- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Indonesia Beli Kapal Selam dari Korsel
TS
aditri
Indonesia Beli Kapal Selam dari Korsel
Semoga gak repost. klo repost
Untuk menambah kekuatan armada laut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan program pengadaan persenjataan era SBY yang memesan tiga kapal selam baru dari Korea Selatan. Kapal selam yang dipesan Indonesia adalah kelas Chang Bogo senilai USD 250 juta.
Jokowi mengatakan, kapal selam tersebut ada yang dibuat di negeri ginseng itu. Ke depan, Jokowi mengupayakan agar ada kerjasama pembuatan antara Korsel dengan Indonesia.
“Ke depan yang diusahakan adalah join production, sehingga ada transfer, training pelatihan,” kata Jokowi setibanya di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jakarta, Jumat (13/12).
Menurutnya, kerjasama tersebut bertujuan untuk memaksimalkan agenda kemaritiman yang dimilikinya.
“Arah kita adalah agenda maritim. Hasil seperi itu akan kita perkuat,” katanya.
SUMBER
Demi memperkuat armada laut, Indonesia memesan tiga kapal selam baru dari Korea Selatan. Kontrak pembelian senjata ini dimulai pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan oleh Presiden Jokowi.
Ketiga kapal selam pesanan itu merupakan jenis terbaru dari kelas Chang Bogo yang dibuat khusus untuk Indonesia.
Dari penelusuran, Jumat (12/12), kapal selam jenis terbaru ini merupakan peningkatan dari tipe sejenis, yakni 209/1200. Kapal berbobot hingga 1.400 ton ini dilengkapi alat anti torpedo yang bernama Torpedo Acoustic Counter Measures (TACM).
Saat ini kapal selam tersebut baru digunakan secara internal oleh Angkatan Laut Korea Selatan. Indonesia akan menjadi negara kedua yang menggunakannya. Soal persenjataan, Korsel memang tak mau main-main. Ketegangan dengan Korea Utara membuat para peneliti senjata negeri ginseng itu selalu membuat senjata terbaik.
Dilengkapi mesin diesel Type 12V493 AZ80 GA31L yang dipasang di beberapa sisinya, kapal selam ini mampu berlari 11 knot di permukaan dan 21,5 knot di bawah permukaan. Dengan kecepatan tersebut, kapal selam ini mampu menempuh jarak maksimal hingga 20 ribu km.
Dari sisi persenjataan, terdapat 8 lubang torpedo berukuran 533 mm, dan teritegrasi dengan roket anti serangan udara UGM-84 Harpoon. Kapal ini mampu memuat 28 ranjau laut, di lokasi penyimpanan torpedo dan harpoon.
Untuk tenaganya, terdapat baterai Lithium-ion untuk meningkatkan kecepatan di dalam air hingga mampu mencapai lima kali dari kecepatan maksimal.
Sebagai navigasinya, dipasang Atlas Electronic CSU 90, L-3’s MAPPS yang terintegrasi. Cukup awas untuk mendeteksi kapal selam musuh dan kapal-kapal perang permukaan milik lawan.
Dengan kekuatan yang akan dimiliki ini, masih beranikah kapal-kapal asing mencuri kekayaan laut di perairan Indonesia
SUMBER
Pembelian ini melanjutkan dari jaman Pak SBY, thanks gan choopy
Kunjungi thread ane yang lain
Cara Murah Ke Raja Ampat
Tiru Tanaman Laut Biowave Mampu Hasilkan Listrik
Layang-Layang Laut untuk Energi dari Arus Laut Kecepatan Rendah
Batfish, Bukan Kelelawar Biasa
Sistem Peringatan Dini untuk Mengetahui Kapan Telur Penyu Menetas
SPESIFIKASI DAN KEUNGGULAN LANDSAT 8
Banda Neira, Pulau Yang Mengagumkan
Bagaimana Menentukan Harga Minyak di Indonesia?
Kepulauan Togean, Surga di Teluk Tomini
10 Lokasi Surfing Terbaik di Indonesia
IPB Kembangkan Pembangunan Kelautan
Memudarnya kejayaan maritim Bima
Quote:
Untuk menambah kekuatan armada laut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan program pengadaan persenjataan era SBY yang memesan tiga kapal selam baru dari Korea Selatan. Kapal selam yang dipesan Indonesia adalah kelas Chang Bogo senilai USD 250 juta.
Jokowi mengatakan, kapal selam tersebut ada yang dibuat di negeri ginseng itu. Ke depan, Jokowi mengupayakan agar ada kerjasama pembuatan antara Korsel dengan Indonesia.
“Ke depan yang diusahakan adalah join production, sehingga ada transfer, training pelatihan,” kata Jokowi setibanya di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Jakarta, Jumat (13/12).
Menurutnya, kerjasama tersebut bertujuan untuk memaksimalkan agenda kemaritiman yang dimilikinya.
“Arah kita adalah agenda maritim. Hasil seperi itu akan kita perkuat,” katanya.
