Kocak, yg covid kan jelas2 dia udah nyerah dan nyerahin ke pemerintah pusat.. Justru elu yg kudet.. :lehuga
Wa mikirnya dulu Kho Ping Hoo ini beneran pernah tinggal di Cina, soalnya kyk beneran tau daerah2 di sono.. :D
Oeee DPR, makanya buruan ratifikasi Minnesota Protocol supaya si coklat ga bisa seenaknya lagi klo ada kasus2 kyk gini..
jindanjun6946 Gan, namanya otopsi itu harus didahului Surat Permintaan Visum Et Repertum (SPV) dulu Gan, dan Surat ini ditujukan langsung kepada dokter yg akan melakukan pemeriksaan.. Ga bisa otopsi tanpa adanya Surat Permintaan Visum Et Repertum (SPV) ini Gan, nah SPV ini dalam aturannya sudah oto
jindanjun6946 Klo liat KUHP Pasal 222 "Barangsiapa dengan sengaja menghalang-halangi, merintangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat untuk pengadilan, dihukum penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 4.500,– " Dari pasal tsb, sebenernya tidak perlu izin ...
Ini bisa ketauan bener nggaknya dari hasil otopsi pertama, dan juga ya bisa aja ketauan dari hasil otopsi ulangnya klo tidak terlalu banyak kerusakan akibat pemeriksaan otopsi pertama di daerah leher tsb..
F_U Iya Gan, kan udah wa sebut ttg formalin di komen wa, cuma ya tetep, kondisinya sulit karena udah "rusak" akibat otopsi sebelumnya, seperti penjelasan wa di atas, sudah mustahil menentukan hal2 tertentu yg mau dicari pada otopsi kedua, yg akan mudah ditemukan apabila dikerjakan pada ...
suryahendro Tetap perlu orang yg punya ilmu Forensik untuk membedakan apakah luka tersebut terjadi di waktu bersamaan dengan luka yang lain, atau terjadi di waktu yang berbeda..
jindanjun6946 Klo cuma sekedar menilai mana luka otopsi mana yg bukan sih emg gampang, tapi bukan itu hal penting yg mau dicari.. Luka tembak yg sampe menembus tubuh, untuk otopsi pertama itu enak banget melihat saluran lukanya Gan, jangan dikira luka tembak tembus itu kyk di film2, arahnya tegak l
Ini dihubung2kannya cuma karena pas kejadian, pas pula dia mengajukan pengunduran diri? Ato ada bukti konkrit yg laen?
Otopsi kedua itu sebenernya jauh lebih sulit daripada yg pertama.. Karena selain sudah terjadi proses pembusukan, luka2nya sudah dijahit kembali, sehingga lukanya sudah bukan luka yg ori lagi, jadi yg dinilai bukan cuma bagaimana luka orinya, tapi harus menilai mana luka yg diakibatkan otopsi sebe
Organ dalam bagian mana yg gak ada? Waktu otopsi, itu bisa sebagian diambil sebagai sampel ato seluruh organ tertentu diambil (apalagi dicurigai ada kelainan), untuk dilakukan pemeriksaan mikroskopis patologi anatominya dan atau untuk pemeriksaan toksikologi bila ada kecurigaan keracunan, dan bis...
riziek..cabul Klo beneran ada yg kyk gitu tinggal diaduin aja ke dinkes terkait, bakal diproses itu Gan.. Dokter itu ada sumpah dokternya, ada Kode Etiknya juga, mana boleh pilih2 pasien berdasarkan agama, viralin biar mampus dokter yg kyk begitu, ga layak jadi dokter..
Sebaliknya, Brigadir J menderita 7 luka tembak dari 5 tembakan yang dilepaskan Bharada E. Satu tembakan di antaranya bersarang di dada Brigadir J. "Dari 5 tembakan yang dikeluarkan Bharada RE tadi, disampaikan ada 7 luka tembak masuk. Satu proyektil bersarang di dada," ujar Budhi. Yg
beeSide Ilmiah itu setidaknya seperti yg wa jelasin di atas, antara bukti dari hasil Otopsi, tes residu mesiu dan hasil Olah TKP dan Uji Balistik TKP semuanya saling sinkron.. Otopsi itu pekerjaan dokter Forensik, ada ilmu Forensiknya di sana dalam menilai dan menganalisis luka2 yg ada.. Tes resi...
Nefanasa Tapi lucunya yg punya negara, tiketnya kok malah lebih mahal drpd yg swasta, logikanya, klo emg demi masyarakat setidaknya yg murah/subdidi, jd klo ternyata rugi ya wajar aja, klo alasannya menyediakan pelayanan.. Dan yg swasta yg tiketnya murah, malah bisa untung, kan aneh?