Islam adalah salah satu agama yang mengajarkan kedamaian dan rahmat bagi umatnya, maka dari itulah kenapa Islam disebut sebagai rahmatan lil alamin, yaitu Rahmat Bagi Alam Semesta. Cerminan Islam yang damai dan teduh tersebut tentunya tidak terlepas dari peranan Sang Suri Tauladan, Nabi Muhammad SAW yang senantiasa menunjukkan akhlak yang baik dan menjadi contoh utama bagi umatnya dalam berperilaku sehari – hari.

Sebagai sesosok Teladan dan panutan seluruh Umat Muslim di seluruh dunia, Rasulullah SAW sendiri tentunya memiliki akhlakul karimah yang mencerminkan kepribadiannya sebagai Nabi dan Rasul Allah yang layak dicontoh, baik dalam peranannya saat menyampaikan pesan – pesan kebenaran, pemimpin umat dan Negara bahkan dalam kehidupan sosialnya kepada sesama manusia.

Dari semua perilaku dan akhlak yang dicontohkan oleh beliau, tidak ada satupun yang mengarahkan kepada kebencian, kekerasan dan permusuhan, tidak hanya di kalangan muslim semata, bahkan di kalangan non muslim pun sendiri, Rasulullah tetap bersikap santun dan bijak, meskipun kerap menerima hujatan, ejekan, hinaan, bahkan ancaman pembunuhan dari orang – orang non muslim. Saat Rasulullah menerima segala perilaku buruk tersebut, tidak ada rasa dendam dalam hati beliau dan lantas memerangi mereka, namun sebaliknya, Rasulullah malah mendoakan orang – orang tersebut agar kelak diberikan petunjuk oleh Allah SWT.

Salah satu keresahan yang kerap terjadi akhir – akhir ini khususnya di Indonesia adalah, umat Islam seakan mudah sekali untuk diprovokasi amarahnya oleh orang – orang yang sengaja ingin memanfaatkan sentimen SARA di kalangan umat Islam demi tujuan politik dan kekuasaan. Agama Islam yang pada dasarnya suci, mereka kotori untuk kepentingan politik mereka dan akhirnya menjadikan agama sebagai alat untuk melenggangkan kepentingan politik kotor mereka. Hal inilah yang sebenarnya disebut sebagai pemanfaatan atau pembodohan umat Islam dengan berkedok agama. Jadi agama itu pada dasarnya Suci dan baik, sesuai yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW, namun akibat ulah orang – orang yang memperalat agama inilah yang akhirnya citra umat Islam dianggap buruk oleh orang – orang diluar Islam. Maka tidaklah mengherankan jika Islam kerap dilabelkan sebagai agama yang bar – bar, teroris, keras, pemberontak dan brutal, tidak lain akibat ulah oknum – oknum yang mengatasnamakan Islam demi kepentingan politik mereka. Perilaku – perilaku buruk seperti inilah hal – hal yang sebenarnya layak kita kritisi bersama – sama demi citra baik Islam.

Ada satu kisah teladan dari Rasulullah SAW saat berhasil merebut Kota Mekkah di tangan Kafir Quraish, saat itu umat Islam dalam posisi yang kuat dan bisa saja langsung menghakimi para Kafir Quraish tersebut dengan melakukan kekerasan. Namun apa yang dilakukan Rasulullah? Rasul justru memafkan mereka dan meminta kepada umatnya untuk bersikap tenang dan bersahabat. Dan karena keteladanan dari Rasulullah tersebut, sebagian Kafir Quraish tersebut akhirnya menerima Islam sebagai agama mereka. Selain itu, juga pernah suatu ketika Rasulullah menemui kondisi sering dilempari kotoran hewan, dihujat dan dimaki oleh umatnya, namun bukannya dendam dan benci, Rasul justru mendoakan mereka karena Rasulullah sadar mereka sebenarnya tidak mengerti dengan yang mereka ucapkan.

Kisah menarik lainnya berkaitan dengan hubungan sosial Rasulullah SAW yaitu saat Rasulullah tengah melayani seorang nenek tua Yahudi yang sebenarnya sangat membenci beliau. Nenek tua tersebut tidak mengetahui seseorang yang melayaninya selama ini karena kondisinya yang buta. Setiap kali Rasulullah SAW menyuapi makanan ke nenek buta tersebut, nenek tersebut terus – terusan memaki Rasulullah dan menceritakan kebenciannya kepada orang yang menyuapinya tersebut, yang nota benenya adalah orang yang sedang dimakinya saat itu. Namun, suatu hari saat Rasulullah wafat, Rasulullah sempat meminta kepada Abu Bakar As Siddiq, Sahabatnya untuk menggantikan dirinya merawat nenek tua tersebut sepeninggalnya nanti. Maka, berangkatlah Abu Bakar ke rumah nenek tersebut untuk menggantikan Rasulullah dan yang mengagetkan adalah si nenek tua merasakan bahwa ada yang berbeda saat dia disuapi dengan orang lain. Si nenek berujar, mengapa perlakuan yang kudapat berbeda dan tidak selembut dan seramah orang sebelumnya? Saat itulah Abu Bakar dengan perasaan sedih dan berurai air mata mengatakan kepada nenek tersebut bahwa yang selama ini menyuapinya sudah meninggal dan dia adalah orang yang selama ini nenek tua itu maki – maki dan hina, yaitu Muhammad SAW. Sontak aja si nenek tua Yahudi itu menangis dan menerima Islam sebagai agamanya.

Itulah beberapa contoh tauladan yang harusnya kita resapi dan renungkan bersama sebagai orang muslim. Apalagi saat ini isu SARA kian makin mengkhawatirkan dan kerap meracuni perilaku kita. Contohnya saat momen Pilkada DKI Jakarta akhir – akhir ini, umat Islam seakan tiada henti – hentinya dimanfaatkan amarahnya, yang terbaru adalah saat beberapa organisasi Islam yang mengatasnamakan Islam melakukan aksi demo secara beramai – ramai dengan segala amarah dan hujatan – hujatannya. Isu SARA tersebut bukanlah kali pertama terjadi, bahkan sebelumnya kebencian terhadap orang Non Islam selalu saja diekspresikan dengan amarah dan dendam yang sangat buruk sekali. Inilah sebenarnya yang semakin lama memperburuk citra Islam dimata mereka non Islam sehingga bukannya persatuan yang ada, namun perpecahan dan adu domba. nosara

Karena itulah, sebagai bentuk kepedulian kita bersama marilah kita merangkul diri dalam persaudaraan. Hentikan segala macam pertikaian dan kerusuhan yang dipicu oleh sentiment SARA, terlebih lagi momen PILKADA DKI Jakarta terus – terusan dijadikan momen untuk menebar kebencian antar umat beragama. Mari berikan contoh Islam yang sejuk dan bermartabat, layaknya Rasulullah SAW yang selalui memberikan Suri Tauladan dan Akhlakul Karimah yang baik bagi umatnya.