Aku melakukan itu semua karena aku sangat rindu. Aku merindukan laki-laki yang selalu menjailiku, memotretku dengan cara yang tidak biasa, menertawakanku saat aku terjatuh, tapi selalu ada untukku.
Aku ingin kamu merasa sama perihnya denganku. Menahan rindu itu sungguh mengerikan, bukan? Tapi jangan khawatir, aku tidak akan menyerah hanya karena tikaman rindu dan tusukan cinta. Aku ini seorang pejuang tangguh. Dan aku akanmenghadang apapun demi dirimu yang begitu indah.
Yang paling menyiksa adalah ketika aku merindukanmu dan tahu bahwa rindu itu tidak pernah tersampaikan.
Rumah itu adalah sebuah tempat di mana sejauh-jauhnya kita pergi, kita akan selalu rindu pulang padanya. Sebab hanya di sana, keletihan kita terobati.
Terkadang, bukan rindu yang membuat nyeri di dada, melainkan rasa ingin tahu apakah dia merindukanmu sebesar kamu merindukannya.
Sebenarnya, aku ingin kembali, Ayah Pulang ke teduh matamu Berenang di kolam yang kau beri nama rindu
Rindu itu adalah ketika siklus presipitasi terjadi, dan teringat, kita bersama menghitung kecepatan kilat. Menunggu waktu yang lambat, menuju sesuatu yang akan tamat.
Menghidupkan riak-riak kerinduan dihari terhadap kejadian masa lalu yang tinggal kenangan. Perlahan namun pasti, riak rindu itu menjilati pikiranku, berkelana di dalamnya.
Kadang, kalau kamu terlalu rindu, tubuhmu akan tergerogoti rasa sedih yang luar biasa, lalu mati merana pelan-pelan.
Cinta memang terkadang menjadi sebuah misteri yang tak pernah bisa dimengerti. Datang dan pergi sesuka hati. Menyiksa jiwa dengan rindu. Menggoda hati dengan keindahan khayalan.
Semesta ini terlalu kecil untuk menyimpan rindu sendirian. Kau pasti akan tersiksa jika terus bersikeras menyimpan.
Kau akan jatuh cinta pada sebuah gunung. Untungnya, cintamu pada gunung tak akan membuat sakit. Hanya akan menyiksamu ketika kau merasa rindu.