Laring-laring Tersetrum Sebelumnya tak ada kebisingan, Kegaduhan, Hiruk pikuk, Dan teriakan-teriakan Perut yang kosong membuat cacing melolong Semakin maju menanti sebutir nasi Semenjak dini hari, dua hari yang lalu tetapnya Atau lebih bahkan Tak ada lagi bait-bait kemesraan Yang mulai dilantunka
Bagaimana Kau Bisa Bosan? Padahal hanya diminta tinggal di rumah Perabotan mewah Makan tinggal masukkan mulut Hiburan? Lengkap tersajikan Lihatlah! Ada yang mati karena kebingungan Ada yang berhari-hari menahan kelaparan Ada yang dirumahkan tanpa penghasilan Ada yang .... Sementara kau? Kita? Lal
Tanah-tanah Yang Basah Di tanah-tanah yang basah Bukan oleh airmata duka atau pun darah Pada suatu malam Benih ditanam petang Dituai pagi hari menjelang Di tanah-tanah yang basah Ada air mata bersimbah Diringi rasa bersalah Kokok ayam menjadi gamelan Telinganya asyik menikmati lantunan Dari mulut
Pena Penggambar Luka Dari tinta hitam Dari remang-remang Ia tampil mengemuka Merusak wajah cantik menggoda Di atas kanvas Menggurat luka Cerita lama Tentang gadis lugu yang tersesat di tengah kota Tak bisa pulang Tak ada kampung halaman Telah terusir Lukisan menggantung di ujung kamar Menatap jen
Bambu Menjorok Ke Sungai Bambu tumbuh rimbun Lupa sejarah kemerdekaan Bambu runcing di tangan Bukan bambu yang disalahkan Bambu menahan sampah Air pampat Banjir! Di tanah siapa bambu rimbun tumbuh? Di tangan siapa bambu dipegang? Runcing-runcing melukai Pada perut teman sendiri Lewat sembilu dara
Tak Seperti Rotan Kalau boleh aku mengatakan Melihatmu Merasakanmu Menikmatimu Hari-hariku Serasa berada dalam toples Kerupuk tertimpa Sedikit-sedikit patah Sedikit-sedikit remuk Kita coba anginkan Mlempem Tak bisa dimakan Tak bisa dibuang Aku berharap Suatau saat kau jadi rotan Tidak akan aku
Kaki Tangan Kaki memakai sepatu bot Pelindung kaki Tangan memakai sarung tangan pelindung tangan Apakah dirinya selamat? Tidak akan! Kesakitan akan menyengat Penderitaan hingga sekarat Sampai kapan? Sampai kaki tangan dilepaskan Pelindung hanya pengaman Tak jamin dapat keselamatan Lebih banyak jad
Di Balik APD Semangatnya bagai matahari menyala Sabarnya bagai karang menerima hantaman gelombang Cintanya bagai ibu yang baru melahirkan Hidupnya adalah kemanusiaan Napasnya adalah kesembuhan Matanya adalah air hujan Sakit ditahan Derita dirasakan Ia adalah pahlawan Yang tak pernah berpikir akan m
Nisan Sedang Memanggil, Sayang! Kau telah bosan? Derita mengitu menyakitkan? Kita sedang berada pada gerbong kereta api Perjalanan masih jauh lagi Tak akan ada kelayakan di stasuin mana pun Kita mampir Kota-kota bukan tempat kita Di sana kita tak ada saudara Desa-desa Kita tak akan dikenali di s
Bumi Sedang Berduka, Langit Tertawa Pohon sedang terjatuh Perkara keji telah terjadi Merobek kamar suci Bumi menangis Matahari meringis Di lain waktu Kondisi berbalik Mereka saling bertanya Apa kekurangannya? Terjatuh dan terjatuh Belum sempat terbangun Terjatuh lagi Benteng tegak berdiri Ikatan
Lalat Pengeliling Mayat Dengung berdengung Memanggil teman Datang dan pergi secepat pandangan Racun di sayap kanan Penawar di sayap kiri Sayangnya penawar disimpan Hingga banyak yang mati Mayat-mayat mengelilingi mayat Terbang dari tubuh satu ke tubuh lainnya Meninggalkan telur Larva pun menetas
"Aku kan Cuma Bilang!" Aku adalah rakyat jelata Aku bilang A pada pemerintah Aku merasa aku benar Aku bilang B pada pemerintah Aku merasa aku benar Aku bilang C pada pemerintah Aku merasa aku benar Aku selalu bilang-bilang Hingga tak berbilang Seolah akulah yang paling banyak keahlian Se
https://s.kaskus.id/images/2020/04/22/10526339_202004221159090549.png Pembongkar Isi Kuburan Aku telah menempuh ribuan jalan. Segala sisi kehidupan. Dari yang paling taat, hingga yang paling bejat. Apa sih yang paling bejat dari seluruh tingkah polah manusia? Membunuh? Merudapaksa? Korupsi? Atau
Mungkin Tak Akan Sama Nyamuk terbang Dengung suaranya mengitari kepala Terganggu? Tangan ingin menepuknya Apakah suara nyamuk telah menggangu? Bagaimana dengan berita buruk? Mungkin tak akan sama Sebuah ujaran Atau kalimat panjang Beda bentuk namun satu makna Menggores dada Meninggalkan luka Bagi
https://s.kaskus.id/images/2020/04/21/10526339_202004210741040751.png Air Jeruk, Nikmat Bagaimana rasanya kecanduan? Mungkin seperti orang gila ya? Ada yang percaya, ada juga yang tidak, mungkin. Tapi ini benar-benar aku alami. Bagaimana tidak? Baru pulang dari kebun, dari semak belukar, berkeri
https://s.kaskus.id/images/2020/04/21/10526339_202004210554320201.png https://s.kaskus.id/images/2020/04/21/10526339_202004210554430696.png Kartini Sedang Membuat "Ubluk-ubluk" Tinggal dalam rumah, sambil memperingati hari kartini tercetus akhirnya ingin membuat "ubluk-ubluk".
Kalau Ada Tangan yang Malu Menadah? Genting! Perutnya mulai genting Terikat malu Harga diri dijunjung tinggi Sepasang tangan lemas memeluk perut Terbungkuk! Adakah kau pernah melihat? Membayangkan mungkin? Keringat dingin mengucur Menahan genting Hingga kering Sementara menu mewah menggugah Menge