Pukul 03.00 pagi, aku terbangun. Aku melihat Kak Raf sedang tertidur disampingku. Wajahnya yang begitu tampan tampak pada saat dia tidur. Aku bangun dari tidurku dan menuju kamar mandi yang ada didalam kamarnya. Hanya sekedar untuk mencuci muka karena aku tak bisa tertidur kembali. Tak lupa aku m...
Setengah jam perjalanan, aku dan Kak Raf sampai dirumahnya. Dia masih diam tak mau berbicara. Aku dan Kak Rafael sampai didepan kamarnya. Rafael : "Mau apa ?" Arin : "Aku.. Mau ganti baju, Kak.." Kak Rafael mengambil tas dan barang-barangku. Dia menaruhnya diluar kamarnya. Raf
Pagi itu, aku dan Kak Raf berangkat bersama. Kali ini kami naik motor matic nya, karena tak mungkin naik mobil Papa nya karena kalau hari kerja itu pasti macet. Aku sengaja bangun lebih pagi untuk membuatkan sarapan. Dan baru kali ini aku bangun pukul 5 pagi. Rasanya masih lelah mata ini. 30 menit
Kami sudah sampai di rumah Kak Raf. Dalam perjalanan, dia hanya melihat dan senyum kepadaku. Aku berusaha untuk menyembunyikan tangisanku tetapi aku tidak bisa. Kami turun dari mobil, dan Kak Rafael menarik tanganku untuk menuju ke atas. Bukan untuk masuk ke kamarnya, tetapi tepat dilantai paling...
"Arin..." "Arin.. Bangunlah.." "Hei.." Seperti ada suara yang memanggil didalam tidurku. Rafael : "Arin.." Arin : "Hhmm.." Rafael : "Bangunlah.. Jangan tidur seperti itu.. Nanti kamu sakit.." Arin : "Maaf Kak.. Aku ketiduran.."
Malam itu kami bersenang-senang bersama. Kami kedatangan anggota keluarga baru disini, yaitu Kak Billy karena bersedia mengantar Kak Mona dan aku sampai di tujuan. Setelah bersenang-senang hingga kelelahan, kami semua beristirahat. Aku belum bisa istirahat karena udara disini dingin. Aku hanya bisa
Sudah 5 hari Kak Rafael dirawat dirumah sakit. Dan akhirnya, dia sudah diperbolehkan pulang. Namun, dia harus tetap kontrol dirumah sakit untuk memastikan kesembuhannya. Senangnya hatiku, akhirnya pria yang aku cintai saat ini sudah bisa menemani keseharianku disekolah. Rafael : "Terima kasih
Rafael : "Eh.. Ada kamu.." Arin : "Katanya masih sakit.. Kenapa malah main ?" Rafael : "Habis aku bosan.." Arin : "Aku susah hubungin kakak.. Ternyata lagi main.. Sudah makan siang belum ?" Rafael : "Belum.. Aku malas.." Arin : "Astaga ! Bisa...
Arin : "Assalamu 'Alaikum.." .... : "Wa 'alaikum salam.. Pasti ini Arin.. Ayo masuk.." Arin : "I..Iya.." Aku disambut oleh wanita yang sudah berumur di rumah Kak Rafael. Pasti dia neneknya Kak Rafael. .... : "Saya Mirna, Nenek nya Rafael.." Arin : "Oh..
Rendy : "Hey.. Mona.. Kamu kenapa menangis ?" Mona : "...." Rendy : "Ini kenapa foto-foto kita sobek-sobek seperti ini ? Mona.." Mona : "Kenapa ? Peduli apa kamu sama aku, Ren ?" Rendy : "Aku salah ?" Mona : "Ya.. Kamu salah.. Kamu selalu hadir
Awan mendung mulai menyelimuti langit. Angin bertiup dengan kencang. Aku dan Kak Rafael masih ada di tengah-tengah pemakaman. Dan hujanpun turun begitu derasnya. Arin : "Hujan, Kak.." Rafael : "Siapa bilang gunung meletus.." Arin : "Ih, Kakak !" Rafael : "Hahahaha
Pagi itu, Maya mengetuk pintu kamarku dengan keras. Maya : "Arin !! Bangun !!" Arin : "Aduh, May.. Iya iya.." Maya : "Cepat !! Nanti terlambat.." Aku mengambil HP ku yang tergeletak dikasur. Lalu aku melihat jam. Astaga ! Sudah pukul 6.40.. Aku mandi dan bersiap-siap
Pagi itu aku bangun dari tidurku. Ternyata Kak Rendy sudah tak ada dikamar. Aku membuka selimut dan menemukan tubuhku tak memakai pakaian sama sekali. Aduh. Bodohnya diriku. Apa yang aku lakukan tadi malam dengan Kak Rendy ? Aku menarik nafas panjang dan mencoba tenang. Aku bangun dari tempat tidur
Rendy : "Kenapa, Rin ?" Arin : "Ngga apa-apa, Kak.." Rendy : "Jangan bohong kamu.. Aku lihat Mona marah.. Gara-gara aku ya ?" Arin : "Bukan salah Kak Rendy.. Memang ini salahku.. Harusnya aku ga dekat-dekat dengan Kak Rendy.. Maaf Kak.." Aku melangkah menjauh
Rendy : "Rin.." Arin : "Hhmm.." Rendy : "Selamat pagi.." Arin : "Sudah pagi, Kak ?" Rendy : "Iya.. Sudah jam 9.." Arin : "Ya ampun.. Aku kesiangan.. Aw.." Rendy : "Sudahlah kamu istirahat dulu.. Masih sakit kan ?" Arin : "...
Aku mencoba untuk bangkit. Sambil menahan sakit yang ada ditubuh dan dikepalaku. Aku berjalan keluar toilet dan terjatuh kembali. Aduh, sakit sekali rasanya. Sampai-sampai aku mengeluarkan air mata karena menahan sakit ditubuhku. Sambil berjalan perlahan, aku bergegas ke kelasku karena sudah masu...
Aku berjalan perlahan menuju kelasku dengan kepala tertunduk. Aku malu sekali karena habis menangis. Ya beginilah aku. Gampang dibuat menangis. Dan sampailah aku dikelasku. Lina : "Arin.. Kamu kenapa ?" Maya : "Kenapa matamu ?" Lina : "Seperti habis menangis.." Lalu B
Cerita nya keren nih.. Suka bikin cerita fiksi juga ya ? Ane kebetulan lagi bikin cerita fiksi juga.. Kapan2 mampir ke trit ane ya.. Salam kenal gan.. :shakehand2
Dia lelaki misterius yang suka aku temui. Lelaki dengan wangi malaikat subuh. .... : "Hai.. Lama tak berjumpa.." Arin : "Sedang apa kau disini ?" .... : "Dia lelaki yang baik.." Arin : "Siapa ?" .... : "Kau pikir siapa ? Rela mengantarmu pulang.." A
Aku diantar pulang oleh Kak Rafael menggunakan motor matic nya. Tak butuh waktu lama untuk menuju ke kost an ku. Rafael : "Ingat janjimu ya." Arin : "Iya Kak.. Terima kasih.." Rafael : "Jauhi dia, dia bukan orang baik.." Dan akhirnya dia pun pergi dan menghilang dari