Suatu saat nanti, mereka yang pernah menjadikan itu lelucon, akan menjadi leluconnya sendiri. Dari situlah mereka akan mengemis minta dikasihani dan diiba-ibakan. Dari situlah mereka akan belajar bahwa empati dan etika itu penting. Beruntunglah kita yang memahami empati dan etika, tanpa harus meng
@johanbaikatos Buat ane, ente sudah Muslim daripada Muslim itu sendiri. Ente sudah mengamalkan nilai-nilai Jihad dengan bertarung nyawa di garda terdepan untuk menyelamatkan nyawa manusia, apa lagi di kala pandemi gini. Justru ane yang harus cium tangan ente dan harus belajar dari ente soal keikh...
johanbaikatos Waduh ente Gusdurian? Ente saudara ane berarti, saudara dalam satu Bapak Ideologis. :shakehand
@johanbaikatos Berarti, kita belajar dari Ulama yang sama. Gus Miek. Karena yang ente kutip itu petuah dari Gus Miek. Ane tidak terafiliasi dengan NU, tapi NU memang jadi patokan ane dalam beragama. Dan tidak menutup kemungkinan ane juga ikut petuah dari Ulama Muhammadiyah seperti HAMKA dan Buya ...
qulit.qulup Itu ga bisa disatukan bray. Kita bisa bilang UUD 1945 dalam tataran hierarki perundang-undangan itu lebih tinggi. Tapi, kalo ga kita jawantahkan ke dalam UU yang di bawahnya itu, tentu akan luas banget. Contoh saja Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 "Bumi dan air dan kekayaan alam yan...
qulit.qulup Ane tidak mengklaim perkataan ane lebih dari Qalamullah. Kan sudah ane bilang, ayat yang mengatakan kalau "Qur'an gampang dipahami" itupun harus ditafsirkan lebih lanjut. Perlu metode, perlu kajian, perlu kesepakatan antar alim Ulama. Makanya Syari'ah dan Fiqh itu adalah sej...
qulit.qulup Tentu yang lebih berbobot adalah ayat Allah. Tapi yang jadi pertanyaan, apakah ayat Allah bisa dipahami secara tekstual?
jd101 Lho. Justru ane balas karena ente yg nyenggol duluan. Ada tuh di atas ane senggol ente duluan? qulit.qulup Coba pahami dulu. Dari awal ane katakan, ayat Qur'an itu harus dipahami dengan cara ditafsirkan. Jadi, ayat yang mengatakan kalau Qur'an itu gampang dipahami itu harus ditafsirkan lebi...
qulit.qulup Lho. Itu hal yang ga perlu toh? Bukan urusan ane kalo ente dan satu kampung ente mau pake uang pribadi untuk berhaji atau umrah.
jd101 Ya memang bukan urusan ente. Jadi bukan urusan ane juga kalo tidak ane gubris karena tidak jelasnya apa yang ente ketik. :D
qulit.qulup Lho menurutmu dong. Di awal ane ada bilang, ayat Qur'an itu harus ditafsir, tidak bisa sembarang kutip. Itu yang ente lakukan hanyalah mengutip secara tekstual. Ente paham konteks ayatnya itu gimana?
qulit.qulup Lho. Kan itu menurutmu toh. Sudah ane bilang, ayat Qur'an itu tidak serta merta bisa ente tafsirkan gamblang. Perkataan gampang di ayat Qur'an belum tentu bisa gampang bagi penalaran manusia. Kalo mau lebih dalam atau masuk ke ranah filsafat, parameter kata 'gampang' itu apa? Tentu ga
qulit.qulup Ya jadi Muslim itu bawaan hati, bray. Dari hati ente sudah denial, lebih baik tinggalkan Islam daripada jadi tekanan batin. Ente bisa pindah ke agama lain yang lebih dikehendaki oleh hati ente.
qulit.qulup Ya kan gampang. Ente tafsirkan aja coba. Bisa, bray? Coba tafsir bray. Ente kan secara tersirat mengaku sebagai mantan Muslim. Yawis, silahkan tafsirkan. Ane tunggu.
qulit.qulup Ente berarti bukan Muslim, bray. Bisa aja ente cuman numpang lahir yang kebetulan orang tua ente beragama Islam. Atau bisa aja ente ngaku-ngaku sebagai Muslim agar memperkuat statement ente. Tapi yasudahlah, itu terserah ente, kan?
Kalo gampang ya tentu saja ente tidak akan berkata demikian. Karena ente sudah bisa paham tafsir Qur'an secara komprehensif. Lah ini? Ente saja copas. Coba ente tafsir itu ayat yang ente copas sendiri. Bisa?
qulit.qulup Sederhananya gini aja deh. Kalo memang gampang menurutmu dan tafsirmu yang mengatakan Tuhan sendiri yang bilang gampang, kenapa tidak dihapuskan saja pendidikan Syari'ah dan Fiqh? Mending ga usah ada yang namanya Ustadz. Bener kan?