Cinta itu sabar dan tanggung jawab. Jangan coba-coba nyatain cinta kalo masih takut nggak bisa jaga perasaan dan jaga komitmen.
Aku bukan tak sabar, hanya tak ingin menanti. Karena berani memutuskan adalah juga kesabaran. Karena terkadang penantian membuka pintu-pintu syaithan
Ternyata manusia hanya butuh sabar, yakin dan berusaha untuk mendapatkan apa yang menjadi haknya dari Allah, termasuk soal jodoh.
Hidup ini sudah ada yang ngatur. Kita cuma menjalani apa yang sudah digariskan sama Gusti Allah. Harus sabar dan menerima dengan lapang dada.
Segala sesuatu yang baik, selalu datang di saat terbaiknya. Persis waktunya. Tidak datang lebih cepat, pun tidak lebih lambat. Itulah kenapa rasa sabar itu harus disertai keyakinan.
Ini bukan cerita dongeng Bawang Putih atau Cinderella. Mereka bisa tetap sabar dan berbaik hati pada saudara tirinya. Ini bukan nyata. Siapa yang ditindas, cepat atau lambat dia akan melawan penindasnya.
Pas kita ada di masa lalu, kita nggak sabar pengen lihat masa depan. Eh, pas udah di masa depan, kita bakal rindu sama masa lalu kita.
Sabar ketika di bully itu pahit rasanya. Tapi kadang yang pahit itu justru yang bisa menyembuhkan luka.
Hidup ini dipergilirikan satu sama lain. Kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Kadang kita tertawa, lantas kemudian kita terdiam, bahkan menangis. Itulah kehidupan. Barang siapa yang sabar, maka semua bisa dilewati dengan hati lapang.
Pada akhirnya, toh kamu harus memilih. Ibarat petualangan, kamu bisa pergi dan berpetualang dengan siapa pun. Tapi, sampai kapan? Ada satu masa ketika kamu akhirnya merasa lelah dan kembali pada seseorang yang denga setia dan sabar menunggumu.
Membuat kopi itu ritual laki-laki. Buat Ayah, semua langkah mulai dari memilih beans, grinding, sampai kopinya siap diseduh, prosesnya seperti hidup seorang laki-laki. Sebagai laki-laki, tugas utama kita adalah mengambil pilihan terbaik untuk diri kita sendiri dan orang-orang yang dekat dan terga...
indakan tepat menghadapi pemimpin yang zhalim adalah dengan sabar, yaitu tidak mematuhinya ketika diperintah berbuat durhaka.