(Bagian Ketiga) Debu yang mengabut itu lambat laun menipis. Tampaklah beberapa wajah sangar. Mereka sudah siap dengan senjata masing-masing. Bik Emban ketakutan. Kuda-kudanya terlepas. Dia berlari ke belakang Srikandi, meminta perlindungan. “Ada apa kalian kemari, Kisanak?” Srikandi maju bers...
sumber ilustrasi : pixabay di titik pagi melihat tatapmu mengurung sepi tak ada kehangatan dari secangkir kopi oh, ke mana hendak berlari pada lekuk liku putaran hati hingga saatnya nanti bila janji harus ditepati pemilik cahaya akan memberi beragam cinta bercemeti bangkit dari mimpi memeta kisa...
Udah lama gak baca tulisan yg pov 1 nya pake panggilan 'saya' :) Nice job, gan. Lanjutkan~ kalau buat cerpen memang idenya lebih ngalir kalau pake saya. Hee
Sip jos, senja di bandara aku menunggu jingga di senja, sebelum hujan turun, dan gelap menyambung. Hehehe.
keren kali Sejak lama nggak nulis cerpen, tadi maksa aja. Ehm taunya kelar juga. Tetap aja lebih lancar cerpe nulisnya ketimbang genre silat. Tapi tetap saja dak boleh kentang silatnya. Hehehe. Apalagi silatnya sudah lolos.
Bukan Kumpulan Kisah Nyata Tapi Ada Di Kehidupan Nyata Indeks : 1. Senja di Bandara 2. Cinta Putih Abu-Abu 3. Kali Ini Tentang Mak Onah 4. Ayah Mengajariku Pintar Marah 5. Episode Dini Hari
(Bagian Kedua) Fajar jingga mulai menepi, setelah tugasnya hampir selesai mengawal pagi. Suara riang burung-burung, sayup terdengar dari pucuk pohon yang tinggi. Ayam riuh manakala sang majikan membuka pintu kandang. Coba, siapa yang ingin ketinggalan menikmati pagi yang indah itu? Saat embun men...
mantap betul Terima kasih, Gan. Kayaknya tiap hari harus nulis cerita ini, biar benang merahnya nggak putus, hihihi