Seminggu berlalu. Roni sudah kembali masuk ke dalam pesantren. Namun kali ini tidak sekamar lagi dengan kami bertiga. Roni berada di kamar lantai bawah, sedangkan aku dan kedua temanku (Idris, Laode) ada di lantai dua. Idris dan Laode berhasil menyimpan rahasia tentang aksi konyolku masuk ke dalam
seperti bumi yg tak pernah membeci hujan kapan di mulai di si oren gan??? Maklum baru ketemu yg di si oren Wah, udh tahu akunku aja kamu gan, kek detektif aja. Wkwkwk... Lg proses penulisan gan. Soalnya latar ceritanya jg ada di jepang, jd agak lama. 😁
Aku berjalan santai melewati halaman depan asrama santriwati, di antar salah satu petugas. Terlihat sudah sepi, walau masih ada beberapa dari mereka yang sedang berkumpul di aula kecil. "Assalamualaikum." Petugas mengucapkan salam, mengetuk pintu kamar. Salah seorang keluar da...
Keesokan harinya. Aku dan Idris istirahat ke luar jauh dari area pondok pesantren. Sebenarnya harus izin terlebih dahulu, tapi Idris anak yang agak bandel, dia masa bodoh. Kami berdua segera menyetop angkot. Tak lama kemudian, angkot melipir ke kiri, kami bergegas masuk. Sudah ada banyak pen...
Ceritanya bagus dan menarik. Sudah ane kasih cendol 5, jangan ada kentang di antara kita gan:cendolgan Wah, terima kasih gan... :2thumbup
Hari baru. Kembali masuk ke dunia pesantren. Kembali beraktifitas seperti biasanya. Tahun kedua, aku sudah naik ke kelas dua, bersamaan pula dengan Roni. Aku juga sudah terbiasa dengan kehidupan di dunia pesantren ini. Hari pertama semenjak libur panjang. Aku membersihkan kamar tidur bersam...
setelah sekian lama nggak ada cerita2 yg menarik di kaskus akhirnya sekarang ada lagi cerita yg lumayan menginspirasi. lajut terus gan semoga endingnya seperti yg diharapkan :cendolgan Wah, makasih gan udh menilai cerita ini cerita yg menginspirasi 😁
Senangnya yg bisa berbicara langsung dgn gadis idaman walaupun Roni ikut dibahas😄 Senang tapi sebal juga gan 😥
Malam harinya. Tidak disangka, pemerintah telah mengumumkan hari raya idul fitri lebih cepat, melalui hilal. Para pemerintah sudah memantau hilal sejak selepas sholat ashar. Adalah esok hari, jatuhnya lebaran. Aku dan Pak Jaya sibuk mempersiapkan beberapa makanan untuk menyambut hari raya id...
H-2. Aku memutuskan untuk balik ke Jakarta. Tapi bukan ke rumah, melainkan ke Pak Jaya. Paman terkejut mendengar pernyataanku, bahkan dia sempat mengajak ke jakarta bersama-sama, Nadia sempat setuju, bersemangat, tapi aku menggeleng. Bukan itu tujuanku pulang ke Jakarta. Bukan ke rumah. Paman men...
Besok malamnya. Roni masih asyik berbincang-bincang dengan Laode. Aku datang terlambat, Laode lekas menatapku, begitu pula Roni yang mempersilahkanku untuk ikut bergabung. Tapi perasaanku sudah mulai tumbuh rasa benci kepada Roni. Benci tidak, tapi iri. Aku menolak ajakan mereka, ber-alasan. "
Satu tahun kemudian. Malam yang sangat cerah, kerlap-kerlip bintang bertumpah ruah menghiasi langit. Rembulan bulat bersinar cerah, hanya sedikit awan yang terhias di langit. "Dimana Roni?" tanyaku. Laode masih sibuk menatap kerlap-kerlip lampu kota, bersenandung lagu khas Sulawesi. Dia
"Assalamualaikum!" Suara tegas dan mempunyai ciri khas itu lekas membuat semua santri duduk rapi di bangkunya masing-masing. Laki-laki, tinggi kira-kira 167 CM, wajahnya berseri-seri melempar senyum. Laki-laki penuh semangat berkobar layaknya pahlawan tahun empat puluh lima itu adalah U...
Aku duduk menatap keramaian santri yang berhilir mudik, mulai beraktifitas. Salah satu santri baru yang datang dari kota Demak, namanya Idris, duduk disebelahku. "Huh, ternyata di pesantren, sama seperti universitas. Harus ada ujian seleksi dulu." Idris berkeluh kesah. "Berdoa saja k
Dalam perjalanan menuju pondok pesantren, aku mengingat kata-kata dari Ibu, saat usiaku menginjak tujuh tahun. "Ibu ingin anak Ibu yang ganteng ini menjadi seorang pemimpin agama yang hebat dan berpengetahuan luas." Memang benar apa yang Ibu katakan. Keluargaku mempunyai keturunan dengan