intinya selama tidak ada hukuman yang bersifat tidak manusiawi terhadap pemerkosa ( contoh : terdakwa dibutakan / tangannya dipotong / otongnya dibuang )maka akan selalu ada kejadian pemerkosaan terlepas apakah si wanita memakai baju jirah baja dan digembok sekalipun yang namanya kalau suda engaS...
lama absen di perguruan abah Suro. ampe lupa dulu ampe part berapa ngebacanya. tp tak apalah penting sekali kali absen, biar nggak ilang. sungkem abah. Hehehe Nyender dlu baru baca part 3 nya. Gelar karpet Sumpah iini keren. Ada pesan tentang kehidupan Nunggu update Simpen dlu gan. Abah...!
Tempat Wisata, dalam Riuh Mengeluh Tujuh hari dalam seminggu Tak lagi masuk hitungan Ketika seorang anak Mengajak ibunya, setengah memaksa Membasuh mata Menghirup wangi luar rumah Dalam panorama Beberapa bulan lalu Terlewati, ingin bersama lagi Nun di sana, Tempat terbuka menanti kedatangannya
Suara Panggilan Sayupsayup pelan menusuknusuk Relung lengang hampa Sepi tiada apaapa Telinga yang terbuka tersumbat Entah oleh apa Orang lain mungkin mampu mendengar Meresapi jadi peneduh hati Mengisi gundah gulana Ketika kecewa Ketika harapan tak sesuai selera Ketika rindu menggema Dalam kum
Menanti Senja Kala Bulan Belah Sepuluh! Adakah kita mengira Tiba di kala senja datang memberi berita Tentang pengangkatan Penghormatan Pemberian nilai berbilangbilang? Dan tamu kehormatan hanya mampir Tak cukup mencuci haus Apalagi menimbun lapar Dahaga entah di tahun ke berapa? Dan penanti seda
Cinta yang Tak Pernah Sirna Kau ingin tau apa itu cinta? Aku tak pernah mampu memberi makna Aku tak pernah bisa melukiskan dengan katakata Orangorang hanya merasa Dalam kata manis menggulai sukma Kadang berbisa membunuh tanpa sisa Ooo, Pernahkah awan berarak menampilkan cinta dengan hujannya Kemu
Burung Sawah Di Malam Gelap Malam telah tiba Di tengah pematang sawah Di pinggir rawa Sekian kilo danau sisa tambang batu bara Air danau mulai menghijau Nun jauh di sana kebun sawit sedang berbunga Burung-burung sawah mulai berdendang Mencari kehidupannya Langit tertutup sedang tertutup awan Bin
Bongkahan Air Mata Aku tak pernah berani bertanya Juga menjawab sebuah pertanyaan Pernah suatu ketika kamu melontarkan Begitu ada tanya Begitu kucoba menjawab Hanya ada bongkahan air mata Dan Lahar hangat menyebar ke mana-mana Siapa juga yang mampu menahannya? Paling kuat .... Mungkin hanya akan ...
Aku Merindukanmu Aku merindukanmu Wahai, masa lalu Yang pergi Dari kuningnya bulir sari Ke mana terbenamnya butiran itu Yang enam bulan sekali Nyanyian gadis dengan topi caping Kemudian mengepul dalam periuk di kelilingi piring Jadi lautan menguning keruh Jangan tanya dari mana Langit tak salah a
Dalam Jumlah Hitungan Keingintahuanmu sungguh keterlaluan Tak sesuai kebutuhan Terlalu banyak kepedulian Hitungan kemudian dikumpulkan Satu kali dibohongi, katamu Dua kal didustai, lagi Dan selalu tak mengerti Lihatlah berapa bintang bertebaran di langit sana Untuk apa kumpulkan kerlap kerlipnya At
Menjelang Karantina Berakhir Selesai menimbang-nimbang Sepasang pengantin terpisah D tempat kerja Kebijakan tak boleh ada cengkerama Di luar arena Pandemi menjerumuskan sosialita Padahal mereka satu keluarga Bayi terlahir terpisah bapaknya Hingga waktu menjadi duri menusuk hati Rindu menyiksa berh
Setelah Banjir Datang Pagi yang sejuk Angin hangat berhembus dari timur Mendung engan menampakkan diri Tak seperti biasa beberapa hari terakhir Burung-burung mulai berkicau Sebagian ada yang mengangkut Helaian daun dimulutnya Waktunya membangun sarang Waktunya bertelur dan melahirkan keturunan Per