Kukirimkan sepotong senja ini untukmu Dalam amplop yang tertutup rapat, dari jauh, karena aku ingin memberikan sesuatu yang lebih dari sekedar kata-kata.
Maaf, aku tidak sempat menelitinya satu persatu. Mestinya ada juga lokan, batu yang berwarna-warni, dan bias cahaya cemerlang yang berkeretap pada buih yang bagaikan impian selalu saja membuat aku mengangankan segala hal yang paling mungkin kulakukan bersamamu meski aku tahu semua itu akan tetap ...
Apakah kamu menerimanya dalam keadaan lengkap? Seperti setiap senja di setiap pantai, tentu ada juga burung-burung, pasir yang basah, siluet batu karang, dan barangkali juga perahu lewat di jauhan.
Bersama surat ini kukirimkan padamu sepotong senja — dengan angin, debur ombak, matahari terbenam, dan cahaya keemasan.
Kamu ada diantara pelangi yang datang setelah badai, Kamu ada meski aku berusaha melupakanya. TX8_u_V530g
Seperti sepasang burung merpati yang hinggap di kursi-kursi taman. Menikmati waktu berdua penuh cinta. atau seperti bulan dan bintang di langit malam. Berbinar dan bercahaya menerangi kegelapan malam.
Aku ingin melihatmu tersenyum,seperti kemarin itu. Entahlah,sepertinya aku telah kecanduan pada senyum manismu. Aku ingin berada didekatmu. Selalu.
Aku benci menunggu, Sesuatu yang kadang membuatku jenuh. Aku benci menunggu tapi tidak jika dengan kamu.
Aku benci menunggu, Ketika aku harus membuang waktuku percuma. Ketika aku harus melamun tak jelas, Atau berharap kamu datang.
Aku senang memikirkanmu. Aku senang, tiba-tiba bayangmu hadir mengganggu hariku. Aku senang melakukan itu, Karena aku pun senang Walau hanya melihatmu tersenyum dari kejauhan
Aku senang memikirkanmu. Aku senang, tiba-tiba merindukanmu. Mencari tahu apa yang sedang kau suka Mencari tahu lagu apa yang sering kau putar.
Meskipun kamu tak menyapa Namun engkau memberikan sesungging senyum manismu padaku Membuatku tak jemu
Apakah kita sungkan untuk menyapa Atau punya perasaan yang tidak bisa di ungkapkan, Jujur saja batih ini yang ingin berevolusi kerap untuk menyapa
Namun ketika kita berpapasan pada kelopak mata Dua mataku hingga menjadi empat mata Di antara kita tak saling menyapa
Kasih, kembalilah pada satu saat kebenihmu Sebab aku sudah menanti pada kehadiranmu Akan kutunggu kedatanganmu di dermaga layu
Melainkan hari-perhari ingin bersua Jika sanubari sekejap mata melintas seperti asa Maka takkan ada kerinduan di pelupuk batinku yang baka