Yayaya..masa lalu semestinya memang gaboleh ikut campur dalam rencana masa depan. Tapi, semua orang perlu mencoba memperbaiki kesalahan masa lalu... Kalo emang, masih ada yg harusnya dijelasin, kenapa enggak? Haha Ardi mungkin takut perasaannya ke Bulan bakal muncul lagi
Bab 10 Penjelasan dan Luka Lama Butuh sekitar beberapa menit sebelum akhirnya Ardi menyadari siapa orang yang berdiri di hadapannya. 8 tahun, bukan waktu yang sebentar untuk Ardi mencoba melupakan Bulan. Dan begitu Ardi berhasil menemukan seseorang yang membuatnya bahagia kembali, dengan mudahnya B
Bab 9 Undefined Feeling Persiapan pernikahan Ardi dan Nata sudah hampir 60 %, orangtua dari kedua belah pihak juga merestui hubungan mereka. Semakin lama, Nata mulai mengenal kepribadian Ardi. Ardi adalah orang tersabar yang pernah dikenalnya, dan terlihat sangat penurut. Misalnya ketika Nata ingin
Njirr, janda 20 tahun?? :kagets Entah kenapa jadi kagum sama wanita yg berjuang sendiri dalam keadaan yg kek gitu :D Wanita bukan makhluk yg lemah, bahkan akan terlihat semakin kuat jika terus hidup setelah ditinggal lelakinya :thumbup Haha, saya juga jadi kagum sama Nata Makasih gan udah mau baca
Bab 8 Happiness Hubungan Nata dan Ardi sudah mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Nata memulai membuka dirinya dan nggak lagi bersikap formal. Ardi juga belum bisa memastikan status hubungannya dengan Nata, karena ia gak mau membebani Nata dengan menuntut macam-macam. Buat Ardi, Nata yang mul
Bab 7 Sakit Nata bangun saat mencium bau yang asing di sekitar tempat tidurnya. Oh bukan tempat tidurnya, dia gak tau di mana ia tidur sekarang. Nata melirik bagian bawah tubuhnya yang tertutup selimut warna biru. Naked dan ya ampun seorang pria tidur di sebelahnya.... Ardi. Sedetik kemudian ia sa
Bab 6 Ini Apa ? "Hai Nat. Udah lama datengnya ?" tanya Ardi begitu melihat Nata yang sedang memakai celemek hitamnya. "Hai. Saya baru aja sampe." "Oh gitu, kamu sarapan dulu gih. Sejak kerja di sini kamu makin kurus, saya jadi ngerasa bersalah." "Bersalah kenapa
Bab 5 Mengenal Nata Ardi menatap jam tangan yang ada di pergelangan tangannya. Sudah hampir jam 12 siang tapi Nata belum datang untuk bekerja. "Kamu kemana sih, Nat ?" Batin Ardi dalam hatinya Nata akhirnya baru muncul jam setengah satu. Wajahnya penuh keringat dan pakaiannya agak beran
Bab 4 Karyawan Baru Nata sampai di La Lune hampir pukul 11.30. Ia bingung tentang baju apa yang seharusnya dikenakannya selama bekerja. Nata memutuskan untuk mengenakan kaos polo berwarna hitam dan celana bahan warna cokelat. Nata memantapkan diri untuk memulai kerja nya di kedai milik Ardi. &qu
Gaji 3jt di kedai kopi? Wow....saya terkenyut. Wah klo ada beneran, nitip "adek" gw dung.......adek ketemu gede mwahahaha. Haha 3 juta itu gaji rata rata pekerja di kota saya:)
Bab 3 Pertemuan Kedua Hampir dua minggu Ardi gak mendengar kabar dari Nata. Setelah bertukar nomor hp, tidak ada komunikasi yang mereka lakukan. Ardi juga makin sibuk dengan kedai kopi miliknya yang makin rame, Apalagi dia hanya dibantu oleh satu sahabat yang merangkap menjadi karyawannya yaitu ...
Bab 2 Pameran Seni "Mau ke mana lo, Ar ?" tanya Bimo teman satu kost Ardi sekaligus sahabat dekatnya sejak dibangku SMA. "Gue mau ke pameran lukisnya Mas Emir." "Mas Emir siapa ?" "Emir Prihardjo. Masa lo gak tau sih ?" "Lo tau sendiri kalo gue buta soa
Bab 1 Wawancara Majalah Food & Travel Ardiansyah Putra, pria sukses berumur 26 tahun itu membaca singkat email yang dikirimkan salah satu penerbit majalah ternama di Jogja, 'Food & Travel'. Ardi diminta untuk kesediaannya menjadi salah satu narasumber di majalah itu, Ardi tertegun, gak b
Part 18 Akhirnya gue dan Jesse resmi balikan setelah pemikiran panjang gue. Kalo boleh jujur gue merasa perasaaan yang beda. Gue kadang masih keinget Devan, tapi pikiran tentang Devan buru-buru gue lupakan. Jesse mengalami masa-masa sulit dan depresi hampir bunuh diri. Tapi gue ga pernah nyegah d
Part 17 Gue mulai udah bisa melupakan masalah dan perasaan gue sama Devan. Gue seperti diajarkan banyak hal dari kejadian Timmy dan Devan. Kadang rasa kepastian dan kenyamanan aja ga cukup, kita juga perlu seseorang yang bener-bener tulus sama kita. Ketika gue mulai menjalani hari-hari gue seperti
Part 16 Gue menjalani hari gue seperti biasa meskipun semakin hari perasaan gue makin bertambah ke Devan. Gue berusaha buat nyibukin diri waktu itu, tapi tetep aja kadang kalo gue lagi sendiri gue kepikiran soal dia. Gue deket sama salah seorang temen SMPnya Devan namanya Derry. Gue selalu curhat
Part 16 Gue merasa ga nyaman dengan perasaan gue sendiri waktu itu. Setiap gue papasan sama Devan di kelas perasaan gue campur aduk sendiri. Sampe akhirnya gue memutuskan buat jujur ke Devan. Setidaknya bukan untuk siapa-siapa, tapi buat diri gue sendiri. Gue chat dia duluan. Gue : "Dev, bol...
Part 15 Setelah acara sekolah itu selesai, gue dan temen" satu angkatan gue balik ke sekolah naik truk tronton. Sampe di sekolah gue, Vani, dan Micky mau balik dan nunggu taksi di depan minimarket depan sekolah (karena rumah kami bertiga kebetulan searah). Pas lagi nunggu taksi, gue liat Dev...