Tolong dong media stop blow up berita macam begini.. Masyarakat kita itu orangnya latahan. Ada sedikit info obat walau ngga jelas langsung aja dicoba tanpa mikirin efek sampingnya. Apalagi negara kita itu ajaib dalam penjualan obat. Obat lingkar merah gampang banget belinya. Fyi kortikosteroid se
Kita bisa bicarakan gelombang kedua kalau gelombang pertama sudah terbentuk alias kurva sudah sempat menurun. Lah ini kurva masih terus naik kok malah ngomongin gelombang kedua.. Kalau mau membicarakan kesadaran itu kembali ke pemahaman masyarakat terhadap wabah covid-19. Ngga usah ngomongin pelo...
Makanya pak (mantan) dokter, kalau mau memberikan contoh itu bukan hanya di medsos saja. Tunjukkan pula di dunia nyata alias dalam kehidupan anda sehari-hari. Jangan lain di medsos, lain pula di real life. Walhasil jadi korban bully netizen deh.. Ngga usah mewek dan sok ngancem lah. Anda juga perna
Waiiitttt... katanya abis 40rb bakal melandai kurvanya??? Piye iki BNPB??? Ayo distop dulu tesnya... Btw ini jawa timur makin menggila ya.. 384 kasus baru dalam sehari. Dikit lagi ngelewatin Jakarta nih..
Ngga kadrun, ngga cebong.. kelakuan bagai pinang dibelah seribu.. Saya numpang tertawa saja deh gan.. BUAHAHAHAHA...
Lah piye toh? Si Novel kan dicap taliban sama cebong. Kalau si jaksa juga kadrun, jadi kali ini taliban vs kadrun gituh??? *makanpopcorndipojokan
Jadi maksud bapak kalau tidak ditunjuk seorang perwira polisi menjadi komisaris, kepolisian tidak akan turut serta dalam mengamankan BUMN dari konflik, sengketa, dll? Atau dengan adanya komisaris yang berasal dari kepolisian jadi mempermudah proses pengamanan? Apapun alasannya berarti ada masalah
Aspek paling penting dalam menerapkan aturan adalah pengawasan dan follow up aturan. Di negara kita itu adalah aspek paling lemah. Walhasil semua aturan bisa dinegosiasi atau bahkan menguap begitu saja. Kalau pun ada pengawasan paling sifatnya insidental kalau mau didokumentasi atau oknum lagi BU.
Disaat negara lain berlomba-lomba maju dalam dunia digital, di Indonesia pernah ada mentri kominfo yang komentar “buat apa sih speed internet tinggi2??”
Entah kenapa saya merasa kemenangan pak ma’ruf menjadi wapres membuat MUI merasa memiliki kekuatan politik.. Jadi lebih aktif dan mencoba bersuara.. Hati-hati ya pak kyai sekalian, dunia politik itu semua serba abu2, ngga bisa asal pake kacamata kuda satu agama.. Tapi apalah artinya omongan rakya
Gimana sih TS.. Jelas-jelas terdakwanya sudah ngaku ngga sengaja.. Ngga sengaja punya air keras.. Ngga sengaja datengin korban.. Ngga sengaja nyiram.. Ngga sengaja ngumpet.. Ngga sengaja ketangkep.. Jaksa juga ngga sengaja nyebut satu tahun..
Lah itu camatnya asik amat main lempar ke sudin? Masa sekelas sudin ngurusin perorangan? Ini jelas kerjaannya Lurah - Rw - Rt dan kerjasama dengan petugas gugus tugas. Sekarang jawaban dari mereka apa? Terutama tingkat Rt dan gugus tugasnha nih yang harus diinterogasi. Bisa-bisanya lepas pengawasan
been.tank Yo’i.. Rumitnya seperti komputer udah penuh sama virus, worm, dll dan didukung dengan sistem operasi yang memang banyak celahnya. Mendingan diwipe dan format ulang, terus install sistem baru. Sayang realitanya kita ngga bisa asal berangus semua. Kecuali kalau ada revolusi..
been.tank Hahaha.. agan sehat? Memangnya ada kata2 saya yang menyalahkan pemerintah dan meminta mereka intervensi? Saya hanya mempertanyakan omongan jaksa dan menyayangkan sistem peradilan di negara kita kok. Lain kali kalau komentar dibuka dulu kacamata kudanya gan. Dunia ini ngga sesempit daun
Serius ngga mudeng sama alasan jaksanya. "Pelaku tidak sengaja menyiram air keras ke kepala Novel" Masa pelaku beralasan ngga sengaja bawa air keras ketika mendatangi Novel, ngga sengaja pula Novel tersiram air kerasnya, dan sekali lagi ngga sengaja yang tersiram bagian kepala. Pelaku m
emasmurni rachmacool Ngga etis dibuka harga.. tapi buat perbandingan, di lab mikrobiologi salah satu universitas di jakarta harga swab pcr sekitar 1.7jt. Itu mereka sudah mengambil untung untuk pelayanannya. Jadi bisa sedikit dibayangkan berapa harga modalnya.