SUMBER
Spesifikasi kapal selam Chang Bogo pesanan TNI AL
Quote:
Demi memperkuat armada laut, Indonesia memesan tiga kapal selam baru dari Korea Selatan. Kontrak pembelian senjata ini dimulai pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dilanjutkan oleh Presiden Jokowi.
Ketiga kapal selam pesanan itu merupakan jenis terbaru dari kelas Chang Bogo yang dibuat khusus untuk Indonesia.
Dari penelusuran, Jumat (12/12), kapal selam jenis terbaru ini merupakan peningkatan dari tipe sejenis, yakni 209/1200. Kapal berbobot hingga 1.400 ton ini dilengkapi alat anti torpedo yang bernama Torpedo Acoustic Counter Measures (TACM).
Saat ini kapal selam tersebut baru digunakan secara internal oleh Angkatan Laut Korea Selatan. Indonesia akan menjadi negara kedua yang menggunakannya. Soal persenjataan, Korsel memang tak mau main-main. Ketegangan dengan Korea Utara membuat para peneliti senjata negeri ginseng itu selalu membuat senjata terbaik.
Dilengkapi mesin diesel Type 12V493 AZ80 GA31L yang dipasang di beberapa sisinya, kapal selam ini mampu berlari 11 knot di permukaan dan 21,5 knot di bawah permukaan. Dengan kecepatan tersebut, kapal selam ini mampu menempuh jarak maksimal hingga 20 ribu km.
Dari sisi persenjataan, terdapat 8 lubang torpedo berukuran 533 mm, dan teritegrasi dengan roket anti serangan udara UGM-84 Harpoon. Kapal ini mampu memuat 28 ranjau laut, di lokasi penyimpanan torpedo dan harpoon.
Untuk tenaganya, terdapat baterai Lithium-ion untuk meningkatkan kecepatan di dalam air hingga mampu mencapai lima kali dari kecepatan maksimal.
Sebagai navigasinya, dipasang Atlas Electronic CSU 90, L-3’s MAPPS yang terintegrasi. Cukup awas untuk mendeteksi kapal selam musuh dan kapal-kapal perang permukaan milik lawan.
Dengan kekuatan yang akan dimiliki ini, masih beranikah kapal-kapal asing mencuri kekayaan laut di perairan Indonesia
SUMBER
Spoiler for WIKIPEDIA:
DSME signed a contract with Indonesia on for the supply of three Improved Chang Bogo class submarines. These submarines will be equipped with Atlas Electronic CSU 90 hull-mounted passive and active search-and-attack sonar and flank sonar arrays, Indra's Pegaso RESM system and Aries low-probability of intercept radar, L-3's MAPPS integrated platform management systems[38] and Sagem's Sigma 40XP inertial navigation systems.
The South Korean Chang Bogo-class submarines, originally based on Type 209/1200, had reportedly been heavily upgraded from a time early in the 21st century,[5] which if properly undertaken was supposed to include domestic hull stretch augmentation from 1,200 tons to 1,400 tons, and installment of domestically developed Torpedo Acoustic Counter Measures (TACM).[6][7] These upgrades could have been affected due to Korean economic problems of the late 1990s, which affected other plans to acquire nine 1,500-ton AIP-equipped boats or upgrade six 1200 boats to 1,500-tons AIP-equipped boats,[6][8][9] although the more ambitious plan to acquire nine 1,800-ton Type 214 AIP submarines was preserved and put under progress, which will reportedly be wrapped up in 2018 when all submarines of the type are scheduled to be commissioned. Outfitting the submarines with Sub-Harpoon launching capability was a part of the upgrade,[6] and this seems to have been properly carried out by 2002 on at least one submarine. By 2007, Na Daeyong and Lee Eokgi were demonstrated to have the capability.[1][10] In the 2008 RIMPAC the submarine Lee Sunshin also demonstrated its sub-harpoon capability.[11] By 2009 it was reported that nine South Korean-modified 1,400-ton Type 209 submarines were in service with the ROKN.[12][13] As of 2011 they were reported to be 1,200-ton Type 209 submarines.[14][15] They can equip the White Shark heavy torpedo,[7][16][17] and can possibly equip submarine-launched Hae Sung anti-ship missiles later on.[18][19] LIG Nex1 began producing TACM for unspecified submarine types of the ROKN as well, which finished development in 2000.[20][21] AIP and flank-array sonars are planned for future modernizations.[15] The Chang Bogo class offered to Indonesia will already be in stretched and augmented forms including guided missile-launching capabilities and a surface displacement of 1400 tons, quite similar to the original plan to upgrade the existing Chang Bogo class submarines of ROKN to similar specifications.[2]
A science documentary by EBS has revealed that Chang Bogo-class submarines undergo major generational overhaul and refit every eight to twelve years.[22] The overhaul and refit involves periodic cutting, complete disassembly, and rewelding of the hull for the upgrade or total replacement of the submarine's old engines, navigational equipment, batteries, and other essential equipment with their modern counterparts.[22] Hull stretch may also have taken place in some of the Chang Bogo-class vessels since the early 2000s, but it has neither been completely confirmed nor denied. Some Chang Bogo-class vessels are demonstrated to have sub-Harpoon launching capability when previously the class was lacking it. ROKN is committed to build and maintain a submarine force of 26 attack submarines until 2025, excluding small and midget submarines, though it is not clear how many submarines among those will belong to the Chang Bogo class.[23] The oldest commissioned Chang Bogo class submarine by then will be 32 years old.
