tapi angen2e panjenengan mbois banget lho puh. klo posisi raja seperti itu gak akan terpengaruh gonjang ganjing politik kayak sekarang. sebenarnya sekarang ini juga gak ngaruh paling pihak2 yg merasa punya kepentingan saja dan masyarakat yg latah 'ela elu' coba dipkir jernih diantara sabda itu m
inggih kang masagung... Terimakasih pelurusan tentang "maheso jenaripun" Klo yg "api dibukit menoreh" saya sempet baca.. Tapi yg "sabuk inten nogosoro" dereng ketemu bukunipun.... :mewek ngapunten om... kalau handayaningrat puniko setahu saya bukan keturunan majapah
o iya... Ada yang terlupa kang masagung... Dahulunya pengging itu justru merupakan kekuasaan kecil lho mas... Pengging "sepuh" sendiri sahulunya merupakan kerajaan kecil.... Handayaningrat sendiri sebenarnya ya "dirangkul" majapahit... Dan entah bagaimana ceritanya beliau
Disana ada apa puh. maklum saya dari luar jogja iya bener juga puh. kalo budaya di campur kekuasaan atau politik nanti jadinya malah kacau. dan kalo raja ada di atas gubernur jadinya jogja ini menjadi kerajaan monarki yang ada di dalam negara demokrasi dong ya? hehehe...ya tetap provinsi yg dip
Jawa yang tak pernah ikhlas menerima Islam atau Kegagalan Islam di tanah Jawa tergantung dari sudut mana anda melihatnya :malus
etengan, patangan atau sirah sikil....siapa yg kesentuh kepala atau kakinya kalah, ini permainan ketangkasan
Kalau menurut saya skenario Joko Tingkir sebenarnya dipersiapkan untuk menyudahi perang saudara di Demak, karena meskipun berdarah biru Joko Tingkir bukan keturunan langsung penguasa. Tapi ternyata para wali tidak kompak dalam hal ini ada kubu Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus yg masing2 mendukung m...
tapi saya kok rodho "kurang mathuk" ya kang.... Kalau gara gara "sultan" kalipatulah... Dewan wali tidak ada lagi... Kok rasane spekulatip ya kang... Kalau spekulasi saya... Dewan wali itu mulai tinggal "gema..." Setelah adanya pesantren yg secara sporadist bermunc
menurut saya sah-sah saja kok sabda tersebut dikeluarkan, lha wong raja itu punya kuasa atas segalanya, jangan tanyakan ttg paugeran karena ucapan raja itu paugeran, hukum yg harus dipatuhi kawulo. tentang perjanjian ki ageng girig, sebagai raja Sri Sultan HB X juga berhak merubah atau membatalka...
memang kelihatannya ada indikasi kearah sana gan....adanya grand skenario seperti yg agan maksud...kalo direnungkan sangat lah tdk mngkin anak seorang yg dianggap pemberontak dan membahayakan bagi kekuasaan Kesultanan Demak dpt diterima dlm lingkungan keraton Demak apalagi sampai mendapatkan kedud
gajah kang??? Memang gajah itu tunggangan raja ketika perang kok kang... Walaupun di jawa.... Kalau kang kromo maen ke baluwarti kasunanan... Solo.. Selatanya ada kampung gajahan... Disitulah dahulu gajah keraton di pelihara... Apakah gajah itu yang kemudian dipindah ke sriwedari....??? (aku o
Kalae misalkan betul seperti itu, kira2 siapakah desainer kekhalifahan tersebut? masalah siapa silahkan disimpulkan sendiri tapi yg pasti setelah diangkatnya Sayidin Panatagama Kalifatullah Tanah Jawa , sudah tidak lagi terlihat peran wali dan tidak ada pengganti wali.
Memang cukup menarik kalo membicarakan lokasi bekas keraton Kesultanan Pajang yg masih misterius...yg ane agak bikin bingung kenapa ya sejarah tentang keberadaan Kesultanan Pajang dan Sultan Hadiwijaya kurang peminatnya utk serius diteliti dan justru kisah sejarah Sultan Hadiwijaya atau yg lebih di
kalau menurut saya kerajaan demak - mataram adalah sebuah grand desain kekhalifahan di jawa yg berujung kegagalan. Demak gagal karena perang saudara berbeut tahta. Pajang 'digagalkan' karena Hadiwijoyo adalah keturunan orang yg dekat dengan Syech Siti Jenar. Mataram dari segi kerajaan berhasil me...