Putuskan setiap harapan selain kepada Allah. Putuskan setiap kerinduan selain rindu ingin berjumpa dengan Allah.
Lucu, kita membentuk pola pikir anak kecil agar tumbuh menjadi seperti kita. Padahal, diam-diam kita rindu menjadi anak kecil lagi.
Saya merasa ingat kepadanya adalah kemestian hidup saya, rindu kepadanya membukakan pintu angan-angan saya menghadapi zaman yang akan datang.
Aku rindu menyelesaikan pekerjaan besar dan mulia, tapi tugas utamaku adalah untuk menyelesaikan pekerjaan kecil seakan itu pekerjaan besar dan mulia.
Rindu yang nggak bisa dibeli dengan apa pun. Meski kadang rasa rindu itu datang dengan perasaan sedih.
Bolehkah kupesan hatimu? Untuk menghangatkan hatiku yang nyaris beku bila tanpamu. Atau, bolehkah kupesan senyummu saja? Senyummu yang seperti candu, membuatku sulit memejamkan mata karena selalu rindu melihat garis lengkungan manis di bibirmu itu.
Sebenarnya, aku berbohong. Aku selalu takut kehilangan dia, sosok yang belum benar-benar kumiliki. Aku tak selalu di sampingnya, tak selalu bertukar kabar dengannya, tapi rindu seperti punya kendali khusus. Aku tidak bisa menolak untuk tidak mencintai dan merindukannya.
Rasa hangat ketika kedua tubuh bertemu, rasa lengkap ketika dua jiwa mendekat, rasa rindu yang tuntas ketika kedua pasang mata menatap.
Percuma, bergeming pun tidak. Lelahku kini melampaui batas logika, tapi tetap saja sia-sia. Kau selalu di sini, di hatiku, menggerogoti kalbu dengan rindu.
Karena hanya mimpi yang bisa mengingkari kenyataan. Mari menguras rindu tanpa belas kasihan. Selamat malam.
Ternyata, bangun lebih pagi adalah pembunuh gerutu. Karena kita punya waktu untuk secangkir kopi, setampuk lamunan, dan secarik rindu.
Mungkin seseorang masih tak tahu lirih perih dalam rintik rindu ini. Selamat malam, kamu yang berlalu dalam gerimis.
Karena kata hanya perantara, tak bisa seutuhnya. Biarkan rasa yang bicara dari kedalamannya, detik ini. Masih. Rindu ini, untukmu.
Semerbak rindu kuasai udara panas ini, senja pun ikut berdebar menanti berita mu tentang perang dan cinta.
Cinta adalah suatu kecenderungan terhadap sesuatu yang memberikan manfaat. Apabila kecenderungan itu mendalam dan menguat, maka ia dinamakan rindu. Sedangkan sebaliknya, benci adalah kecenderungan untuk menghindari. Apabila kecenderungan itu mendalam dan menguat, maka itu dinamakan dendam.