

TS
ntahwei
Begini Nasehat Para Ulama Terkait Kisruh SARA Jelang Pilkada DKI Jakarta
Spoiler for Welcome To My Thread:
Hi agan - agan semuanya..Dikarenakan ramenya pertikaian dan perdebatan akibat isu SARA jelang Pilkada DKI Jakarta, ane jadi tergerak untuk membuat thread ini supaya kita lebih meredam amarah kita..Saatnya kita berbicara untuk kemajuan DKI Jakarta dari segi Program bukan SARA..

Btw..bantu ane juga ya gan untuk




Quote:
Beberapa hari belakangan ini, kisruh SARA seakan tidak pernah ada henti – hentinya menjadi bahan perdebatan di kalangan masyarakat, baik di dunia nyata maupun di sosial media. Bukannya berpikiran maju untuk membicarakan hal – hal yang lebih krusial dan bermanfaat, isu SARA tersebut justru memiliki dampak yang sangat negatif khususnya bagi kerukunan umat beragama di Indonesia. Namun sayangnya, masyarakat kita justru lebih berminat untuk membicarakan hal tersebut dibandingkan membahas hal – hal yang lebih positif.
Kita pastinya sama – sama tahu, belakangan ini yang menjadi pemicu dari meningkatnya isu SARA ini adalah terkait Pilkada DKI Jakarta yang sebentar lagi akan segera diadakan, tepatnya di tahun 2017 nanti. Salah satu calon Gubernur DKI Jakarta, yang juga saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pastinya sudah “kenyang” dengan serangan – serangan sentiment SARA yang tiada hentinya diarahkan kepadanya. Bahkan pada saat dulunya beliau baru saja menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi, Ahok sudah diserang dengan sebutan KAFIR dan Cina. Hingga pada saat ini, yang terakhir adalah digelarnya aksi demo oleh beberapa ormas Islam yang ingin mengkriminalisasikan Ahok yang dianggap telah melecehkan Al-Quran. Padahal, video provokatif yang beredar tersebut adalah hasil editan atau crop dari orang yang tidak bertanggung jawab dan sengaja ingin memperkeruh isu SARA tersebut.
Terkait kekisruhan dan kerusuhan tersebut, ada baiknya kita lebih menyejukkan hati kita untuk mendengarkan beberapa nasehat dari para ulama yang tentunya tidak menginginkan adanya perpecahan di tubuh Bangsa Indonesia. Apalagi isu SARA terkait Pilkada DKI Jakarta ini tidak hanya terjadi di kalangan masyrakat Jakarta saja, akan tetapi sudah meluas hingga ke seluruh Indonesia.
Bagaimana kata ulama mengenai kisruh SARA tersebut, berikut beberapa ringkasannya.
Kita pastinya sama – sama tahu, belakangan ini yang menjadi pemicu dari meningkatnya isu SARA ini adalah terkait Pilkada DKI Jakarta yang sebentar lagi akan segera diadakan, tepatnya di tahun 2017 nanti. Salah satu calon Gubernur DKI Jakarta, yang juga saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pastinya sudah “kenyang” dengan serangan – serangan sentiment SARA yang tiada hentinya diarahkan kepadanya. Bahkan pada saat dulunya beliau baru saja menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi, Ahok sudah diserang dengan sebutan KAFIR dan Cina. Hingga pada saat ini, yang terakhir adalah digelarnya aksi demo oleh beberapa ormas Islam yang ingin mengkriminalisasikan Ahok yang dianggap telah melecehkan Al-Quran. Padahal, video provokatif yang beredar tersebut adalah hasil editan atau crop dari orang yang tidak bertanggung jawab dan sengaja ingin memperkeruh isu SARA tersebut.
Terkait kekisruhan dan kerusuhan tersebut, ada baiknya kita lebih menyejukkan hati kita untuk mendengarkan beberapa nasehat dari para ulama yang tentunya tidak menginginkan adanya perpecahan di tubuh Bangsa Indonesia. Apalagi isu SARA terkait Pilkada DKI Jakarta ini tidak hanya terjadi di kalangan masyrakat Jakarta saja, akan tetapi sudah meluas hingga ke seluruh Indonesia.
Bagaimana kata ulama mengenai kisruh SARA tersebut, berikut beberapa ringkasannya.
Quote:
Spoiler for Aliansi Masyarakat DKI Jakarta Cinta Damai Saat Membacakan Keterangan Tertulis:

Tokoh dan kiai yang tergabung pada Aliansi Masyarakat DKI Jakarta Cinta Damai meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk mencabut pernyataan terkait persoalan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tentang Surat Al Maidah 51. Menurut mereka, tindakan tersebut perlu dilakukan berhubung semakin kisruhnya pertikaian diantara masyarakat akibat pernyataan tersebut, yangmana dikhawatirkan nantinya akan menimbulkan perpecahan dan permusuhan di kalangan masyarakat yang berbeda pandangan. Para tokoh dan ulama tersebut sebenarnya memahami apa maksud dari pernyataan MUI tersebut, namun menurut mereka saat ini waktunya belumlah tepat bagi MUI untuk bersikap seperti itu, terlebih lagi, berkembangnya isu mengenai pernyataan Ahok terkait Surat Al – Maidah 51 tersebut sarat akan kepentingan politik, dan akhirnya MUI yang selama ini dikenal independen akan terjebak dan ditunggapi oleh kepentingan politik pihak tertentu.
Dalam pernyataan tertulisnya, salah satu tokoh Nahdlatul Ulama Muhammad Ghozi Wahib Wahab Hasbullah meminta kepada seluruh elemen masyarakat agar menghentikan polemik yang bermuatan SARA menjelang Pilkada DKI dan menjunjung nilai Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, serta Pancasila."Kita sepakat Pilkada DKI serentak 2017 tidak ada perpecahan di tengah masyarakat," tegas Muhammad Ghozi Wahib Wahab Hasbullah melalui keterangan tertulis di Jakarta Senin (17/10).
Quote:
Spoiler for KH. Maimoen Zubair:

Tak hanya aliansi masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat DKI Jakarta Cinta Damai saja yang meminta agar kisruh isu SARA jelang Pilkada DKI Jakarta ini segera dihentikan. Salah satu ulama kharismatik yang juga adalah Pengasuh Pondok Pesantren Al- Anwar Rembang, KH Maimoen Zubair KH akhirnya juga turut angkat bicara. Kyiai yang selama ini dikenal sebagai sesepuh dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini juga meminta kepada umat Islam di seluruh Indonesia untuk lebih tenang dan meredakan amarahnya. Kyiai yang biasa dipanggil Mbah Maimoen ini menjelaskan bahwa kisruh SARA tersebut sebenarnya tidaklah perlu dilakukan dan justru sangat merugikan umat Islam sendiri. Mbah Maimoen mengatakan bahwa umat Islam seharusnya memberikan contoh sebagai umat yang santun, ramah dan pemaaf, bukannya cerminan umat yang pemarah dan suka menghujat, apalagi menurut beliau juga, Ahok sudah dengan tulus meminta maaf secara terbuka didepan publik terkait kisruh tersebut. Pihaknya pun meminta agar umat Islam tak lagi terpecah belah dan membesar-besarkan masalah tersebut.
“Dia (Ahok) itu kan sudah meminta maaf, maka jangan dibesar-besarkan. Sehingga bila amarah dapat diredam maka persatuan juga bisa dijaga,” kata Mbah Maimoen tegas.
Terkait soal polemik Surat Al Maidah ayat 51 yang menjadi pangkal kontroversi, Mbah Maimoen menyerahkan ke pribadi masing-masing pemilih. Menurutnya, jika umat Islam di Jakarta tak ingin memilih Ahok karena alasan agama, tidak perlu dibesar-besarkan sehingga memicu isu SARA.
“Kalau menurut saya, bila mereka (Islam) tidak suka memilih ya tidak usah dipilih saja. Namun permasalahan itu jangan dibesar-besarkan,” tegasnya.
Jadi menurut beliau, permasalahannya sebenarnya sangat simpel, jika memang tidak suka, ya sudah tidak usah memilih Ahok. Jadi masalah pilihan itu masing – masing, tak perlu sampai menimbulkan perpecahan yang justru merugikan banyak pihak, khususnya bagi umat Islam itu sendiri.
Marilah kita rangkul persaudaraan dengan menghentikan segala kisruh dan pertikaian yang diakibatkan oleh ISU SARA yang sebenarnya tidak ada gunanya dan semakin membuat kita beradu-domba sesama Bangsa Indonesia. Kita harusnya hidup rukun dan bersaudara, agar nantinya Indonesia jadi lebih maju sebagai bangsa.


Spoiler for BACA JUGA GAN!:
Spoiler for JANGAN LUPA GAN!:
Spoiler for THREAD ANE YG LAEN GAN:
Diubah oleh ntahwei 31-10-2016 09:48


anasabila memberi reputasi
1
12K
Kutip
185
Balasan
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan