Aku serasa orang bodoh Dengan berpura-pura bahagia besimpuh duka Relakan hati teriris dengan bayarnya bahagiamu
Aku sudah lelah dalam menanti Kejayaan rasa nansakti Dua tahun silam rasa mulai bersemi Dua tahun pula kekecewaan aku dapati
Wahai nama yang terukir dalam hati, Akankah masih ada harapan untukku memiliki? Jujurnya aku tak ingin berhenti mencintai Tapi mau bagaimana lagi, semua sudah kehendak Ilahi
Dirimu indah bagaikan rembulan Sinarmu indah dan meneduhkan Namun tak mampu ku gapai Dengan tanganku yang lemah terkulai Ku hanya mampu memandang Pandangi kamu dari kejauhan
Bukan ku setengah hati memujamu Menginginkanmu tuk selalu di sampingku Berharap kau setia menemaniku Hingga ujung perjalanan waktu
Ingin rasa ini ku ungkapkan Namun ragu seakan menahan Karena kau begitu indah di ciptakan Tak pantas bersanding dengan diriku Yang serba kekurangan
Rasa ini ada kala ku mengenalnya Kala ku menatap matanya Menatap senyuman Yang membuat hatiku tak karuan Apakah ini rindu? Hasrat yang membuat hatiku Ingin bertemu Menikmati anggunnya wajahmu Yang membuat tenang hatiku
Sebuah rasa yang hadir nya tak terasa Menyelusup ke dalam dada Menjelma membuat hatiku tak berdaya Inginku mengusirnya pergi Sejauh mungkin agar tak kembali Namun apa daya Rasa ini telah merasuk ke dalam jiwa
Harus kumencari dimana ? Sehingga aku mendapatkan kembali hatiku untuk kuiklaskan kepada dia yang datang untuk memberi kehidupan.
Tetapi .. bagaimana ??? Hatiku sudah terbawa terbang bersama jiwamu yang melayang.. Harus bagaimana?? Jika selamanya aku tidak dapat kembali meraih hatiku yang entah dimana
Walaupun waktu telah membelah antara kau dan aku Tetapi hati ini masih tetap milikmu Bukan karena aku tidak merelakanmu Bukan juga aku tidak siap menerima yang baru
Teruntukmu yang jauh disana Hati ini masih menyimpan namamu Jiwa ini masih dimiliki oleh dirimu Sehingga tidak seorangpun mampu menanggalkannya atau pun mengambilnya
“Dia yang mengambil senja itu! Saya lihat dia mengambil senja itu!”. Kulihat orang-orang itu melangkah ke arahku.
Kini senja itu bisa kamu bawa ke mana-mana. Ketika aku meninggalkan pantai itu, kulihat orang-orang datang berbondong-bondong, ternyata mereka menjadi gempar karena senja telah hilang. Kulihat cakrawala itu berlubang sebesar kartu pos
Aku tahu kamu selalu membayangkan hari libur yang panjang, perjalanan yang jauh, dan barangkali sepasang kursi malas pada sepotong senja di sebuah pantai di mana kita akan bercakap-cakap sembari memandang langit sambil berangan-angan sambil bertanya-tanya apakah semua ini memang benar-benar telah...