Citra Menulis Cerita (3) Pada edisi sebelumnya kita sudah bahas bagaimana memulai membiasakan diri bercerita. Membiat narasi dan menyusun percakapan. Apakah sudah layak jadi penulis hebat? Kalau aku diminta menjawab pasti aku jawab. "Kamu sudah sangat hebat!' Berapa banyak pelajar yang menye
Citra Menulis Cerita (2) Pada bagian pertama kemarin sudah kita ulas tentang bagaimana memulai menulis cerita dan menjadikan menulis sebagai kebiasaan dan hobi. Setelah mampu mencermati sebuah narasi dengan baik dalam bentuk lengkap dan detail nantinya akan terbiasa memilih bagian mana yang vital
Citra Menulis Cerita (1) Kamu ingin menjadi penulis hebat itu gampang. Asal rajin membaca, rajin meringkas, dan rajin menuliskan peristiwa yang telah dilewati. Jangan berpikir jadi penulis cerpen dahulu. Mulailah ceritakan kegiatan sehari-hari dalam bentuk kalimat. Satu kegiatan jadi satu paragra
Usia Delapan Puluh Tahun Benar! Masa lewat sekarat Telah datang rambut putih Tiap kali muncul Ia menunggangi permainan Ia pun meloncat-loncat Meremajakan kulit Dan giginya "Apakah usia delapan puluh tahun masih ada permainan?" katanya "Apakah sebelum usia delapan puluh tahun ada
Musuh dalam Diri Seseorang datang Membawa secangkir minuman berisi racun Sebagai hadiah "Untuk apa ini?" kata temannya "Apa bila ada orang yang harus dibunuh, tetapi tidak bijak jika dilakukan secara terbuka. Ia bisa dibunuh dengan diberi sedikit ini, sehingga seprang pun tak akan t
Tergadainya Perasaan jika Berteman dengan Penguasa Kali ini saya benar-benar dibuat bingung dan penasaran oleh pesan yang disampaikan teman saya melaui pesan WA. Dari satu sisi mungkin ada benarnya. Di sini lain, bisa saja bertolak belakang. Berikut bunyi pesannya, saya tulis lengkap: Bahayanya b
Perbedaan! Sebuah pedang berada di tangan pandai besi, menurut perkiraan kita apa yang akan dilakukan pandai besi? Tentu saja dalam pikiran normal yang diterima oleh nalar adalah pedang tersebut sedang diperbaiki untuk ditajamkan. Jika pedang itu berada di tangan penyuka lukisan? Dengan gampang k
Ingin Pengakuan, Diakui, atau Cuek Saja? Seseorang yang ahli pada bidang tertentu akan menampilkan karyanya agar para pemula meyakini keindahan karya itu dan mengakui karya lain yang belum ditampilkan. Demikian juga seorang pemimpin bemberikan bantuan pada rakyatnya agar rakyatnya percaya pemimpi
Apa yang Engkau Sembunyikan? Tiba-tiba saja ia berjalan melewati masa tenggang Sungguh orang ini telah menangkap buruannya "Tangkap dan penjarakan!" katanya Kamu telah membinasakanku dengan keburukan Sebagaimana ia melihat dalam sebuah ruang Kerusakan perbuatan bertengger di balik punggu
Aku Tahu! Aku tahu! Kita semua di sini sudah terlalu kenyang Mengapa mereka tetap datang Dan memakan dengan pelan Seakan melahap dengan penuh keniknatan Di selingi puji-pujian menyenangkan Hidangan yang kita persembahkan Sungguh! Tak memiliki arti apa-apa Semua mampu memasaknya Dan sama nikmatny
Sebuah Pinjaman Apa pun yang engkau lihat Sama persis Sebagaimana yabg ada di sana Apa pun yang ada di sana Sama persis Dengan yang ada di sananya lagi Tak ada hal lain Selain ruang, gudang! Tempat ada dan bertahan Simpanan dan perbekalan Tak pernah habis disediakan Kemudian, Segenggam sifat it
Pemikul Amanah! Ketika suatu ketika ada seorang gadis menyerahkan diri dan bersembunyi di rumah kita, seraya berkata, "Jangan perlihatkan aku kepada siapa pun. Kepada seorang pun! Karena aku milikmu seorang." Mungkinkah kira boleh dan pantas kita memperlihatkannya di pasar-pasar, sambil
Para Pecinta dan Kecewa Apakah mereka mengira, Cinta dan sayang iru sama? Seperti si laki-laki pada perempuannya Seperti ibu pada anaknya Seperti hamba dan tuhannya Atau sebaliknya Bukankah kita semua pencari cinta? Kalaulah mereka pecinta Tentu siap menanggung beban Yang paling ringan Seperti sus
Kalau Berdebat Terus Kapan Selesainya? Seandainya saja cangkir bisa hidup dan berkata, maka ia akan mencintai pembuat cangkir sepenuh hatinya. Lalu setelah cangkir dibuat, beberapa orang mengatakan, cangkir harus diletakkan di atas meja. Mereka yang lain mengatakan, cangkir harus ada penutupnya.
Hidangan! Aku tahu! Kita semua di sini sudah terlalu kenyang Mengapa mereka tetap datang Dan memakan dengan pelan Seakan melahap dengan penuh keniknatan Di selingi puji-pujian menyenangkan Hidangan yang kita persembahkan Sungguh! Tak memiliki arti apa-apa Semua mampu memasaknya Dan sama nikmatny
Hanya Semut Kecil! Seperti sebuah perbandingan Aku melihat matahari Juga bumi Bagaimana akar memanjang ketika ranting dan daun baru bermunculan? Seimbang Dan tidak tumbang Ketika, Gelas kopi berada di tengah piring, dasarnya diberikan air Maksud tuannya, agar semut tak bertengger dan merusak kopi
Cahaya Lilin dalam Sepi Tubuh-tubuh memberikan kehangatan sinarnya Pada musim semi Semua pertanyaan akan terjawab Penyebab-penyebab sekunder akan lenyap Buah-buahan yang mulanya hijau masam Menjadi matang dan manis Emas, perak, permata, berkilauan Tubuh-tubuh bercahaya Melihat dari kejauhan Ia t
Saat-saat Dipermalukan Lewat perantara Ia merambat melalui tutur kata Aku dapat melihat dan menyapa Kamu juga Namun, kita hanya mampu menerka Kita sering mencari Apalagi untuk diri sendiri Bahkan hampir tak pernah menemui Enggan sedang menyerang dalam sembunyi Seperti air laut Datang lewat peran
Air, Jernih, dan Keruh Dalam diri manusia pada dasarnya terdapat seluruh ilmu. Seperti air bening, menampakkan segala sesuatu di dasarnya. Segala pengetahuan dan keterampilan telah disediakan. Mahluk bergerak, tumbuhan air, batu, lumpur, dan lainnya. Mencerminkan segala hal di atasnya. Ini sesuatu
Cermin! Suatu kali saya berdiri di muka cermin, kemudian terpikir hal-hal yang bagi orang lain mungkin dianggap tidak wajar. Pada saat berdiri di muka cermin, si cantk rupa, si gagah, dan yang biasa-biasa akan memperhatikan wajahnya dalam cermin. Bagaimana dengan mereka yang buruk rupa (maaf) yan