Lithium-ion battery power stacks are being developed to increase the underwater endurance of Chang Bogo-class submarines by two to three times, offering four to five times the power density of Type 209's current lead-acid batteries and as much as twice the power density of Type 214's BZM 120 fuel cells.[24][25]
The South Korean Chang Bogo-class submarines, originally based on Type 209/1200, had reportedly been heavily upgraded from a time early in the 21st century,[5] which if properly undertaken was supposed to include domestic hull stretch augmentation from 1,200 tons to 1,400 tons, and installment of domestically developed Torpedo Acoustic Counter Measures (TACM).[6][7] These upgrades could have been affected due to Korean economic problems of the late 1990s, which affected other plans to acquire nine 1,500-ton AIP-equipped boats or upgrade six 1200 boats to 1,500-tons AIP-equipped boats,[6][8][9] although the more ambitious plan to acquire nine 1,800-ton Type 214 AIP submarines was preserved and put under progress, which will reportedly be wrapped up in 2018 when all submarines of the type are scheduled to be commissioned. Outfitting the submarines with Sub-Harpoon launching capability was a part of the upgrade,[6] and this seems to have been properly carried out by 2002 on at least one submarine. By 2007, Na Daeyong and Lee Eokgi were demonstrated to have the capability.[1][10] In the 2008 RIMPAC the submarine Lee Sunshin also demonstrated its sub-harpoon capability.[11] By 2009 it was reported that nine South Korean-modified 1,400-ton Type 209 submarines were in service with the ROKN.[12][13] As of 2011 they were reported to be 1,200-ton Type 209 submarines.[14][15] They can equip the White Shark heavy torpedo,[7][16][17] and can possibly equip submarine-launched Hae Sung anti-ship missiles later on.[18][19] LIG Nex1 began producing TACM for unspecified submarine types of the ROKN as well, which finished development in 2000.[20][21] AIP and flank-array sonars are planned for future modernizations.[15] The Chang Bogo class offered to Indonesia will already be in stretched and augmented forms including guided missile-launching capabilities and a surface displacement of 1400 tons, quite similar to the original plan to upgrade the existing Chang Bogo class submarines of ROKN to similar specifications.[2]
A science documentary by EBS has revealed that Chang Bogo-class submarines undergo major generational overhaul and refit every eight to twelve years.[22] The overhaul and refit involves periodic cutting, complete disassembly, and rewelding of the hull for the upgrade or total replacement of the submarine's old engines, navigational equipment, batteries, and other essential equipment with their modern counterparts.[22] Hull stretch may also have taken place in some of the Chang Bogo-class vessels since the early 2000s, but it has neither been completely confirmed nor denied. Some Chang Bogo-class vessels are demonstrated to have sub-Harpoon launching capability when previously the class was lacking it. ROKN is committed to build and maintain a submarine force of 26 attack submarines until 2025, excluding small and midget submarines, though it is not clear how many submarines among those will belong to the Chang Bogo class.[23] The oldest commissioned Chang Bogo class submarine by then will be 32 years old.
Lithium-ion battery power stacks are being developed to increase the underwater endurance of Chang Bogo-class submarines by two to three times, offering four to five times the power density of Type 209's current lead-acid batteries and as much as twice the power density of Type 214's BZM 120 fuel cells.[24][25]
Pembelian ini melanjutkan dari jaman Pak SBY, thanks gan choopy
Quote:
Original Posted By choopy►itu tiga kapal selam udah kontrak dari jaman sby kali
nih beritanya
http://finance.detik.com/read/2013/1...lai-diproduksi
nih beritanya
http://finance.detik.com/read/2013/1...lai-diproduksi
Kunjungi thread ane yang lain
Quote:
Cara Murah Ke Raja Ampat
Tiru Tanaman Laut Biowave Mampu Hasilkan Listrik
Layang-Layang Laut untuk Energi dari Arus Laut Kecepatan Rendah
Batfish, Bukan Kelelawar Biasa
Sistem Peringatan Dini untuk Mengetahui Kapan Telur Penyu Menetas
SPESIFIKASI DAN KEUNGGULAN LANDSAT 8
Banda Neira, Pulau Yang Mengagumkan
Bagaimana Menentukan Harga Minyak di Indonesia?
Kepulauan Togean, Surga di Teluk Tomini
10 Lokasi Surfing Terbaik di Indonesia
IPB Kembangkan Pembangunan Kelautan
Memudarnya kejayaan maritim Bima
Diubah oleh aditri 16-12-2014 06:41
0
4.7K
Kutip
47
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan