Baru Kau Tau .... Aku lempar batu Kena kepala batu Aku buat agar-agar Hingga basi dirubung laler Padahal sudah aku sediakan Empat ratus mulut siap menyantap Mulut terkunci Katanya, makanan basi Aku berikan kaki Lintah mengisap darah tak pernah kenyang Kaki makin aku rendam Lintah kegirangan Kata
Hanya Pasasir Lelaki tua melanjutkan cerita lain dibacakan: Dari satu gerbong Ke gerbong lainnya Wajah wajah rekah Keras mengejar ingin Kian terombang ambing Dari satu dermaga Ke dermaga lainnya Muka muka pelas Ingin sekadar istirahat Walau hanya sekejap Dari satu halte Ke halte lainnya Penanti
Cahaya, Terang, Menyilaukan Lelaki tua memaksaku mencoba Menimangnimang gelas kaca Aku menyangka gelas terjatuh Dalam ruang tanpa cahaya Gelas melayang Pecah tak bersisa Dan benar! Gelas jatuh ke lantai Belingnya berserakan Hanya ada penyesalan Setelah aku berpesta kegirangan Lihatlah! Katanya
Lelaki Separuh Baya malam kian sepi seorang lelaki separuh baya menatap bulan telah lama meninggalkannya bercerita tentang kesendirian dalam kepalanya aku memegang tasbih sembari menengok ke belakang anakanak melempar sarung ke langit dalam suara sengit di sela lantunan ayatayat suci sebentar lagi
Mbok Mawi Mbok Mawi, anaknya dulu tewas dirudapaksa Belanda. Umurnya 13 tahun. Sisa bangkai diantar ke rumah. Tak ada tangis. Tak ada air mata. Hanya mengurut dada. Mbok Mawi, anaknya membusuk dibuang di semak-semak. Digagahi Jepang, mutilasi. Tak ada selembar benang menutupi. Sebagian tubuhnya h...
Dalam Hujan dan Banjir Hujan kian berpesta Tanah basah membecek Terendam hingga pinggang Anakanak ramai menebang batang pisang Perahu dolanan siap berlayar Mengisi harihari yang ambyar Aku menyulut rokok sambil membayangkan Tongkol jagung cekikikan minta segera ditebang Sebelum tua tak mengapa Mas
Kau Kira Gampang Menulis Tiap Hari Itu? Ada yang bilang bahwa menulis itu gampang, segampang menelan ludah. Lupa dia kalau ada kalanya kena sariawan. Jangankan buat makan buat menelan ludah saja susah. Apalagi sudah ada bibit amandel, terus meradang. Rumah sakit atau dokter urusannya. Ada yang men
Maka Biarkanlah! Katanya, Itik sudah bisa berenang sejak lahir Katanya, Ikan sudah bisa menyelam Bahkan saat masih dalam kandungan Katanya juga, Setiap orang punya keistimewaan Tak diragukan Memangnya sanggup jika mereka dibiarkan? Membesar dan semakin besar Memintar dan semakin pintar Tak ada yan
Kau Ingin Aku Menjadi Diriku Buat apa? Jika di tempatku berdiri Tak ada yang mengenaliku Seperti halnya aku menjadi yang lain Mereka juga tak mengenalku Sama saja Diriku atau orang lain Seperti halnya kera Dikeluarkan dari satwa Biasanya makanan sudah ada dalam pelukan Terlalu kenyang Tak pernah
Inilah Orang yang Paling Sombong Kau tahu siapa orang yang habis menulis, tumpukan uang sepuluh juta terasa tipis? Teman-temanku langsung melotot ketika aku akan membuka rahasia. Orang yang paling sombong? Memangnya jadi sombong itu enak ya? Bisa membanggakan diri benar-benar enak. Dahulu ketika
Tragedi Pasar Dalam sebuah pasar Pengunjung datang dan pergi Silih berganti Ada yang mampir dan membeli Sebagian besar melihatlihat Kemudian pergi Ada yang hanya meninggalkan jejak kaki Pedangan mengamati dengan teliti Melihat siapa yang membeli Siapa yang curang dengan mencuri Menanti lengah lal
Karena Terpisah Lembar kalender telah empat kali kusobek Dan aku masih di sini Mengilhitung berapa lembar lagi tersisa Atau tidak tersisa sama sekali Kemudian lembar kalender baru Kugantung lagi Lalu aku sobek lagi Di bilangan tahun yang telah berganti Dan aku masih di sini Sambil mengeja apa sebe
Oh Kakek! "Mbah! Masker kui lho dingge!" kata anak perempuannya. Maksudnya, Mbah, masker itu dipakai. Orang tua, hampir 85 tahun usianya. Setelah meninggal istrinya sekitar 8 tahun lalu, hidupnya memang tidak seperti biasa. Sendiri ditemani dua cucu laki-laki menginjak remaja bersama ibu
Pesepeda Dengan sepeda ia lalui jalan setapak Keyakinan penuh menguak Keringat mengalir Senyum tersungging di bibir "Jalan ini begitu licin," katamu Roda sepeda terus berputar Kaki mengayuh tak pernah gentar Sambil gumam dan dendang sebentarsebentar keluar di depan sana jalan berliku s
Sebilah Kesadaran gelak senyum tawa perlahan sirna keluh kesah merupa tabir lalu terbuka di bawah kelambu kamar pengakuan diucapkan aku telah berdosa, katamu dahulu ya dahulu sekali sebelum siang jadi terang berkali-kali urat nadi berputar menyelisihi jalan panjang dan berliku ditunggangi onak da
Pemakan Bangkai! Apakah kau suka memakan bangkai? Bangkai kambing digulai Di sate Kemudian disodorkan dalam piring megah Air es jeruk peneman makannya Temanmu berkata, "Ini bangkai kambing aku masak! Mau?" Pasti tidak mau Belum memakan pun sudah mau muntah Kau menjauh melihat pun tidak
Pertanda yang Tersamar Malam makin larut hampir selesai Dalam cangkir kopi gula hilang bentuknya Hanya rasa Gemintang kerlapkerlip samarsamar menembus kabut Beberapa kali kalong melintas berbarisbaris Setelah semalaman menghalau embun Mengisi perut Dari dahan yang satu ke dahan lainnya Tak lupa s
Catatan, Kenangan, dan Tercatat siapa yang masih tersisa hari ini di lembaran terakhir menjelang pagi kereta malam telah berangkat aku terlewat tiket lama tak berlaku harus beli yang baru teman sebaya mendahuli mungkin mereka telah sampai tinggal aku berkutat mencari sempat mengobrakabrik kenangan
Hari yang Murung Pagi disambut hujan, listrik padam, jaringan internet hilang Kicau kutilang tak beraturan Aku hanya berharap Beberapa kucing tak bertengkar berebut betina Di depan pintu menanti makan dari tuannya "Ma! Bagaimana ini, Ujian Akhir Semester. Jaringan hilang?" katanya Benar-