benar-benar mengerti Bahwa arti rumah sejatinya bukan Sekadar tempat untuk pulang, Melainkan siapa saja yang peduli
Beberapa pergi tak mengenal pulang. Beberapa salah tak mengenal maaf. Beberapa belum tak mengenal sudah. Beberapa lara tak mengenal rela.
Masihkah ada ruang? Aku ingin pulang. Jika tidak, biarkan aku menghilang. Kau boleh lari dari kenyataan, asalkan tahu jalan pulang. Pergi dengan kekanakan, pulang dengan pendewasaan.
Masa lalu tidak pernah hilang. Ia ada tetapi tidak tahu jalan pulang, Untuk itu ia menitipkan surat, kadang kepada sesuatu yang tidak kita duga. Kita menyebutnya kenangan
Jadilah rumahku, ke manapun aku berkelana, selalu berpulang padamu. Jadilah tanah tempatku berpijak, ke mana pun aku terbang, ku kan kembali pulang, kala lelah kukepak sayap. Bisakah kau menjadi udara, setiap hela nafas ini, kau ada. Bisakah kau menjadi kerlip lilin, kala gelap, kau keindahan sej...
Sebab pulang bukan tentang adanya rumah, tapi adanya hati yang menyambut penuh kehangatan. Mel Bakara,
Wayang membayang kenang. Manterakan batas. Tak ada gerak gambarkan cemasmu. Tak ada rupa lukiskan risaumu. Tak ada warna memutar gentarmu. Menarilah Yudhistira. Menarilah Duryodhana. hingga awal bertemu akhir, hingga asal bertemu ajal. Segenap diri tak terkecuali, henti di tengah sunyi padang Kur...