Segala sesuatu pasti punya batasan. Punya limit. Seperti halnya manusia yang terlahir ke muka bumi ini. Ada batas waktu dan pada akhirnya semua akan menemukan titik batas itu.
Aku juga nggak bisa melangkah sebagai sepatu tanpa kamu. Karena sepatu butuh pasangannya, nggak hanya sepatu kanan saja.
Puisi lebih baik dan lebih filosofis dari sejarah, karena puisi mencurahkan seluruh alam semesta, di mana sejarah hanya menceritakan sebagian.
Kami belajar tidak hanya di pondok, kalau hari cerah, kami lebih senang di alam terbuka, di bawah pohon, atau dekat sungai, atau jalan-jalan ke sana ke mari dengan buku digulung dan disemat pulpen, lalu diselip di celana atau cawat masing-masing.
Bahkan jika kabut asap merupakan risiko bagi kehidupan manusia, kita harus ingat bahwa kehidupan di alam, tanpa teknologi, adalah kematian yang besar.
Ada kalanya lelaki terkesan oleh perempuan lantaran dia sedang berada di luar lingkungan sehariannya, seperti yang terjadi pada para pekerja pengukur tanah itu. Ada kalanya lelaki tunduk kepada naluri pemberian alam; kecenderungan berpetualang. Ada kalanya pula seorang perempuan memang dibekali k...
Kamu tidak membutuhkan kekuatan besar, atau senjata-senjata terbaik untuk menemukan bunga matahari pertama mekar. Kamu cukup memiliki keberanian, kehormatan, ketulusan, dan yang paling penting, mendengarkan alam liar tersebut.
Kita adalah titik-titik kecil yang terkorelasi oleh Alam Semesta. Duka mereka, duka kita. Sakit mereka, sakit kita. Doa mereka, doa kita.
Cinta seperti es krim, akan selalu manis mau beku ataupun cair. Cinta juga seperti cokelat, akan tetap manis walau dia beku atau cair.
Kita kaum pembaharu muslim masih terlalu banyak menoleh kebelakang. Kita masih telalu sibuk melayani serangan-serangan dari orang-orang muslim tradisional. Kalau ini sampai berjalan lama dan menjadi kebiasaan saya kuatir kaum pembaharu akan terlibat dalam apologi bentuk baru, yaitu apologi terhadap
Ketiadaan budaya ilmu bersepadu dalam tamadun hari ini telah mengakibatkan peluasan bencana kehilangan adab. Kebiadaban ini telah melahirkan banyak kerosakan dalam pemikiran dan akhlak manusia serta alam tabii. Dalam pemikiran dan akhlak, kejahilan atau kebebalan dan kemalasan intelektual dikaitkan
Dua hal tidak ada batasnya: alam semesta dan kebodohan manusia; dan saya tak yakin tentang alam semesta.
Alam dan manusia telah membikinnya tidak brdaya dalam umur yang baru setengah abad. Sejak meninggalkan kampung halaman dan keluarga ia hanya mengenal penderitaan, tindasan, dan aniaya. Kami hanya dapat menangis dalam hati. Dan itupun tidak berguna. Orang-orang Jepang yang telah menindasnya sampai...
Keamanan kebanyakan hanyalah takhayul. Hal itu tidak pernah ada di alam, begitu pula anak-anak manusia yang merasakannya. Menghindari bahaya tidak lebih aman dalam waktu lama dari pada menghadapinya.
Alam memberi kita satu lidah, akan tetapi memberi kita dua telinga, agar kita mendengar dua kali lebih banyak daripada berbicara.