Sementara itu, Banta yang hanyut terbawa arus gelombang laut terdampar di sebuah pantai dan ditemukan oleh sepasang suami-istri yang sedang mencari kerang. Sepasang suami-istri itu pun membawanya pulang dan mengangkatnya sebagai anak. Setelah beberapa lama tinggal bersama kedua orang tua angkatny...
Namun, nasib malang menimpa Banta. Ketika sampai di tengah laut, ia bertemu dan ikut dengan kapal Jakub yang baru saja pulang berlayar dari negeri lain. Saat ia berada di atas kapal itu, kain emas dan suasa yang diperolehnya dengan susah payah dirampas oleh Jakub. Setelah kainnya dirampas, ia dib...
Setelah mendapatkan kain emas dan suasa tersebut, Banta pun meninggalkan pulau itu. Ia berlayar mengarungi lautan luas menuju ke kampung halamannya dengan menggunakan daun talas saktinya. Hati anak muda itu sangat gembira. Ia tidak sabar lagi ingin menyampaikan berita gembira itu kepada ibunya da...
"Terima kasih, Tuan! Banta sangat berhutang budi kepada Tuan. Banta akan selalu mengingat semua kebaikan hati Tuan," kata Banta.
"Kamu sangat mahir bermain suling, Banta! Kamu pantas mendapatkan kain emas dan suasa ini," ujar kepala kampung itu.
Banta pun menceritakan alasannya sehingga ia harus berjuang untuk mendapatkan kain tersebut. Karena iba mendengar cerita Banta, akhirnya kepala kampung itu memenuhi permintaannya. Dengan keahliannya, Banta pun memainkan sulingnya dengan lagu-lagu yang merdu. Kepala kampung itu benar-benar terbuai...
Melihat keteguhan hati Banta Berensyah hendak memiliki kain tenun tersebut, kepala kampung itu kembali bertanya kepadanya.
"Maaf, Tuan! Saya memang tidak mampu membayarnya dengan uang. Tapi, jika Tuan berkenan, bolehkah saya membayarnya dengan lagu?" pinta Banta Berensyah seraya mengeluarkan sulingnya.
"Hai, Banta! Dengan apa kamu bisa membayar kain emas dan suasa itu? Apakah kamu mempunyai uang yang cukup untuk membayarnya?"
Kepala kampung itu tersentak kaget mendengar permintaan Banta, apalagi setelah melihat penampilan Banta yang sangat sederhana itu.
"Maaf, Tuan! Kedatangan saya kemari ingin mencari kain tenun yang terbuat dari emas dan suasa. Jika Tuan memilikinya, bolehkah saya membelinya?" pinta Banta Berensyah.
Setelah memperkenalkan diri dan menceritakan asal-usulnya, Banta pun menyampaikan maksud kedatangannya.
Beberapa saat kemudian, seorang laki-laki paruh baya membuka pintu dan mempersilahkannya masuk ke dalam rumah.
"Tok� Tok� Tok.. ! Permisi, Tuan!" seru Banta Berensyah setelah mengetuk pintu rumah kepala kampung itu.
Banta pun mampir ke salah satu rumah penduduk untuk menanyakan kain emas dan suasa yang sedang dicarinya. Namun, penghuni rumah itu tidak memiliki jenis kain tersebut. Ia pun pindah ke rumah tukang tenun di sebelahnya, dan ternyata si pemilik rumah itu juga tidak memilikinya. Berhari-hari ia berk...
Setelah berhari-hari terombang-ambing di atas daun talas dihempas gelombang samudra, Banta Berensyah tiba di sebuah pulau. Saat pertama kali menginjakkan kaki di pulau itu, ia terkagum-kagum menyaksikan pemandangan yang sangat indah dan memesona. Hampir di setiap halaman rumah penduduk terbentang...
Namun, betapa terkejutnya saudagar kaya itu dan para anak buahnya setelah menurunkan Banta Berensyah ke laut. Ternyata, sehelai daun talas itu mampu menahan tubuh Banta Berensyah di atas air. Dengan bantuan angin, daun talas itu membawa Banta menuju ke arah barat, sedangkan pamannya berlayar menuju