Serigala memakan kembang Kembangnya alang-alang Bagaimana tak ingin memandang Melihat si botak ingin dikepang
Kakak makan durian medan Durian loncat seperti katak Kalau tak pandai berdandan Lama-lama kaya kuntilanak
Mangga muda jatuh ke tanah Dimakan semut dan juga kodok Bagaimana tawa tak pecah Melihat gigi palsu jatuh ke mangkok
Pohon cemara banyak monyetnya Monyet berlari sambil berjoget Melihat onta pake celana Mata terbelalak kaget
Mulut manyun disengat lebah Seperti benjolan di kaput Menahan tawa susah payah Melihat akung menyanyi dangdut
Makan sate juga mi ramen Pedasnya membuat tak tahan Cinta adalah sebuah komitmen Yang diikat tali pernikahan
Kuda liar berjalan maju Serong kekanan dan kekiri Karena cinta itu bukan abu-abu Tetapi berwarna seperti pelangi
Cabe rawit cabe setan Dimasak menjadi bumbu-bumbu Bumi terbelah menjadi lautan Sebesar itu cintaku padamu
Minum dawet dengan selasih Minumnya dengan tangan kanan Akhir cerita sepasang kekasih Hingga menuju ke pelaminan
Pagi hari kabutnya pekat Menyelimuti hari-hari Kenal tak harus dekat Karena silaturahmi pun sudah berarti
Ke sekaten untuk jalan-jalan Melihat menawannya parasmu Apalah daya pengen kenalan Tak tau diri karena malu
Wajahmu terlihat pucat Mungkin perut belum kenyang Kemarilah untuk mendekat Karena tak kenal maka tak sayang
Adik lapar dikasih makan makan nasi dan lauk makan penuh gizi dan sehat Dua kaki untuk berjalan Berjalanlah mencari pentunjuk Agar kau tidak tersesat
Buah kedondong buah duku Buah nya asam seperti rambutan Rambutan asam karena masih muda Jika sempat belilah buku Buku ilmu pengetahuan Agar kau tak pilu lagi buta