“Hubungan yang paling tersedih itu, ketika aku berusaha untuk memperjungkanmu, tapi kamu berusaha berjuang untuk jauh dariku.” -Einmalig- Laki-laki yang masih setia duduk di atas motornya itu terlihat santai membalas senyum beberapa teman sekolahnya yang lewat di depannya, tangannya memeluk h...
-Einmalig- Tatapan-tatapan aneh itu jelas tertuju untuknya. Bisikan yang hampir seperti sindiran itu terdengar cukup keras ditelinganya. Dan lagi, seperti membutakan mata orang-orang itu berjalan begitu saja, meninggalkan jejak sepatu mereka pada lantai yang masih basah. Masa bodoh dengan semua it
-Einmalig- Bunyi gesekan kayu dan lantai terdengar riuh Cumiakan telinga di kelas XI IPA-1. Beberapa siswa laki-laki dan perempuan terlihat tengah melaksanakan piket rutin setelah pulang sekolah. Ada yang bertugas menaikkan bangku ke atas meja, menyapu, mengepel, dan sebagainya. “Lo nyapu pirin...
-Einmalig- ARVID kelewat senang bisa mengendarai motor Ninja plat AB 5 URD miliknya yang kemarin baru keluar dari bengkel. Saat ini, Michan sedang menembus lalu lalang kota Jogja dengan Arvid yang mengemudikannya dan perempuan antah brantah yang duduk diboncengnya. Tidak habis pikir Arvid dengan p
-Einmalig- “Lo harus pulang! Ini sudah malam, hujan juga,” sergah Keara cepat ketika melihat Arvid menyodorkan uang kepada petugas sewa odong-odong. Senyum tipis terukir di bibir Arvid. “Yang bilang sekarang siang bolong panas terik siapa? Kan nggak ada, Ra.” Keara menggeleng, ia mundur s...
-Einmalig- Cuaca malam ini berubah mendung, padahal jelas tadi pagi matahari bersinar sangat terik. Satu persatu cahaya mulai bertebaran di sana-sini menemani langit malam tanpa bintang. Penerangan baik dari lampu taman hingga lampu-lampu hias yang berasal dari becak kayuh (odong-odong) yang bera...
-Einmalig- Pukul lima sore, Arvid dan teman-temannya baru saja selesai bermain futsal di lapangan indoor sekolah. Semuanya tampak kelelahan dan bersiap untuk pulang. Sementara yang lain sibuk berberes, Arvid memilih menjulurkan kakinya lurus ke depan, punggungnya bersandar pada sandaran kursi pa...
-Einmalig- LANGKAHNYA menderap pada lantai lorong rumah sakit, beberapa perawat dan orang-orang yang berada di kursi tunggu bangsal menatapnya dengan sejuta rasa bingung. Persetan dengan kakinya yang telah sakit karena insiden kejar-kejaran di sekolah tadi, perempuan memakai hoodie hitam dan bawaha
Einmalig All Cast 1) Bank Thiti Mahayotaruk as Arvid Rasif https://s.kaskus.id/images/2019/03/15/10541328_20190315081122.jpg 2) Nichaphat Chatchaipholrat/Pearwah as Keara Pavita Megastra https://s.kaskus.id/images/2019/03/15/10541328_20190315081239.jpg 3) Pea Sarit Trilertvichien as Galvin Alp
https://s.kaskus.id/images/2019/03/15/10541328_20190315074146.png EINMALIG “Dia pergi secepat dia datang.”—Arvid Rasif BLURB: “Perihal kejar mengejar, aku sudah hatam. Sudah tahu bagaimana capeknya dan apa-apa saja hasilnya, siap menang siap kalah kapan tiba waktunya di garis finish.” S...
-Einmalig- Tepat setelah bel istirahat pertama berbunyi, Taryn bangkit dari kursinya dan berjalan menuju bangku baris pertama nomor dua dari depan. Ia melemparkan sebuah amplop ke atas meja. Sontak menghentikan aktifitas Nindi yang sedang membereskan buku dan barang-barangnya ke dalam totebag. Nin